"Ka, tuh cewek nunjuk-nunjuk lo."
"Kan gue ganteng, Gar. Dia pasti naksir gue," ucap Azka dengan percaya diri.
"Najis, udah duduk sana," ucap Algar kesal kepada temannya yang sedikit kepedean.
"Iya, Gar, iya."
Setelah mereka duduk di tempat mereka, Azka membuka obrolan.
"Tapi, Gar, cewek itu cantik. Sabi lah, hehe."
"Hilih, coba aja kalau bisa deketin. Tapi, anak kici tidak boleh pacaran, suka-sukaan saja," ucap Algar meremehkan Azka.
"Kalau gue bisa meluluhkan hatinya, gue dapat apa, Gar? Jangan meremehkan dulu ya, kita tidak tahu masa depan. Yang penting harus percaya diri. Anak kici bisa membuat anak kici, loh, Gar."
"Serah lo, Ka, serah," ucap Algar pasrah dengan kelakuan temannya itu.
^°^°
Hari ini, kelas XII IPA 3 memiliki pelajaran PJOK dan Bilaa serta Maria menuju ke lapangan. Tema PJOK kelas itu hari ini adalah basket. Mulai dari siswa terlebih dahulu, sekarang giliran Farel yang sedang berlatih.
'Wow, anak baru ini pandai main basket ya.'
'Ini idaman gue.'
'Rel, ajarin gue dong.'
'Farel harus jadi pacar gue nih.'
Teriakan-teriakan gadis-gadis yang terpesona dengan keahlian Farel terdengar. Setelah Farel, giliran Rendra yang tampil. Tidak sedikit juga gadis-gadis yang teriak kagum pada Rendra, anak Bandung itu. Kemudian dilanjutkan oleh beberapa siswa lain, mereka juga jago, tapi masih di bawah Farel. Kemudian giliran siswi. Pelajaran PJOK pun selesai, siswa dibubarkan terlebih dahulu baru siswi.
Farel dan Rendra biasa membawa hoodie, lalu mereka menepi ke pinggir lapangan untuk mengambil hoodie yang tadi mereka bawa.
Setelah itu, siswi pun ikut dibubarkan. Namun, ketika ada satu siswi berdiri, Farel melihat ada bercak merah di celananya. Farel langsung berlari ke arah siswi tersebut dan mengikatkan hoodie di pinggangnya.
"Woi, Farel mau kemana? Kebiasaan banget ninggalin. Tungguin, sial!" teriak Rendra.
"Heh, siapa sih lo? Kok pegang-pegang, ga sopan tau ga?!"
"Berisik. Di celana lo ada bercak merah, gue cuma gamau itu dilihat banyak cowok," ucap Farel lalu pergi meninggalkannya.
Siswi itu adalah Bilaa. Karena Maria mendengar kegaduhan, ia segera berdiri dan berjalan ke arah Bilaa (jadi, Bilaa dan Maria duduk agak jauh).
"Kenapa, Bil? Ini juga hoodie siapa?" tanya Maria.
"Katanya tadi cowok itu, di celana gue ada bercak merah. Terus dia tiba-tiba suruh gue pakai hoodie dia buat nutupin. Emang bener, Mar?" ucap Bilaa kesal sambil menunjuk cowok yang sudah memberinya hoodie. Bilaa tidak melihat jelas wajah cowok yang memberi hoodie kepadanya.
"Eh, iya, Bil. Di celana lo ada bercak merah. Lo baru datang bulan?" tanya Maria.
"Iya? Kok gue ga nyadar ya?"
"Iya, Bil. Lo ke kamar mandi dulu, nanti gue nyusul sambil bawa ganti buat lo," ucap Maria dengan pengertian.
"Ya udah, Mar. Gue ke kamar mandi dulu. Ambilin ya? Awas aja kalau nggak," ucap Bilaa dengan nada sengit.
"Iya, Bilaaaakuh sayank."
Mereka pun berpisah. Bilaa menuju toilet dan Maria menuju UKS untuk mengambil pembalut dan meminta izin masuk kelas telat karena masalah mendesak Bilaa.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Experience [hiatus]
Teen FictionKalau penasaran, baca aja ceritanya! Gue ga bakal nyimpen deskripsi panjang karena bingung gimana bahasanya. Intinya, ini cerita tentang anak SMA biasa yang sudah tidak asing bagi pembaca-pembaca lama. Update ceritanya sesuai mood dan kalo lagi ga s...