Evnika Syrtlankova, berbaris bersama para khursant - calon penerbang perempuan lainnya melewati gerbang besi Sekolah Pendidikan Penerbang Engel, di Saratov, sebuah kota di wilayah lembah sungai Volga Uni Soviet. Para perempuan yang berusia antara tujuh belas tahun sampai dua puluh lima tahun itu berbaris rapi memasuki gerbang sekolah pendidikan penerbang tersebut. Mereka semua berasal dari berbagai wilayah di Uni Soviet.
Evnika sendiri berasal dari kota Chimkent, Kazakhstan, meskipun dia mendaftar dan berangkat dari Moskow. Semua perempuan yang lolos seleksi pendaftaran awal segera dikirim ke Saratov untuk mendapatkan pendidikan dan pelatihan di Engel, Sekolah Pendidikan Pelatihan Penerbang Uni Soviet. Evnika berbaris dan melangkah dengan gagah mengikuti rekan-rekan lainnya, menuju ke sebuah bangsal besar. Didalam bangsal besar itu semua calon penerbang mengambil tempat diatas sebuah kursi besi.
Gadis Kazak itu terpana melihat ruangan bangsal yang sangat luas. Langit-langitnya yang melengkung terlihat tinggi menjulang diatas kepalanya. Konstruksi tiang baja saling menyilang berpilin, menyangga lempengan besi lengkung sebagai atapnya. Dibagian depannya, terdapat sebuah panggung dari besi dengan podium kayu berukir bintang segi lima berwarna merah menyala. Seorang perwira perempuan berwajah keras tampak sedang berdiri disudut panggung besi sambil mengawasi seluruh peserta yang sedang mengambil tempat duduk.
Setelah semua peserta duduk dikursinya masing-masing, perwira itu berjalan dan berdiri dihadapan podium. Dari sudut ruangan bangsal, terdengar aba-aba untuk para peserta berdiri. Semua perempuan diruangan itu serentak kompak berdiri, dengan suara menggemuruh. Mereka memberi hormat kepada perwira perempuan itu, setelah diberikan aba-aba. Kemudian kembali duduk diatas kursi setelah perwira berwajah keras tersebut membalas hormat mereka.
Dengan suara yang lantang, perwira itu memperkenalkan diri. Dia bernama Yevdokia Rachkevich, seorang commisar berpangkat mayor penerbang. Evnika terkagum-kagum dengan kelantangan suara mayor itu, dia berbicara tanpa menggunakan pengeras suara didalam ruangan bangsal besar ini. Suaranya terdengar jelas, bahkan oleh calon penerbang yang duduk dibangku paling belakang. Mayor itu memberikan sedikit ucapan selamat datang dan kemudian memberikan tempat kepada seorang perempuan berambut pirang yang bernama Irina Rokobolskaya.
Irina Rakobolskaya memanggil nama masing-masing calon penerbang dan membaginya kedalam dua kelompok. Kelompok pertama akan bergabung kedalam resimen ke-586 penerbang tempur dan kelompok kedua akan membentuk resiman baru, resimen ke-588 pembom malam. Evnika ternyata masuk ke resimen ke-588 night bomber. Gadis Kazak itu dapat segera menilai, bahwa resimen ke-586 penerbang tempur, dikhususkan kepada para peserta yang memperoleh nilai kualifikasi yang tinggi, sementara resimen ke-588 night bomber - pembom malam terdiri atas peserta yang tidak mencapai kualitas kualifikasi penerbang tempur.
Evnika hanya tersenyum separuh, menyadari dirinya tidak memenuhi syarat sebagai penerbang tempur. Tetapi dirinya cukup bangga masuk kedalam resimen pembom malam, meskipun saat itu dia belum bisa memahami perbedaannya. Gadis itu berdiri tegak saat mayor Yevdokia Rachkevich menghampiri kelompoknya. Dia menatap wajah Evnika lekat-lekat. Gadis itu sampai merasa kikuk diperhatikan oleh perwira itu.
"Nama kamu siapa khursant?", tanya Mayor itu.
"Evnika Syrtlankova, mayor.", jawab Evnika dalam posisi sempurna.
"Usia?", tanya Mayor itu lagi.
"Duapuluh tahun, mayor.", jawab Evnika singkat.
"Kamu yakin mau jadi penerbang?"
"Da - ya, mayor"
"Kamu sepertinya tidak cocok jadi pilot. Kamu lebih cocok jadi aktris.", kata Mayor Yevdokia Rachkevich sinis.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Night Witches
Historical FictionPerang Dunia ke-II, Jerman melaksanakan Operasi Barbarossa. Operasi penyerangan besar-besaran ke Front Timur yang dilaksanakan oleh Devisi ke-17 Wehrmacht. Penyerangan yang akan mendapatkan perlawanan dari para pahlawan Rusia, yang tergabung dalam M...