III. Pelatihan para Penyihir.

5 1 0
                                    

Evnika Syrtlankova terbangun oleh suara sirene yang melaung keras memenuhi rongga kepalanya. Gadis berusia duapuluh tahun itu mendadak terbangun, dan segera bangkit berdiri tegak disebelah ranjang tidurnya. Kepalanya masih sakit berdenyut-denyut, dia belum terbiasa bangun sepagi ini. Sebelum memutuskan untuk bergabung dengan Resimen ke-588 Pembom Malam, dia selalu menghabiskan pagi harinya berbaring malas-malasan diatas ranjangnya yang hangat. Sekarang semua sudah berubah. Evnika harus dapat bangun awal pagi dan tidur larut malam.

"Sepuluh menit! Beres-beres tempat tidur dan mandi. Saya tunggu kalian di lapangan! Sepuluh menit!", teriak perwira pelatih Irina Rakobolskaya.

Serentak Evnika bersama-sama para khursant - kadet lainnya kompak membersihkan tubuh mereka, beres-beres ranjang dan mengenakan seragam latihan yang tampak terlalu besar. Kemudian mereka semua berbaris rapi dilapangan. Mereka tampak lucu dengan seragam mereka yang terlalu besar. Mereka semua terlihat seperti tenggelam didalam seragam latihan mereka. Tetapi para khursant itu tampak tidak peduli. Mereka kompak memulai latihan fisik mereka dengan berlari berkeliling pusat pendidikan penerbang itu. Menyusuri jalan-jalan aspalnya yang halus, melintasi landasan pacu yang beralas rumput dan meliwati jalan berkerikil diantara dua hanggar. Mereka berlari selama lebih kurang satu jam, sebelum mulai berlatih fisik.

Setiap hari mereka rutin melatih daya tahan dan fisik mereka. Dan meskipun sering kali dianggap remeh dan ditertawai oleh para penerbang laki-laki, mereka tidak bergeming. Mereka terus berlatih. Mayor Yevdokia Rachkevich, terus mengikuti dan memantau perkembangan setiap individu anak didiknya. Sering kali dia juga ikut berlatih fisik bersama para khursant.

Perwira pelatih Irina Rakobolskaya, benar-benar berkonsentrasi untuk meningkatkan kemampuan fisik para khursant - kadet. Setelah dua minggu berturut-turut mereka berlatih fisik secara spartan setiap hari, kemampuan fisik dan stamina setiap individu meningkat signifikan.

Materi pelatihan mereka mulai diselingi oleh materi lain yang bersifat teknikal. Para khursant mulai mempelajari dasar-dasar fisika pada pesawat terbang. Pada pesawat terbang terdapat penerapan Prinsip Bernoulli. Pesawat terbang dapat terangkat ke udara karena kecepatan udara pada sayap bagian atas lebih besar dibandingkan dengan kecepatan udara pada sayap bagian bawah. Akibatnya, tekanan bagian atas lebih kecil dibanding tekanan bagian bawah. Maka sayap akan terdorong oleh udara keatas, ke sisi yang memiliki kecepatan lebih besar.

Mereka juga mempelajari gerak aerodinamika pada propeller/baling-baling pesawat sebagai pengerak utama pesawat mereka. Beberapa khursant mulai mendapat kesulitan untuk menerima materi pelatihan ini. Rata-rata khursanttidak bisa menguasai materi ini dengan baik, kecuali beberapa khursant yang memang menyukai hal-hal yang bersifat teknis. Evnika Syrtlankova dan Natalya Kravtsova termasuk diantara khursant yang menonjol dalam materi ini.

Selain itu mereka juga sedikit-sedikit mulai diperkenalkan dengan senjata api, meskipun tidak semua khursantdapat jatah pistol semi otomatis Tokarev TT-33 dan revolver Nagant.

Setelah dua bulan, mereka baru diperkenalkan dengan pesawat Polikarpov Po-2 yang akan mereka gunakan. Awalnya mereka diperkenalkan bagaimana mengoperasikan pesawat latih ringan tersebut, didarat. Mereka berlatih dengan pesawat yang statis. Sebelum melakukan simulasi sederhana. Setelah itu bertahap melakukan latihan mengemudikan pesawat dengan simulasi yang lebih rumit.

Setelah para calon penerbang itu hapal dan mahir melakukan simulasi darat, mereka mencoba menaikkan / take off pesawat itu dari landasan. Semua calon penerbang dengan mudah menaikkan / take-off pesawat Polikarpov Po-2 itu dengan satu kali percobaan, tetapi tidak semua bisa mendaratkan dengan mulus. Hanya Natalya Kravtsova saja yang bisa mendaratkan pesawat latih itu dengan sempurna pada kali pertama dia mencoba terbang. Perwira pelatih Irina Rakobolskaya, bahkan tidak henti-hentinya memuji kehebatan khursant berambut emas itu, dalam mengendalikan Polikarpov Po-2-nya.

Dua minggu setelah mereka semua menjalani penerbangan perdananya, latihan terbang malam yang sesungguhnya-pun dilaksanakan. Hasilnya, hanya Evnika Syrtlankova saja yang berhasil terbang ke titik tujuan dan kembali dengan satu kali percobaan. Khursant lainnya rata-rata tidak berhasil menemukan titik target utama. Beberapa bahkan terpaksa landing di jalan kampung atau ladang penduduk.

Mayor Yevdokia Rachkevich atas saran perwira pelatih Irina Rakobolskaya, bahkan memberikan catatan khusus kepada khursant muda yang cantik tersebut. Mereka berdua tertarik pada kemampuan diatas rata-rata gadis itu dalam membaca peta navigasi.

 Mereka berdua tertarik pada kemampuan diatas rata-rata gadis itu dalam membaca peta navigasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Night WitchesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang