Pesawat Polikarpov Po-2 Biplane adalah pesawat latih ringan dengan dua tepat duduk. Rangka utama pesawat itu terbuat dari kayu dengan kain kanvas sebagai pelapis pada sayap dan sekujur tubuh pesawat. Daya angkutnya sangat terbatas. Pesawat ringan itu hanya mampu membawa muatan seberat 350 kilogram. Pesawat bermesin tunggal lima silider radial itu juga hanya dapat menghasilkan daya 99hp. Melaju dengan kecepatan maximal 153 kmph, pesawat ini hanya mampu menempuh jarak sejauh maksimal 400km. Sebuah pesawat latih ringan dengan banyak keterbatasan.
Tetapi pesawat kecil ini sangat lincah dengan manuver berbelok yang cepat. Selain itu, pesawat Polikarpov Po-2 tersebut dapat melayang tanpa memerlukan bantuan tenaga mesin. Oleh karena itu, para penerbang Night Bomber - pembom malam, dapat menggunakan keunggulan ini dengan cara mematikan mesin pesawat sebelum tiba dititik lokasi pemboman, dan melayang tanpa suara diatas target mereka.
Evnika dapat dengan mudah menguasai pesawat ringan ini tanpa memakan waktu lama. Tetapi dikarenakan tidak tersedianya radio pada pesawat ini sebagai alat komunikasi, maka para pilot dan navigator pesawat ini harus berkomunikasi secara biasa, tanpa bantuan radio telekomunikasi. Mereka-pun hanya dapat membawa maksimal dua buah bom dan beberapa granat tangan saja sebagai persenjatan utamanya.
Sore ini, mereka terlihat sedang mempelajari navigasi manual dengan menggunakan alat tulis biasa, seperti pensil dan penggaris. Mereka tampak sibuk dibalik mejanya masing-masing. Malam ini mereka akan pertama kalinya berlatih terbang malam dan melakukan serangan latihan ke beberapa titik pengeboman.
Pada latihan kali ini, Evnika akan berpasangan dengan Olga. Mereka akan bergantian bertugas sebagai pilot dan navigator. Setelah mereka semua menyelesaikan tugas navigasi dan mengetahui titik tujuan pada peta, para calon penerbang itu menikmati makan malam mereka, sebelum bersiap-siap untuk latihan. Evnika menikmati borscht-nya perlahan-lahan. Sedangkan Olga sudah menambah porsi borscht keduanya.
Beberapa orang laki-laki penerbang terlihat melirik kearah Evnika. Wajah cantiknya sangat mengundang perhatian mereka yang memandangnya. Beberapa orang laki-laki tampak berbisik-bisik menggunjingkan gadis itu. Evnika sama sekalii tidak mempedulikan mereka.
"Актриса - aktrisa,... Hey... Актриса - aktrisa.", kata salah seorang penerbang itu memanggil "call sign"-nya.
Evnika menoleh kearah penerbang yang memanggilnya. Dia bertemu pandang dengan seorang laki-laki bermata biru dengan rambut jagung. Penerbang itu menaruh dagunya diantara jari telunjuk dan jari tengahnya, membentuk huruf V, lalu menjulurkan lidah sambil mengerakkannya dengan cepat, seperti menjilat. Evnika membuang muka dengan ekspresi jijik. Belum puas sampai disitu, penerbang itu berdiri dan mengoyangkan pelvisnya maju mundur. Gadis itu tetap tidak mempedulikannya. Melihat Evnika tidak bereaksi, penerbang itu berdiri dari kursinya, dan berjalan mendekatinya.
"Oi, Yuri... Cukup sudah kau menggodanya.", kata salah satu penerbang yang berkumpul bersama mereka mengingatkannya.
Tetapi laki-laki yang bernama Yuri ini seperti tidak mengindahkan peringatan kawannya. Dia mendekati Evnika sambil terus mengoyangkan pelvisnya maju mundur.
"Olga... aku sudah selesai. Atau kamu masih mau disini?", tanya Evnika kepada Olga.
Gadis itu terlihat jengah, dan mau menghindari perlakuan tidak senonoh penerbang laki-laki yang sedang mendekatinya. Olga yang duduk membelakangi laki-laki itu terlihat sama sekali tidak mengetahui pelecehan yang diterima Evnika. Dia menatap wajah gadis Kazak itu dengan tatapan tidak mengerti.
"Olga, aku ke barak dulu.", kata Evnika akhirnya sambil berdiri dan melangkah menjauhi penerbang muda itu.
Laki-laki itu dengan cepat meraih tangan Evnika dan menariknya. Gadis Kazak itu terkejut dan menatap tajam wajah si rambut jagung.
"Kamu mau pergi kemana? Aku dengar kalian mau berlatih malam ini? Rudalku juga sudah siap untuk diarahkan, lihat nih...", katanya sambil terus mengoyangkan pelvisnya.
Evnika hanya tersenyum simpul, lalu dengan tidak terduga, kakinya naik. Lututnya menghantam kemaluan penerbang itu dengan keras. Mata penerbang berambut jagung itu kontan mendelik sambil mendengus dan menahan jeritannya.
"Hmmppph...", hanya suara itu yang dapat keluar dari mulutnya, sebelum ambruk.
"Ah... ternyata rudalmu kurang kuat, kawan.", kata gadis itu sambil nyengir.
Semua penerbang yang ada diruang makan itu sontak tertawa terbahak-bahak, melihat tubuh Yuri yang tertekuk, meringkuk. Olga lagi-lagi hanya melongo menyaksikan kejadian itu, lalu menyusul Evnika yang berjalan keluar ruangan kantin.
"Evnika. Apa yang telah terjadi?", tanya Olga mempercepat langkah mengiringi Evnika.
"Nichego osobennogo - Tidak ada apa-apa, Olga.", jawab Evnika santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Night Witches
Ficción históricaPerang Dunia ke-II, Jerman melaksanakan Operasi Barbarossa. Operasi penyerangan besar-besaran ke Front Timur yang dilaksanakan oleh Devisi ke-17 Wehrmacht. Penyerangan yang akan mendapatkan perlawanan dari para pahlawan Rusia, yang tergabung dalam M...