🍃Dwi🍃

39 9 3
                                    

Seorang gadis dengan seragam SMA yang melekat ditubuhnya sedang berdiri tegak di depan gerbang sekolah yang sudah tertutup rapat.

"Mau Bunda antarkan ke ruang Kepsek?" tanya seorang wanita dari dalam mobil, dia menurunkan kaca mobilnya agar bisa melihat sang anak

"Gak usah Bun, Dy sendiri aja" jawab gadis itu

"Mang... Anak saya murid baru disini, tolong izinkan masuk" ujar Wanita itu pada seorang satpam

"Yaudah hati-hati yah, Bunda pergi dulu. Kalo ada apa-apa telepon Bunda" pamitnya setelah melihat gerbang yang menjulang itu terbuka

"Siap, Bunda juga hati-hati di jalan. Semangat kerjanya" sahut gadis itu sembari mengepalkan kedua tangan menyemangati, sang Bunda hanya membalasnya dengan tersenyum haru sebelum akhirnya mobil mewah itu melesat pergi.

"Makasih Mang Ao" ujar Dy pada Satpam yang telah membukakan gerbang

Ellza yang saat ini berada di tubuh Aloody, dia melangkahkan kakinya ragu memasuki area sekolah itu.

Manik hazel itu menatap sekitar tak percaya, semua ini terasa nyata. Tata letak sekolah, Arsitektur bangunan hingga Satpam sekolah dan penduduknya persis seperti sekolah di dunianya dulu. Siapa author hebat yang mampu menuliskan cerita sampai sedetail ini?

Tanpa ragu Ellza berjalan menuju ruang kepsek, ia yakin letaknya pasti bersebelahan dengan ruang guru. Sekolah sudah sepi karena kelas sudah masuk sejak satu jam yang lalu.

Tok tok tok

"Assalamu'alaikum" ujar Dy sembari menyembulkan kepalanya ke dalam, di dalm ruangan itu terlihat seorang pria paruh baya dengan kacamata yang bertengger di dahinya sedang sibuk menulis.

"Allahu Akbar pak Ohim demi apa anda mirip banget, bener-bener cap badak " pekik gadis itu sembari menyelonong masuk membuat pria paruh baya itu kaget

"Eh.. Ehh.. Kok ada bocil disini" ujar pak Ohim keheranan

"Ya Allah pak.. Rindu banget saya ngadem disini, sofa nya masih empuk sam persis seperti terakhir kali saya kesini" ujar Dy sembari duduk di Sofa membuat sang Kepsek melototkan matanya tak percaya

"Adeknya cari siapa? Sana pulang jangan main disini. Aduhh ibunya kemana, kok bisa anaknya dibiarkan berkeliaran? pasti anak guru nih " ujar Pak Ohim frustasi ketika melihat Dy yang sedang duduk sembari meloncat-loncat di Sofa

"Dek pulang ya.. Ibu kamu nyariin, nanti bapak kasih chupa-chupa" rayu pak Ohim sembari menarik Dy menjauh dari sofa

"Mentang-mentang saya pendek dikatain bocil, saya murid baru pakk!!" sanggah Dy tak terima, tubuh yang ia tempati memang cantik dan imut jadi wajar saja jika orang menyebutnya bocil

"Ohh kamu anak baru itu yah? Kenapa mash disini sana masuk kelas. XII IPS-B" ujar pak Ohim

"Saya mau sekelas sama Zello pak" pinta Dy

"Tau darimana kamu disini da murid namanya Zello?" tanya pak Ohim membuat Aloody gelagapan

"Ahaha.. Keberadaan cogan selalu kedeteksi sama saya" jawabnya sembari tertawa garing

"Seterkenal itu ya dia? Sampai yang baru pindah dari Jerman tau" gumam pak Ohim

"Hallooo pak malah ngelamun lagi, jadi gimana Zello kelas apa?" tanya Dy

"Kamu ini gak ada sopan-sopannya kayak si Ellza, udah sana kamu sekelas sama si stagnan" usir pak Ohim sembari menarik Aloody keluar dari ruangannya.

Stagnan adalah julukan untuk Zello yang mengartikan datar, cuek atau dingin.

"Gak bener nih" keluh pak ohim sembari bersandar pada pintu yang kini sudah tertutup rapat

***

"Si stagnan rupanya masih jadi cowok statis yah" ujar Aloody sembari cekikikan

"Saking datarnya triplek ajIGGG" Umpat Aloody ketika tubuhnya berbentur dengan benda keras membuat ia terjengkang

"APAAN SIHH.. MAKANYA PUNYA MATA TUH JANGAN DITARO DITUMIT" Ujar Aloody marah, dia segera bangkit untuk memberikan pelajaran orang yang menabraknya namun begitu melihat wajah orang itu, seketika dia membatu di tempat.

Lelaki yang tadi menabrak Aloody menaikkan sebelah alisnya ketika melihat cewek mungil di depannya tiba tiba terdiam bak patung.

"Sorry" ujarnya datar kemudian melangkah pergi meninggalkan Aloody yang mematung

"Zeze" lirihnya membuat langkah kaki cowok itu terhenti, meskipun pelan namun ia dapat mendengar jelas lirihan gadis itu

Dia menolehkan kepalanya kebelakang melihat cewek yang saat ini tengah menunduk, kemudian melanjutkan langkahnya

"Setelah gue pergi satu minggu lo masih terlihat baik-baik aja, lo bahkan gak nyariin gue" lirih Aloody sembari terisak, ingin sekali dia memeluk tubuh atletis itu. Namun saat ini ia sadar akan posisinya.

"Jangan-jangan lo udah punya yang baru, gak !! Gak bisa!!" Aloody mengangkat kepalanya dia menatap sendu punggung yang mulai menjauh itu

BUGH

Sebuah sepatu berwana pink dengan polet putih itu mendarat sempurna mengenai punggung lelaki yang tengah berjalan di koridor membuat lelaki itu meringis karena lemparan yang tiba-tiba dari arah belakangnya.

Dia berbalik namun tak ada siapapun di koridor ini, dia mengambil sepatu itu dan melanjutkan kembali langkahnya.

Sedangkan sang pelaku sedang bersembunyi disamping tong sampah dengan tubuh yang sedikit bergetar takut ketahuan, Emosinya meluap ketika melihat sang tunangan baik-baik saja seolah tidak terjadi apapun oleh sebab itu dia mengorbankan sepatunya sebagai pelampiasan dan ternyata lemparannya tepat mengenai sasaran.

Dirasa aman Aloody keluar dari persembunyian, sekarang dia yakin bahwa ini bukan dunia novel. Dia tidak bertransmigrasi kedalam cerita apapun, dia hanya bangun di raga yang berbeda dengan dunia yang sama.

"Buang ajalah, nanti bisa beli lagi" ujar Aloody sembari memasukkan sepatunya yang sebelh lagi kedalam tong sampah jika tidak begitu ia akan ketahuan bahwa ia melempar sepatu tadi.

Tok tok tok

"Assalamu'alaikum.. Permisi mubar nich" ucao Aloody sembari mengetuk pintu yang diatasnya terdapat tulisan XII IPS-B

"Oh iya silahkan masuk nak dan perkenalkan diri" sahut Guru yang sedang mengajar

"Selamat pagi kawan-kawan, salam sejahtera untuk kita semua. Izinkan fakir ilmu ini memperkenalkan diri"

"Nak..Cukup sebutkan nama kamu dan asal kamu sekolah ya" potong guru itu

"Ellza"
"Iya bener.. Ellza banget gayanya"
"Liat dari gerak geriknya gak bisa diem persis Ellza"

Bisik para murid di kelas itu, ketika melihat sang murid baru mirip seseorang. Bukan dari rupanya namun tingkah lakunya.

"Nama saya Aloody Diamond Genevra, mahal banget kan nama gue ada berliannya, yang mau top up diamond FF or ML pc aja. Dulu gue tinggal bareng keluarga bahagia di Jerman"

"Udah cukup perkenalannya.. Silahkan duduk sama Agnisa" potong guru itu lagi

"Halo Agnisa.. Bolehkah aku duduk disini?" tanya Aloody sembari duduk disamping gadis itu

"Lo kayak Ellza" ujarnya sembari terkekeh

"Ellza? Siapa dia?" tanya Aloody pura-pura penasaran

"Ellza anak kelas sebelah, nanti lo bakal tau sendiri kalo udah ketemu dia" jelas Agnisa

"Dia sekolah hari ini?" tanya Aloody

"Tentu, senakal nakalnya dia gak pernah absen kalo urusan sekolah" jawab Agnisa santai namun berhasil membuat jantung Aloody pindah

____________________________________

~TBC~

25 Maret 2023

Alterasi Tri AtmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang