🍃Sat🍃

23 5 3
                                    

Seorang lelaki tengah duduk termenung di dalam kelas dengan pikiran yang berkelana memikirkan kekasihnya yang kembali berulah.

Dia sudah melacak semua lokasi tempat yang biasa gadis itu kunjungi ketika membolos ditengah jam pelajaran berlangsung namun hasilnya nihil, dia tidak menemukannya dimanapun. Tak seperti biasanya, lantas kemana gadis nakal itu pergi?

Zello memijat pelipisnya pelan, pagi-pagi begini sudah dipusingkan banyak hal terutama tingkah murid baru yang selalu merecokinya, terkadang dia merasa heran kenapa para murid menyukai gadis petakilan ini? Kok bisa?

"Zello lagi ngapain?" tanya Aloody sembari memutar kursinya sehingga dia berhadapan dengan Zello yang berada dibelakang.

"Lagi gak mau diganggu" jawab Zello datar membuat gadis itu malah terbahak.

"Lo bisa diem gak?! denger suara lo bikin gue tambah pusing" hardik Zello

"Gejala kemiskinan tuh" ceplos Aloody membuat Zello tertohok

Lihatlah bahkan bibir ranum itu tidak pernah berhenti mengoceh, meski ia telah berucap pedas. Terbesit dalam pikirannya 'Apa gue cium aja ya? Soalnya berisik banget'. Eh? Zello mengenyahkan pikiran kotor itu.

"Lo liatin gue, fix lo suka sama gue" putus Aloody penuh keyakinan, sebelum ia menyanggah ucapan Aloody teman-temannya lebih dulu dateng

"Dia gak bawa ponsel, jadi gue gak bisa lacak" ujar Zephryn yang baru datang diiringi oleh ketiga curut. Zacca, Tizzi dan Luigi. Melihat keberadaan mereka Aloody seketika menyingkir, dia membalikkan badan.

"Biarin aja nanti juga balik, thanks guys" ujar Zello

"Yakin?" tanya Zephryn heran, biasanya Zello tak akan tenang sampai tau kemana perginya Ellza membolos namun sekarang dia membiarkannya begitu saja?

"Ya, dia tau kapan waktunya pulang" jawab Zello yakin, entahlah dia merasa Ellza ada disekitarnya meskipun raganya tak terlihat disini oleh sebab itu ia merasa tenang.

"Oke, kita cabut" pamit Luigi, mereka pun beranjak pergi karena kelasnya berbeda dengan Zello

"Eh.. Aloody ngapain disitu?" tanya Zacca heran ketika melihat Aloody berjongkok dibawah bangkunya seolah tengah bersembunyi

Duk... Gadis itu merasa kaget, hingga kepalanya terpentok meja. Dengan wajah yang memerah dia keluar dari kolong meja

"Oh.. Gue.. Gue lagi nyari... hidayah, ya bener hidayah" jawab Aloody gugup

"Hidayah?" tanya Tizzi memastikan

"Y-Yaaa... Lo tau kan hidayah tuh ada dimana-mana, jadi gue lagi nyari buat si Agnisa biar dia tobat gitu " jelasnya sembari tersenyum kikuk

"Semoga dapet ya hidayahnya" balas Zacca sembari menahan tawa, bukan hanya dia mereka juga menahan tawa melihat tingkah dan alibi gadis itu. Mereka pun melanjutkan langkahnya, meninggalkan Aloody dan Zello.

"Anj sakit!!" umpat Aloody sembari mengusap kepalanya yang terpentok meja

"Pfttt... Makanya lain kali jangan dengerin pembicaraan orang, karmanya dibayaran cash kan" cibir Zello

"GR banget.. Lagian siapa yang dengerin pembicaraan lo" sanggah Aloody tak terima

"Ehh btw emang pacar lo kemana?" tanyanya, sudah terlanjur ketahuan juga kan. Dia duduk disamping kursi Zello

"Kepo, orang asing dilarang ikut campur" balas Zello membuat Aloody memberengut kesal

"Lo gak tahu ya? Gue tuh udah dianggap anak sama mama Rosa, jadi gue sama Ellza tuh sodara satu jiwa" jelas Aloody

Alterasi Tri AtmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang