PART 1

13 2 0
                                    

Brakk..

"Aduhh, pantat gue,"

Terdengar ringisan dari seorang gadis berperawakan tinggi, kulit kuning langsat, dan rambut panjang bergelombang yang jatuh dari ranjangnya.

"Ah elah lagi enak – enak tidur juga,"

Gadis itu beranjak menuju kamar mandi untuk bersiap sekolah. Kita panggil saja dia Aletta, Aletta Putri Wijaya. Anak terakhir dari dua bersaudara. Mempunyai kakak laki – laki yang terpaut jarak 3 tahun dengannya bernama Alan Putra Wijaya. Keduanya merupakan anak dari pasangan Jonathan Wijaya dan Alya Wijaya, yang merupakan pemilik dari Wijaya Company.

20 menit berlalu, Aletta sudah siap dengan seragam dan tas dipundaknya. Sebelum turun, ia memeriksa penampilannya terlebih dahulu. Cantik seperti biasa, ucapnya dalam hati sambil tersenyum lalu bergegas turun untuk bergabung dengan yang lain.

"Pagi mom, dad," Sapa Aletta dari tangga terakhir.

"Pagi sayang. Tumben jam segini udah siap?" Tanya Alya sembari menyiapkan sarapan untuk mereka.

"Tadi kebangun soalnya jatuh dari kasur," ucap Aletta sambil menampilkan deretan giginya.

Alya geleng – geleng kepala, "Kamu ini ada ada aja,"

Aletta hanya mengedikan bahunya, lalu tatapannya jatuh pada sang ayah.

"Dad, hari ini aku berangkat bareng daddy ya?" Ucap Aletta memelas.

Jonathan mengalihkan pandangannya pada putrinya. Biasanya anak bungsunya ini paling susah untuk diajak berangkat bersama. Entah apa saja alasan yang dilayangkan Aletta agar tidak berangkat bersama orang tuanya.

"Tumben mau berangkat bareng? Biasanya diajak ngga mau," Tanya Jonathan.

Aletta sontak melototkan matanya, "Daddy ngga tau? Kan Aletta hari ini masuk ke sekolah baru. Jadi pengen lah berangkat bareng sugar daddynya Aletta,"

"Heh matanya yang sopan," Tegur Alya sambil mengacungkan sendok sayur. Terkesan nada bercanda.

Aletta terkekeh dengan teguran sang mommynya, "Maaf mom, dad,"

Jonathan menggelengkan kepalanya sambil terkekeh dengan tingkah istri dan anaknya. Hal sederhana seperti inilah yang membuatnya terhibur dari setumpuk pekerjaannya di kantor.

"Iya nanti daddy anterin. Kalau perlu sampe depan bangku sekalian," Ucap Jonathan sembari terkekeh.

Aletta memutar bola matanya, "Ya ngga usah sampe depan bangku juga kali, dad,"

"Sudah – sudah, mending kita makan dulu. Ngobrolnya dilanjut nanti aja," Ucap Alya.

"Siap, mommy," Ucap Jonathan dan Aletta serempak.

*****

Pukul 6.45 WIB, Aletta sudah sampai di sekolah barunya. Ini yang Aletta tidak suka jika berangkat bersama daddynya, karena menurut Aletta terlalu pagi.

Aletta menyusuri koridor sekolah tanpa didampingi siapapun. Keadaan sekolah sudah cukup ramai karena jam masuk kelas adalah jam 7 pagi. Dengan berbekal, sok tahunya, Aletta menemukan ruang guru.

Tok tok tok

Aletta mengetuk pintu yang terbuka, lalu masuk ke dalamnya. Ia menuju salah satu meja guru yang sedang menatapnya.

"Permisi bu, saya murid baru disini. Saya mau tanya kelas saya dimana ya?" Tanya Aletta dengan sopan.

Guru itu menatap Aletta dari atas hingga bawah lalu berdehem, "Nama kamu siapa?"

"Saya Aletta, bu,"

Guru itu mencari data murid di komputernya, "Kamu di kelas 11 IPS 3. Kebetulan saya wali kelasnya. Saya Tanti Herawan. Kamu bisa panggil saya miss Tanti, saya mengampu pelajaran Bahasa Inggris,"

Aletta hanya menganggguk – anggukkan kepalanya tanpa menjawab perkataan gurunya itu.

"Dan maaf, saya tidak bisa mengantar kamu ke kelas karena saya sedang mengurusi berkas lomba. Tidak apa – apa kan, Aletta?" lanjut Miss Tanti.

"Ah tidak apa – apa miss, saya bisa sendiri kok," jawab Aletta.

"Terima kasih. Nanti keluar dari sini kamu belok ke kanan trus naik ke lantai dua. Dua kelas dari sebelah kiri itu kelas kamu. Apa kamu paham Aletta?" tanya Miss Tanti dengan lembut.

"Saya paham miss. Kalau begitu saya permisi dulu, terima kasih,"

Aletta sedikit membungkukkan badannya lalu pergi meninggalkan ruang guru. 

LURUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang