PART 6

1 0 0
                                    

Pagi hari, sekitar pukul 6.37 waktu setempat, Aletta terlihat sedang memanasi motor yang ia punya. Hari ini rencananya Aletta mau berangkat menggunakan motor lamanya yang sudah jarang sekali ia pakai. Tentunya atas izin ayahanda dan saudara tercinta.

Tin..Tinn..

Aletta menoleh melihat siapa yang datang di hari yang sangat pagi ini. Mengganggu mood paginya saja karena pasti ia disuruh untuk membuka gerbang.

"Woi bukain gerbang," teriak seseorang dari luar gerbang.

"Ngapain si pagi – pagi udah ngerepotin orang," decak Aletta malas namun tak urung membuka gerbang juga.

"Gue kesini bukan buat ketemu lo, tapi mau silaturahmi sama bonyok," ucap Rafa.

"Udah manggil bonyok - bonyok aja nih gue liat – liat," ucap Aletta bersedekap setelah membuka gerbang.

Rafa mengedikkan bahunya acuh, lalu melajukan motornya ke depan pelataran rumah Aletta.

"Assalamualaikum, om, tante, bang Alan," ucap Rafa begitu memasuki rumah bergaya modern itu.

"Main masuk aja lo, emang gue ngizinin lo masuk hah?" tanya Aletta kesal karena ditinggal di depan rumah begitu saja.

"Eh Rafa, waalaikumsalam. Udah lama ga ketemu, makin ganteng aja," ucap Alya.

"Kata Aletta juga aku makin ganteng , tan hehe," ucap Rafa tengil.

Aletta menoyor pelan kepala Rafa, "Mom jangan dipuji ntar terbang gabisa turun,"

"Sirik aja lo," ucap Rafa.

"Udah, kok malah berantem. Kamu udah sarapan Raf?" tanya Alya kepada Rafa.

"Udah kok tan, Rafa kesini mau jemput Aletta aja. Boleh tan?" tanya Rafa.

Aletta melototkan matanya, "Eh apa – apaan? Ga, ga,"

"Udah sama Rafa aja. Kan kamu baru disini ntar kalo nyasar gimana coba," ujar Alya kepada anaknya.

"Yah mom, aku udah susah – susah ijin sama dad sama bang Alan juga. Lagian kalo nyasar kan ada maps," ucap Aletta memelas.

"Ga ada alesan ya Aletta. Berangkat sama Rafa aja,"

"Nih ya mom, kalo aku berangkat sama Rafa ntar pulangnya gimana? Kan dia jadi babu di sekolah," ucap Aletta berusaha untuk bernegosiasi dengan mommynya.

"Gampang ntar pulang gue anter, gausah alesan lo," ucap Rafa menyela percakapan ibu dan anak itu.

"Nah itu, udah sana berangkat. Bentar lagi masuk kan," ucap Alya kepada Aletta dan Rafa.

Aletta mengangguk lesu, lalu menyalimi Alya dan berjalan keluar rumah.

"Kalo gitu Rafa sama Aletta berangkat dulu tan. Oh iya om sama bang Alan kok ga keliatan?" tanya Rafa.

"Mereka udah berangkat. Katanya sih ada urusan," jawab Alya.

"Yaudah, Rafa pamit ya tan, assalamualaikum," Rafa mencium tangan Alya.

"Iya, hati – hati ya,"

"Gara – gara lo nih, gue ga jadi naik motor,"gerutu Aletta begitu Rafa berjalan ke arahnya.

"Ya ini kan mau naik motor juga?"

"Bukan gitu, maksud gue mengendarai motor," jawab Aletta kesal.

"Yaudah ntar balik lo yang nyetir," ucap Rafa memakai helmnya.

Raut wajah Aletta berubah 90 derajat, "Bener ya? Awas kalo bohong,"

"Iya, cepet naik,"

Aletta menaiki motor Rafa dan motor itu segera melaju keluar area pekarangan rumah Aletta. Kejadian itu tak luput dari penglihatan Alya dari dalam rumahnya.

*****

Dari kantin sekolah bisa dilihat suasana sekolah yang mulai ramai, entah itu di lapangan basket, di koridor kelas, atau bahkan di kantinpun sudah ramai. Sama halnya dengan teman – teman Rafa yaitu Bima, Egar, Nathan, dan Bagas. Mereka sedang menyantap sarapannya kecuali Bima. Lelaki itu masih sibuk dengan ponsel miringnya menandakan sedang bermain game.

"Diem – diem bae waketos," ucap Bagas kepada Bima.

Bima menolehkan pandangannya sebentar lalu fokus kembali kepada gamenya.

"Kasian dikacangin," ucap Egar menertawakan Bagas.

"Bangke. Woi Bim, sinilah ngobrol, game mulu." ucap Bagas.

"Ya kenapa si? Cemburu lo?" tanya Nathan meledek Bagas.

"Amit – amit gue cemburu sama hp,gue masih demen cewe ya," jawab Bagas kesal.

Bima menyudahi permainan di ponselnya, lalu menoleh ke arah Bagas, "Apaan?"

"Lo ga ada kegiatan apa gitu selain main game?" tanya Bagas.

"Ada, bernapas," jawab Bima.

"Untung lo temen gue, kalo bukan udah gue gibeng juga lo," ucap Bagas kesal.

"Pftt, emang lo berani hah?" tanya Egar meledek.

"Ya ngga. Ntar minta Rafa ngewakilin gue," ucap Bagas.

Egar dan Nathan kompak menoyor kepala Bagas dan dibalas pelototan mata oleh Bagas. Bima yang melihat pertikaian kecil itu memutar bolanya malas. Sangat tidak penting, ujarnya.

Bima mengedarkan pandangannya ke segala penjuru kantin. Matanya tak sengaja menangkap sosok yang tak asing baginya.

"Rafa sama siapa?" tanya Bima pada tema – temannya tanpa menoleh.

"Oh itu, murid baru namanya Aletta," ucap Egar sambil memasukan mie ke dalam mulutnya.

"Aletta?" gumam Bima.

Sampai pada akhirnya Rafa dan Aletta menghampiri meja mereka.Aletta duduk diantara Rafa dan Bima yang pada saat itu Aletta belum sadar bahwa disamping kirinya Bima.

"Bim, udahan kali natapnya," celetuk Bagas karena Bima sedari tadi menatap Aletta.

Aletta menoleh dan terkejut menatap Bima. Tanpa menunggu waktu lama, Aletta berhamburan ke dalam pelukan Bima dan dibalas oleh Bima.

"Lo parah sih Bim ga nyapa gue," ucap Aletta dalam pelukan Bima.

"Ya gue juga ga ngira itu beneran lo," balas Bima.

Setelah cukup lama, akhirnya mereka melepaskan pelukan mereka dan mulai ngobrol tanpa mempedulikan yang lain.

"Ekhemm, disini banyak orang kali," ucap Egar menyindir keduanya.

"Eh sorry – sorry, gue terlanjur seneng ketemu Bima jadi lupa sama kalian hehe," ucap Aletta sedikit tidak enak pada Rafa dan juga teman – temannya.

"Tapi Bim, lo beda banget sumpah. Lebih ganteng sekarang, sama Rafa aja lewat," ucap Aletta pada Bima.

"Heh apaan, lo juga kemaren bilang gue ganteng," ucap Rafa tek terima dirinya dikatakan jelek.

"Ya gue gatau kalo ada yang lebih ganteng," ucap Aletta santai.

"Dasar mulut cewe emang gausah dipercaya," ujar Rafa kesal.

"Yaelah malah jadi ngeributin perkara ganteng. Biar adil gue aja yang paling ganteng deh," ucap Bagas mengusap rambutnya ke belakang.

"Najis," ucap Nathan melempar tisu bekas ke muka Bagas.

Lalu percakapandilanjutkan dengan candaan dan juga ledekan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 02, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LURUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang