7

195 24 1
                                    

vadeliro POV

aku sungguh dibuat bimbang oleh papaku sendiri, dia pernah berpesan untuk tidak menyakiti perasaan wanita yang kita sayang, tapi kenapa papa malah seakan membuatku berada di situasi yang memicu aku akan menyakiti marsha

"arghhhhh.... gimana nihhhh apa iya aku minta bantuan papa buat ketemu rashel" 

"tapi ini lebih baik sih sebelum marsha dateng kesini dan semuanya makin runyam, toh aku menemui rashel hanya untuk melepas rindu dan menjelaskan tentang aku yang tiba2 ngilang, dia juga pasti bingung selama ini"

setelah bermonolog dengan diriku sendiri aku memutuskan untuk ke ruang tengah, tempat papa berada dan sedang menonton acara berita. aku menghampiri papa berniat meminta bantuannya untuk mempertemukanku dengan rashelia.

"pa...."

"ya vadel? sudah berubah pikiran kamu?" ucap papa ku tak mengalihkan pandangannya sedikitpun dari tv

"bantu ya pah, aku cuma mau mama ketemu sama dia dan aku juga ada yang mau di omongin, dan papa harus tau kalau ini bukan tentang aku dan dia pah, aku cuma mau jelasin kenapa aku seakan ngilang gtu aja, bisa kan pah?"

"vadel... vadell.... kamu kenapa seperti ketakutan sih cuma mau ketemu rashelia aja? do you love her?" ucap papa kini semakin ngaco

"pah... pleasee..... i love marsha, aku dan rashel hanya sebatas teman lama dan aku ga akan ngerubah setatus itu pah" 

"ya ya ya sorry nakk.. papa hanya bercanda aja papa tau betul seberapa sayang kamu dengan perempuan yang kami temui di italia itu"

"marsha pa, nama dia marsha" ucapku sedikit kesal dengan papaku, dia seakan tidak ingin tau bagaimana marsha, sungguh menyebalkan.

"iya okei, marshaa" ucap papa

"yaudah jadinya gimana pah... kalau bisa hari ini deh pah biar cepet kelar urusan vadel"

"nahh kan kamu sekarang yang ga sabarannn hahahhaa tadi nolak sekarang ngebet banget di lihat2, udah rindu berat kamu? hahaha"

" pah... mulai deh, kalau ga niat gausah deh vadel sendiri aja yang cari" ucapku lalu berdiri dari sofa yang kami duduki ini

"di jalan kelana jati, rashel tinggal di komplek daerah situ kamu bisa menemukan dia disana, rumahnya bercat putih dengan pagar coklat beraksen kayu" ucap papa dengan detail memberikan alamat rachel bahkan hingga ke ciri2 rumahnya, aku tau papa ingin aku segera menemukan rashel itu kenapa ia sebegitu nya memberiku informasi

"oke makasih pah"

aku segera masuk ke kamar dan mengambil jaketku dan pergi dengan motor ku, sekarang aku berniat untuk menemui rashel dan doaku semoga saja bertemu dan rashel tak sedang pergi, karna itu bisa semakin memperlama ku untuk menemukannya, matahari cukup terik siang ini, sungguh seperti berada sangat dekat olehku.

"ck, ini kalau sampai rashel ga ada dirumah ngeselin sih... panasss banget yaallahhh" ucapku mengeluh sepanjang jalan sembari mengusap keringat di dahiku

selang beberapa menit aku bertemu dengan perumahan yang aku yakin ini yang di sebutkan papa tadi, aku memasuki wilayah komplek itu dan menemukan ciri2 rumah yang papa sebutkan tadi tepat di barisan ke 5 setelah aku memasuki komplek ini.

"ini bukan ya rumahnya, tapi ko kaya sepi banget gini jangan2 bener lagi rashel gaada di rumah, tapi kan ini weekend bisa aja dia liburan refreshing" 

"halo mas, nyari siapa mas?"

buseeeedd aku sempat kaget dengan bapak2 usia tak muda pun tak tua ini yang tiba2 berada di belakangku

"emmm ini pak, apa betul rumah ini milik pak arbi ayah nya rashelia?" ucapku bertanya kepada bapak2 yang aku pikir ini seperti RT di komplek ini, bagaimana aku tau? terlihat dari dandanannya hahahah

Love is trueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang