10

55 8 2
                                    


Jalanan macet Jakarta ini yang membedakan Italy dengan indonesia, sungguh aku bisa terus telat datang pameran jika Homeart ku ada di indonesia.

(15 menit lagi) Ini tulisan yg tertera di layar gmaps yang menuju ke Harlan corp, pertemuanku dengan Zee beberapa hari lalu kini akan berlanjut di kantor nya, ada beberapa tanda tangan kontrak dan pembahasan konsep untuk penambahan studio model ( ini surprise yang akan aku berikan untuk Marshanda) aku ingin dia mengembang bakat2nya atau mungkin bisa juga dia membuka kelas model di studio modelnya nanti di dekat homeartku

"Selamat pagi pak, untuk parkir mobil tamu bisa di depan lobi saja pak nanti akan kami bantu pindahkan"

"Baik pak, terimakasih" kunci mobilku kuberikan kepada scurity untuk di pindahkan setelah aku sampai di loby

Kesan pertama yang aku rasakan saat menginjakkan kaki di perusahaan ini adalah keramahan.

"Selamat pagi bapak, ada yang bisa kami bantu" sapa resepsionis yang aku tau di nametag tertera Dessy

"Pagi mba, apakah bapak zee Safran sudah datang? Kebetulan hari ini saya ada janji pertemuan dengan beliau"

Dessy nampak melihat ke komputer seperti mengecek daftar tamu yg akan datang di hari ini "apa betul bapak dengan atas nama vadeliro putra Zhafran" "betul mba" dengan anggukan Dessy mengangkat telefon dan menekan beberapa tombol.

Setelah panggilan itu berakhir aku di arahkan untuk menuju lantai 2, sepanjang menuju lift banyak sekali ruangan karyawan di kanan dan kiri lorong, semua nya nampak sibuk dengan berkas2 perusahaan ini.

"Nanti bisa di tunggu sebentar ya pak di ruang tunggu depan ruangan bapak zee, mohon maaf beliau sedikit terlambat namun seperti info yang saya dapat sekitar 5 menit lagi beliau akan sampai"

"Ga masalah mba, jalanan memang sangat macet tadi" aku mewajarkan keterlambatan zee dalam mencapai kantor hari ini, tak masalah pikirku karena aku juga butuh nafas dari panjangnya kemacetan Jakarta yg aku lewati tadi.

---------------------------------

Derap langkah ku percepat, sungguh aku tak enak hati sekarang.

"Permisi pak zee, tamu bapak sudah menunggu di ruang tunggu depan ruangan bapak" ucap Dessy

"Lagian lo sih Zee pake makan dulu tu cookies jadi telat kan lo ketemu nih pemilik Homeart" omel Rachel yang sedari resepsionis meneleponku tadi sampai kami tiba di kantor tidak juga berhenti

"Ah elah makanan ga boleh di lewatin" jawabku tak mau disalahkan

Lift sedang membawa kami ke lantai 2 tepat di mana vadeliro si pemilik Homeart yang akan tanda tangan kerjasama pembuatan studio model di Italy dengan kami.

Setibanya di depan pintu lift rashel bisa2 nya meninggalkan berkas portofolio gambaran bentuk studio yang akan di tanda tangan Vadeliro nanti, sungguh kami sudah telat dan kini kecerobohan Rashel meninggalkan berkas itu di mobil

"Sorry Zee siniin kunci mobil Lo biar gue sendiri yg turun dan ngambil tuh berkas"

"Lagian emang tadi ga lo baca2 dulu tuh berkas sampe di taruh jok belakang gtu" sedikit kesal ku pada Rashel karena perasaan tak enak dengan Vadeliro

"Aduh ga sempet Zee aku juga ga ngira kita bakal telat banget gini, udah ah gue turun Lo temui tuh klien duluan"

Kini aku sudah melihat laki2 dengan kaki yang di angkat satu menumpu kaki satunya dengan setelan jas berwarna navy itu.

"Selamat pagi pak vadel, maaf saya tidak tepat waktu, jalanan pagi ini diluar prediksi saya" sapaan pagi dengan sambutan tangan saya berikan dengan mengajak Vadel masuk kedalam ruanganku.

"Tadi saya juga sempat terjebak macet pak zee, jadi saya maklum hahahah" tanggapan yang santai dan renyah ku dapatkan dari Vadel, sedikit kelegaan karena tidak ada kecanggungan atas kesalahan ku pagi ini

sembari menunggu Rashel datang membawakan berkas yang tertinggal itu, aku sedikit mengulur waktu dengan mengajak Vadeliro membahas kemacetan hari ini yang tidak seperti biasanya.

Di tengah obrolan kami pintu terdengar seperti di buka seseorang.

Rashel berjalan menuju mejaku dengan berkas yang berada di tangan kirinya, hingga sedikit menutupi pandangannya kepada klien kami Vadel.

Berkas itu di letakkannya di meja dan di detik berikutnya waktu seperti berhenti seketika. Hening, tak ada yg bersuara selain tatapan kaget kedua orang di depanku.

"R-rashel" di detik berikutnya Vadeliro menghujamkan nama rashel dan tanpa kata sedikitpun dengan tubuh yang lemas Rashel berlari keluar ruanganku.

Aku bingung, situasi apa yang baru saja aku alami ini benar2 belum bisa aku cerna.

Tbc.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love is trueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang