9

63 7 0
                                    

"vadel"

terdengar suara panggilkan untuk sang penghuni kamar yang tengah mengecek beberapa pekerjaan yang sempat ia tinggalkan beberapa hari ini.

"masuk aja ga dikunci kok"

"oh papa"

ya, yang memanggilnya tadi iyalah fran, papa vadeliro, entah dengan niat apa tapi rasanya vadel tahu kali ini lagi-lagi rashelia topik nya

"lagi ngapain kamu? udah malam kok ga tidur? 

"lagi cek beberapa laporan buku tamu home art aku aja pa, ada apa papa kesini? ada yang mau di omongin?"

vadel langsung to the point, ia sudah merasa terlalu pusing dengan topik rashel hari ini, ia ingin segera selesai dengan topik yang entah kenapa sedang tidak ingin ia bahas

"kenapa kamu langsung menebak gitu ? bisa baca pikiran papa kamu sekarang?

"hahaha engga pa, wajah papa tuh kelihatan kaya ada yang mau di omongin soalnya vadel jadi asal nebak aja, jadi gimana bener kan?

" ke balkon aja yuk, biar lebih santai" 

fran lebih dulu menuju balkon, vadel membereskan laptop dan cangkir kopi yang tadi ia nikmati dengan bekerja.

"duduk sini" vadel duduk di bangku rotan ayun kecil di atas balkonnya tepat di sebelah kiri papa nya yang kini duduk di sofa kecil sudut tembok

"pacarmu kapan sampai indonesia" ya, perkiraan vadel sedikit meleset ia kira nama rashel yang akan segera keluar dari mulut sang papa, ternyata tidak

"kalau ga delay besok malam udah sampai sini pa, nanti aku juga yang jemput dia" 

fran hanya menganggukan kepalanya saat mendengar jawaban vadel

"dia akan tinggal dimana besok? apakah dia ada keluarga di indonesia?"

"dia ada keluarga kok pa diindonesia, ada rumah juga tapi karena dia juga ga akan lama di indo jadi aku kasih dia tinggal di apart vadel aja, mama papa dia juga lagi kunjungan kerja di sidney jadi cuma ada tantenya disini, mungkin nanti dia akan mengunjungi tantenya aja karena udah lama ga ketemu"

fran mengangguk paham, kali ini dengan pertanyaan di kepalanya yang ingin sekali ia tanyakan pada sulungnya ini

"kalau boleh papa tau, sudah sejauh mana hubungan kalian nak"

"maksut papa?"

"kalian tinggal bersama di itali?"

"em- sebenarnya tidak pa, aku dan dia sama2 tinggal di apartment, di beda apartement namun jaraknya tidak begitu jauh, namun"

ucapan vadel sedikit berhenti merangkai kata di kepalanya apa yang sekiranya tepat dan yang masuk akal jika ia akan mengatakan jauh lebih sering di apart marsha dan tidur disana

"kamu lebih sering menginap di apart pacarmu?"

yapss fran seperti cenayang bagi vadel kali ini, vadel seperti di mata2 i selama ini atau jangan2 memang iya?

"emm papa benar, tapi apapun hal buruk yang papa pikirin aku ga lakuin sedikitpun, disana ada 3 kamar, dan aku selalu pisah kamar dengannya dan tidak terjadi apa apa, aku bisa menjaminnya"

"papa percaya kamu, jaga dan jangan rusak wanita yang kamu cinta sampai dia benar2 jadi milikmu secara sah hukum dan agama ya nak"

fran mengelus kepala bagian belakang vadel, mengurai kecemasan anaknya

"aku ga akan rusak dia pa, dia tujuan akhir aku"

untuk ketiga kalinya fran mengangguk dengan jawaban yakin vadel

Love is trueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang