03.00

11 3 0
                                    

"Kek ada yang beda dari Lu, Kal" Pascal yang ditanya hanya cengengesan.

"Coba tebak"

Gali mendengus pelan. "Poni Lo"

"Hah? " Steve dan Thomas saling memandang, menatap Cowok berambut gondrong yang kini sedikit berponi.

"HAHAHAHA"

"BWWHAHA SI BANGSAT, LO KIYOWOK BANGET HAHHAHA ANJING"

"THOM ,DIA MIRIP BONEKA"

Pascal sedikit mengibaskan rambut gondrong nya. "Saking Cute nya gue mirip boneka apa ,Stev? "

"Boneka Santet"

"Babi Lo! "

"Hahahaha, sianjir bener banget"

Gali, cowok itu terkekeh. Sesekali menanggapi guyonan mereka.

Lagi-lagi Pascal jadi korbannya.

"Boneka-boneka apa yang mirip Pascal?"

"Steve sialan, diem nggak Lo bangsat?! Gue cipok nih" Pascal memajukan Bibir moncongnya, yang dihadiahi tabokan maut dari Steve.

"Jijik bangsat"

"Gue tau, Steve" Thomas menyahut. Menghapus sudut matanya yang berair.

"Iya Thom, silakan"

"Ondel-ondel"

"Bwahwhaha Pascal Mirip Ondel-ondel"

"Pulang sekolah benerin tuh poni Lo" Gali menyahut, tak kuasa mendengar guyonan dari sahabatnya itu.

"Hahahaha Poni poni apa yang buat ngeredain batuk? "

"Paan tuh? "

"Ponidin OBH"

"DIEM BANGSAT AH!! MALU NIH MALU" Pascal berseru kesal Cowok berambut gondrong itu menutup wajahnya malu karena ulah sahabat biadabnya itu.

"Udah-udah, kasian si Pascal "

"Hahaha, Eh btw Gal. Gue liat kemarin Lo sama salah satu anak Akselerasi ya? " Steve berujar sembari menghapus sudut matanya yang berair.

Kemarin saat Gali mengantarkan Vivien ke parkiran Steve dan Pascal yang hendak pulang melihat keduanya.

"Ho oh, gue liat lo lari-lari ambil sandal juga"

Gali mengangguk membenarkan. "Dia keram kemarin, ya gue anter ke parkiran"

Steve, Pascal maupun Thomas mengangguk paham. "Tapi, lo kan ngga se peduli itu sama Cewek. Divia aja yang pinter dari Angkatan kita Lo tolak mentah-mentah" Pascal menyahut.

"Ya kan emang selera kita cewek pink"

"Gue suka cewek beludru"

"Babi pink"

"Bodo! "

..

Mobil BMW i8 itu melakukan drive cantik sebelum si pengemudi menghentikannya didepan bangunan megah.

Pria itu turun dari bangku kemudi merapihkan Jas hitamnya. Namun tak menurunkan kacamata hitam yang membingkai mata Tajamnya.

Pria rambut spike itu berjalan diikuti beberapa Orang berpakaian hitam dibelakangnya.

"Bagaimana perkembangannya? " Pria itu bertanya saat dia menapakkan kakinya pada tangga bangunan.

Laki-laki dengan stelan Jas putih yang baru saja ditanya mengulurkan Berkas pada si penanya.

"Obat yang kau kembangkan belum sempurna, Sir. Beberapa Kromosom rusak. Bahkan Serum tersebut tidak dapat terkoneksi Ke otak" Kata Laki-laki itu.

"Suntikkan SVCT2 tiap tiga jam"

SUNSHINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang