O.4

44 9 1
                                    

warning! cerita ini hanya fiksi semata. tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan RL tokoh-tokoh yang ada disini. penulis murni hanya meminjam nama untuk keperluan cerita. apabila ada kesamaan dalam cerita, kepenulisan, dll dengan yang lain, hal tersebut jelas tidak disengaja.

selamat membaca!



×


"Lo yakin gamau nunggu lulus? Tinggal setahun doang loh, Jek. Nanggung..."

Jaehyuk menggeleng. "Tawarannya cuma buat bulan ini, May. Tahun depan ya udah diisi orang lain lah,"

"Gitu ya..." Ucap Somi lesu. Ia sebenarnya sedih saat Jaehyuk memberitahunya soal tawaran pekerjaan itu jauh jauh hari. Tapi ia tak berekspektasi kalau Jaehyuk akan berangkat dalam waktu dekat.

Jaehyuk yang melihat Somi menunduk lesu sembari memegangi cangkir yang berisi ice chocolate itu tersenyum geli.

"Bibir lo jangan maju maju begitu. Jelek." Canda Jaehyuk.

Somi menatap Jaehyuk garang. "Gausah ngelucu!" Somi menghela nafas. "Gue sedih! Ntar siapa yang nungguin gue selesai shift? Ntar siapa yang gue repotin? Ntar siapa yang gue rusuhin? Ntar siapa yang ngajak gue jogging tapi akhirnya malah gibah sambil liatin soang?"

"Makannya cari pacar sono biar ga keliatan jomblo."

"Dih? Cariin makannya! Nyuruh nyuruh doang anak SD juga bisa,"

Jaehyuk pun menaikkan satu alisnya, "Kak Seje mau lo kemanain?"

Spontan Somi langsung menunjukkan deretan giginya yang rapi. "Hehehe kan itu anu..."

"Udah gausah sedih lo. Alay," Celetuk Jaehyuk asal.

"Nyesel gue bilang gitu!"

"Gue ga nyuruh juga."

Somi mendelik dan menendang kaki Jaehyuk. Punya teman kok hobi membuatnya kesal.

"Eh—" Jaehyuk yang sedang mengelus kakinya sehabis ditendang Somi pun hanya menatap si blonde sambil meringis. "Yedam gimana?"

Satu pertanyaan yang membuat Jaehyuk bungkam seribu bahasa. Sebenarnya Jaehyuk tak ingin kepindahannya diketahui oleh si pemuda Bang. Jauh di lubuk hatinya, ia ingin mengetahui bagaimana respon Yedam saat tak lagi dekat dengannya.

Terdengar jahat tapi bagaimanapun Jaehyuk memiliki hak untuk tak memberitahu Yedam.

"Lo beneran ga mau ngasi tau dia?"

Jaehyuk menggeleng. "Dia ga harus tau,"

"Ya emang. Tapi... minimal kasih tau lah lo ga akan ketemu dia lagi," Saran Somi. Jujur ia tak tega kalau harus membayangkan wajah sedih Yedam.

"Keputusan gue udah paling bener,"

Somi pun mengangguk paham walaupun masih berharap kalau sahabat lamanya ini akan berubah pikiran. Walaupun ia juga tau apa yang dilakukan Jaehyuk ini bukan semata-mata hanya untuk masa depannya saja melainkan untuk perasaannya juga.

"Ya udah deh mau gimana lagi. Susah bilangin orang kayak lo,"

"Sorry."

"No need to sorry. Hidup lo ini. Gue ga lebih dari pihak eksternal yang cuma bisa kasi saran,"

Jaehyuk pun tertawa pelan dan membuat Somi mengernyitkan dahi.

"Ngapa sih?"

"Ngga."

Nyatanya Jaehyuk akan merindukan Somi yang cukup sering menghibur dirinya. Ia juga pasti akan merindukan si manis Yedam. Bagaimanapun juga, mereka tak berteman hanya satu atau dua tahu.

Dan bagaimanapun juga, Jaehyuk menyukai Yedam tak satu ataupun dua tahun.

"Jadi..." Somi pun memberi jeda disana membuat Jaehyuk kembali menatap Somi penasaran. "Lo berangkat kapan?"

Jaehyuk tak langsung menjawab dan memilih untuk membuka kalender di ponsel miliknya.

"Dua minggu lagi."




×





Flirtationship
01.04.23

FlirtationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang