warning! cerita ini hanya fiksi semata. tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan RL tokoh-tokoh yang ada disini. penulis murni hanya meminjam nama untuk keperluan cerita. apabila ada kesamaan dalam cerita, kepenulisan, dll, maka hal tersebut tidak disengaja.
selamat membaca!
×
Setelah mengirim chat ke Yedam yang setelah dipastikan kalau malamnya tak ada acara, Jaehyuk pun segera menuju ke kediaman Yedam yang sebenarnya tak begitu jauh dari rumahnya.
"Dek? Adek Keluar, Dek! Ada Jaehyuk, nih!"
"BENTAR MA!"
Mama Yedam pun menggelengkan kepalanya heran kemudian beralih kearah Jaehyuk setelah meneriaki kearah kamar sang anak.
"Duduk, Jae. Tante buatin minum dulu sebentar,"
Jaehyuk pun segera mencegah mama Yedam.
"Eh, ga usah tante, makasih. Jaehyuk mau langsungan aja. Takut kemaleman pulangnya," Ujar Jaehyuk sedikit tidak enak karena menolak kebaikan mama Yedam.
Walaupun begitu, mama Yedam tak keberatan dan mengangguk paham.
"Ya udah kalau gitu. Ini, itu," Mama Yedam pun memajukan segala jenis snack yang ada di toples kearah Jaehyuk. "Dimakan ya sambil nungguin Yedam. Tante masuk dulu,"
Jaehyuk pun mengangguk mempersilahkan.
Satu dua biskuit pun habis di tangan Jaehyuk. Saat akan mengambil biskuit ketiga, Yedam pun sudah terlihat rapi dan manis memakai sweater berwarna dasar cream dengan gambar bintang biru lengkap dengan japanese selvedge jeans-nya.
"Ayo, Jae!"
Sempat loading sesaat karena entah kenapa di mata Jaehyuk, Yedam terlihat sangat manis malam ini. Namun Jaehyuk langsung menyadarkan dirinya. Tak ingin semakin larut menatap kegemasan sang crush.
"Udah ijin pacar lo?"
Yedam mengangguk, "Udah. Dia juga ada acara sama keluarga besarnya,"
Jaehyuk mengernyitkan dahi. "Lo ga diajak?"
"Diajak tapi gue tolak soalnya mau keluar sama lo,"
Bolehkah Jaehyuk merasa senang karena Yedam lebih memilih untuk keluar bersamanya daripada bersama Doyoung?
"Soalnya lo duluan yang ngajak janjian hehe." Ujar Yedam selanjutnya tanpa dosa sambil tersenyum lucu.
Apakah terdengar suara gedubrak seseorang yang sudah diterbangkan tinggi kemudian dihempaskan?
"Oh."
Jaehyuk pun memilih abai dengan rasa dongkolnya dan langsung memakaikan Yedam sebuah helm. Membuat Yedam menatap yang lebih tinggi heran.
Tidak biasanya Jaehyuk memakaikannya helm.
"Naik,"
Sesaat kemudian, jok belakang motor Jaehyuk pun terisi penuh oleh Yedam. Jangan lupakan tangan Yedam yang terlihat nyaman melingkari perut Jaehyuk dan kepala yang bersandar di punggung tegap Jaehyuk.
Jaehyuk berharap waktu sedikit melambat. Ia akan merindukan saat-saat terakhirnya dipeluk oleh Yedam.
Perjalanan terasa sangat jauh karena memang Jaehyuk berencana mengajak Yedam menuju puncak dengan motor kesayangannya.
Sampai di tujuan, Jaehyuk mulai mencari tempat parkir yang nyaman dan memungkinkan untuk melihat kearah bawah. Gemerlap lampu dari banyaknya rumah warga membuat Yedam sedikit terpesona dan takjub.
Baru pertama ini Yedam melihat dengan jelas pemandangan malam dari dataran tinggi. Mengingat dirinya yang sulit mendapat ijin untuk keluar di jam malam.
"Bagus kan?"
Yedam mengangguk, "Banget anjir! Besok besok lo harus banget ngajak gue kesini lagi deh, Mas." Celetuk Yedam yang membuat Jaehyuk terkekeh ringan. "Kenapa juga baru sekarang lo ajak gue kesini?!"
"Tanya mama papa lo sana,"
"Iya sih... Tapi kok sekarang dibolehin ya?" Yedam pun membuat pose berpikir karena sedikit heran.
Jaehyuk hanya tersenyum ringan sambil mengelus lembut kepala Yedam.
"Yang penting sekarang lo udah liat view malem dari puncak,"
"Iya iya..."
×
Flirtationship
14.04.23