Tidak Semua Orang Seperti Diriku

111 5 0
                                    

Tidak semua orang seperti diriku. Begitulah hal yang akhir-akhir ini aku pikirkan. Tapi, mungkin saja beberapa orang yang mulai beranjak dewasa juga merasakan hal itu. Tapi khusus diriku, ini memang sedikit berbeda.

Iya, "tidak semua orang seperti diriku".

Sejujurnya, aku masih sering berpikir seperti ini. Jika ada seseorang yang sedang mempunyai masalah, akulah orang yang menyadarinya paling pertama dibanding teman-temanku. Padahal, kita sama-sama melihat gerak-gerik orang tersebut, tetapi kenapa orang lain tidak bergerak langsung saat musibah sedang menimpa seseorang? Apa karena mereka tidak menyadari musibah tengah datang? Atau karena mereka tidak memiliki "kepekaan" terhadap penderitaan orang lain?

Untuk saat ini, jawaban yang kutemukan baru satu, yaitu: aku memiliki kepekaan yang membuatku lebih cepat menyadari sesuatu dibanding orang lain.

Oke, cukup untuk teorinya. Kita masuk ke praktek di kehidupan nyata pengalaman hidupku.

Suatu saat aku sedang berada di laboratorium bersama teman-temanku. Aku mahasiswa yang jika sudah lulus nanti kerjanya berada di laboratorium, itulah mengapa aku dan teman-temanku saat itu sedang berada di laboratorium.

Saat itu, cuacanya sedang bagus, tidak mendung atau pun terlalu terik. Kesehatanku juga stabil dan kami baru selesai makan siang saat itu.
Kami sedang santai-santai sambil menunggu dosen datang untuk mendampingi kami praktek, lalu tiba-tiba saja aku merasakan pusing di kepalaku, tepatnya di bagian antara kedua alis dan lokasinya agak dalam, di sana terasa nyeri.

Saat itu aku sedikit kaget, tidak ada hal yang mengganggu kondisi tubuhku tapi kenapa aku merasakan pusing yang seperti kekurangan tidur ini? Sekedar informasi, jika kita kekurangan tidur maka rasa pusingnya akan terasa di bagian sekitar alis atau lebih seringnya di bawah alis.

Lalu, aku mencoba meyakinkan diriku bahwa perasaan pusing ini jelas bukan milikku.

Ini bukan pertama kalinya, atau bahkan dua atau ketiga kalinya. Aku sudah sering mengalami kejadian yang serupa dengan ini. Memang tidak bisa dijelaskan secara ilmiah untuk saat ini tetapi saat orang lain sedang mengalami penderitaan di tubuhnya, aku bisa saja ikut merasakannya di tubuhku meski orang itu tak mengatakan penderitaannya kepada siapa pun. Tentunya, hal seperti ini sudah sering menyiksaku.

Oke kembali lagi.

Setelah kucoba meyakinkan diriku bahwa rasa pusing itu bukan milikku, tak lama kemudian rasa pusing itu benar-benar hilang. Entah hilang kemana yang pasti pusing itu tak muncul lagi di kepalaku. Kalian tahu sendiri bukan, rasa pusing biasanya baru reda setelah beristirahat cukup atau minum obat. Jadi di sini aku boleh semakin curiga jika rasa pusing ini benar-benar bukan milikku setelah rasa itu benar-benar menghilang dengan jarak waktu yang terhitung cepat.

Lalu, aku pun diam karena tubuhku sudah kembali baik, tidak lagi merasakan pusing. Aku kembali santai-santai dengan temanku, lalu sekitar 10 menit setelah itu temanku mulai membuka mulutnya.

"Duh, kok pusing banget ya.." ucap temanku sambil memegang suatu titik lokasi di wajah, tepatnya diantara alis. Ya, itu tempat dimana aku merasakan pusing tadi.
Lalu, oleh temanku yang lain dijawab, "iya ya, kenapa rasanya pusing? Kayaknya ini kelamaan begadang ngerjain laporan deh semalam, hahahaa.." ujarnya sambil bercanda kepadaku dan teman-teman yang lain. Semuanya pun ikut menertawakannya.

Aku pun menyadari, itu adalah rasa pusing milik teman-temanku. Tidak hanya satu orang yang merasakan pusing, dan perasaan yang timbul akibat pusing itu berkumpul di tempat kami di suatu titik, dan semakin kuat sehingga aku bisa merasakan rasa pusing itu di kepalaku sendiri meski aku tidak begadang atau melakukan hal-hal yang bisa menimbulkan pusing.

Begitulah ceritanya.

Menurutku, mungkin seorang INFJ yang telah mencapai tingkat yang cukup jauh bisa merasakan hal seperti itu. Mereka bisa merasakan penderitaan orang lain tanpa mengetahuinya, mendengarnya, atau melihatnya.
Sebagai contoh yang lain: aku cukup melihat wajah seseorang untuk mengetahui bagaimana perasaan orang tersebut, dan terkadang aku bisa sampai mengetahui karaktek tersembunyi dari seseorang, yang mana ini menguntungkanku agar bisa mengelak lebih awal dari karaktek buruk seseorang yang disembunyikan.

Namun... Bukan berarti orang yang mendapat hasil tes MBTI-nya INFJ lalu dia tidak bisa "peka" seperti itu bukanlah seorang INFJ (INFJ palsu). Hanya saja, begitulah yang aku rasakan sebagai seorang INFJ, dan memang kuketahui bahwa teman-temanku tidak memiliki "kepekaan" yang sepertiku.

Lagi pula, INFJ itu adalah karakter/pribadi seseorang yang introvert, mengandalkan intuisi, memiliki bakat feeling/merasakan, dan memutuskan/judging. Normalnya kepribadian ini selalu ramah dan tidak pilih-pilih teman. Meski begitu INFJ punya nilai-nilai yang mereka junjung. Jika seseorang meremehkan nilai-nilai mereka, biasanya INFJ akan marah.

Meski INFJ ini introvert, mereka justru cenderung terlihat ekstrovert karena sisi "feeling"-nya yang membuatnya lebih "sadar" terhadap keadaan orang-orang disekitarnya, sehingga dia tahu bagaimana harus bersikap dengan seseorang tersebut. Terutama orang-orang yang sedang mengalami penderitaan, biasanya INFJ cepat mendekatinya karena INFJ tau apa yang sedang di-"galau"-kan oleh seseorang dan biasanya INFJ akan mencoba meringankannya dengan "sedikit memberikan bantuan".

Sedikit nasehat untuk INFJ di luar sana: "membantu" orang lain itu boleh, asal jangan terlalu bodoh dan mencampuri urusan orang lain hanya karena kamu tahu penderitaan yang dialami orang tersebut. Karena, belum tentu "susah"-nya seseorang itu diakibatkan oleh cobaan dari Tuhan karena Tuhan menyayanginya. Bisa jadi, "susah"-nya orang diakibatkan oleh karma masa lalu orang tersebut. Jika yang kamu tolong adalah orang yang tengah mendapat karma, maka tidak akan ada habisnya kamu menolong, karena karma tidak bisa habis sebelum pelakunya terbalas. Apalagi jika si pemilik karma itu tidak sadar diri dengan karmanya. Dia hanya akan memerasmu sebagai INFJ untuk terus menolongnya tanpa henti.

Oke, untuk sekarang cukup dulu. Mungkin bisa dilanjut lain waktu, see you.

- INFJ 6w7

Tentang INFJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang