Paradoks

30 3 0
                                    

Halo aku kembali setelah sekian purnama menghilang tanpa kabar. Beberapa saat ini aku sangat sibuk sampai mengacuhkan segala kesenanganku dalam menulis. Hidup itu memang keras ya, kita harus berjuang menjalaninya sambil mengorbankan hal yang kita suka.

Oke, ayo kembali ke topik utama.

Akhir-akhir ini aku menyadari bahwa seorang INFJ mungkin memiliki empati yang sangat amat besar untuk orang-orang disekelilingnya. Namun, INFJ rupanya sangat buruk dalam mengekspresikan perasaannya yang penuh kelembutan itu.

Yang paling aku benci menjadi seorang INFJ adalah paradoksnya. Mau pergi kemana pun, yang akan kalian jumpai dari INFJ ini adalah paradoksnya. Contoh simpelnya, mereka bilang mereka peduli pada anda, tapi ekspresinya terlihat seperti orang yang sangat muak saat bersama anda. Atau contoh lainnya begini, ketika keadaan genting, anda mengatakan pada INFJ bahwa anda memerlukan pertolongannya. INFJ pasti akan diam sejenak dan terlihat tidak peduli dengan masalah anda. Namun, beberapa saat kemudian, INFJ pasti datang kembali, entah dengan permintaan maaf karena tak bisa membantu, atau, datang membawa solusi jitu.

INFJ memang sulit ditebak, tapi bukan berarti tidak bisa. Kalian sudah tau polanya, yaitu paradoks. Jika INFJ terlihat bersikap negatif dihadapan kalian, bisa jadi apa yang ada di dalam kepala INFJ adalah hal yang positif. Begitu juga sebaliknya. Jika INFJ sedang bertindak positif, bisa jadi di dalam pikirannya tengah banyak bersarang hal-hal negatif yang mengerikan.

Sesimpel itu, tapi tidak terlalu simpel begitu.

- INFJ 6w7

Tentang INFJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang