"Hidup ini memang selalu ada naik dan turunnya,tapi bagaimana jika turun terus?"
RUMAH SINGGAH | PARK JISUNG
(______)
Malam yang sejuk di kota bandung pada pukul 21.02 menerpa kulit remaja berusia 15 tahun yang masih membawa tas ransel di punggungnya yang nampak rapuh itu,berjalan menyusuri jalanan setapak entah kemana
Dia hanya berjalan tak tentu arah,dia mau pulang namun dia tak berani sama sekali,asal kalian tau pagi tadi dia habis merayakn hari kelulusan SMP dengan senang,namun itu hilang ketika dia mendapatkan ranking 1 namun dengan nilai rata rata 99,99%
Tentu saja dia kecewa sekaligus takut,apa yang akan dia dapatkan sepulang sekolah jika ayahnya tahu tentang nilai dia yang hanya kurang satu persen,kata sang ayah semua harus sempurna
Jika dia tak sempurna maka nilai harus sempurna,itu kata sang ayah menjadi pedoman sekaligus tamparan bagi dia,apakah setiap anak harus sempurna,ayahnya itu gila akan sebuah angka dan pencapaian
Jika dirinya tak mendapat sempurna maka akan di balas dengan sebuah kekerasan yang terasa begitu menyakitkan menyapa tubuhnya,bukannya senang malah mendapatkan hadiah kekerasan
Dia pun berhenti berjalan dan duduk di tempat pejalan kaki di samping jalanan yang mulai sepi akan pengendara,dia mengusap wajahnya kasar yang sudah babak belur karna di hajar habis habisa
ah bukan di hajar,lebih tepatnya di bully setiap hari,bahkan saat hari kelulusan yang harus bahagia pun dia menerima bully-an,tubuhnya juga sedikit basah karna di siram di toilet sekolah tadi sore di saat murid lain sudah pulang ke rumah masing masing
tentu saja dia tak bisa meminta tolong,karna dia.....BISU,haha bagaimana mau teriak jika dia saja bisu? apalagi sekarang alat pendengarnya tak ada di telinga dia,dia bahkan tak mendengar cacian dari mereka yang membully
tapi dia tahu betul apa yang di katakan,karna dia melihat gerakan bibir itu dengan jelas berkata
Lo itu tuli!! haha ayo teriak bisa gk? oh ya gue lupa kalau lo bisu!
kira-kira seperti itulah yang dia tangkap keluar dari mulud murid itu,dia pun memilih berdirih dengan sedikit teratih dan memilih pulang,bukan rumah yang nyaman tapi cukup untuk berteduh saja baginya
Dia berjalan melewati komplek perumahan yang sudah hampir sepi dan hanya ada anak-anak kecil yang bermain
salah satu anak kecil itu memberikan ucapan selamat kepadanya
"Bang Jilan Selamat hari kelulusannya "riang gadis kecil itu
Jilan mengangguk senang dan menggerakkan tangannya dengan sebuah bahasa isyarat Makasih Sembari tersenyum lebar karna ada yang mengucapkan selamat kepada dirinya,dia mengusak rambut gadis kecil itu
Abang pulang dulu manis
"Ya bang ji,istirahat yang nyenyak "ujar gadis itu
Jilan mengangguk lucu sehingga rambutnya ikut bergerak tuing tuing gtu hehe,dia pun kembali berjalan karna sedikit lagi sampai di rumah,penjaga membuka pintu untuk dirinya,dia berterima kasih dengan membungkuk sedikit
lalu masuk namun yang dia dapatkan saat di depan pintu adalah sebuah tulisan di atas kertas tipis di tempel di pintu utama
GK BOLEH MASUK,TIDUR DI LUAR MALAM INI
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Singgah | Park Jisung
FanfictionAku butuh rumah untuk diriku bersinggah ketika lelah,namun mau bagaimana lagi rumahku bukan tempat untuk diriku pulang,aku harus apa sekarang? apakah aku salah jika menjadi anak yang tuli dan tidak sempurna?