"Semua hal memang akan terasa menyakitkan kalau dirimu berhasil menemukan titik utama hal tersebut"
RUMAH SINGGAH || PARK JISUNG
sinar mentari pagi mulai muncul menyinari bumi tanpa terkecuali bahkan setiap ujung maupun hal terbesar pun,menggeliat tak nyaman ketika alarm nya berbunyi mematikan dan bangkit dari tidurnya.mengucek mata beranjak lantas merapihkan kasur setelahnya ke kamar mandi bersiap ke sekolah
selesai dia turun ke bawah dengan tas ransel di punggung,kali ini beda kembali dia tak di sambut atau di ajak makan seperti dulu lagi. ayahnya menjadi kepribadian semula.semuanya hanya kepura pursaan semata ,mana halnya seharusnya dia tak terlalu berharap
melanjutkan langkahnya tanpa ada sebuah sarapan melainkan sepotong roti tawar di kasih selai bluberry dari sang bibi ,memakannya karna jujur saja dia merasa lapar berjalan perlahan menikmati udara sejuk dengan kacamta mines bertengger pada hidung bangirnya
sampai di halte bus ia memasuki bus itu untuk menuju ke sekolahnya sampai di pemberentihan akhir dan melepas alat bantu dengarnya karena enggan mendengar cemohan dari berbagai siswa dan siswi saat mengetahui bahwa dia adalah sahabat reno anak sang pilik sekolahan besar ini
menyusuri koridor tampak sepi akan murid berlalu larang ,tubuhnya terserentak tatkala tangan tiba tiba merangkul pundaknya tak lain adalah reno
hanya gerakan bibir saja dia tak mengerti bahkan pembicaraan reno saja sangat cepat ,jilan jadi kualahan
"Jilan? koo Gak jawab?oh mana alat bantu dengarmu huh?"tanyanya sembari menunjuk telinga jilan
sang empu pun mengangguk lucu dan dengan polosnya mengambil alat bantu dengar di saku lalu memakainya dan tersenyum tipis ke reno "Maaf"
"Gapapa kok,oh ya gue anterin sampek ke kelas lo ya? bilang ke gue kalo di rundung ama anak lain ntar gw bunuh tuh anak"
"Gak usah kejam kejam ren,haha" senyuman lebar jilan gambarkan karena merasa lucu akan ucapan sahabatnya terbilang sarkas karena raut muka reno amat serius
"Serius nih jilan.jangan ketawa dong"ketus Reno meninggalkan jilan berjalan terlebih dahulu,jilan yang sadar bahwa reno gambek pun mengekori langkahnya dan berusaha membujuk sahabatnya
menari tangan sahabatnya dan ya percuma saja reno tetap merajuk,biarlah dia yang membujuk nanti waktu istirahat di kantin sekalian mau bicarain suatu hal sama reno yang mungkin dia sembunyikan salama ini
.
.
.
Kriing kriingg
jilan berjalan ke arah kantin tapi dirinya malah di hadang oleh golongan yang habis membullynya beberapa hari yang lalu,langkahnya perlahan mundur dan bergidik ketakutan
"Se enggaknya lo harus tanggung jawab ,tuli! kerna elo udah bikin gue babak belur "di tariknya kerah seragam jilan dan memukul wajah itu satu pukulan
Bugh
Bugh
Bugh
PLAK!!
jilan memilih diam dari pada melawan apalagi rasa sakitnya belum hilang sebab perundungan dan siksaan ayahnya,punggungnya terasa remuk redam saat di hantam ke tembok tanpa belas kasih,dia berdo'a agar ada yang menolongnya walau hanya encegah setidaknya mengurangi rasa sakit
tubuhnya di tarik paksa hingga berdiri "Lo lebih pantes mati! gak sempurna mau jadi apa emang di masa depan?"ejeknya
tawa antara geng pemimpin itu meledak seketika saat akan memukul jilan lagi tapi sebuah tangan mencekal lengannya,di lihatnya ternyata itu adalah anak baru dengan sebuah kacamata bingkai bertengger pada hidung bangirnya ,kilatan mata tajam dan amarah memancar
"Jangan ada perundungan"ucapan terkesan dingin nan memerintah
"Cih,emang lo siapa hah??"
"Gue cuman murid baru kok,kenalin gue bima"
Degh
jantung jilan menceos mendengar nama itu,dan benar saja saat ia lihat itu adalah bima tapi bukan versi dulu,pakaian rapi ala anak SMA dan sebuah bingkai kacamata ,menambah kesan bahwa dia adalah anak baik baik
jilan terdiam dan mmebisu menyaksikan perkelahian antara Bima dan si pembully ,meski tahu pada akhirnya bimalah yang akan menang jilan mengulas senyuman tipis,bersyukur lantas tak menyangka perundungnya dulu malah menolongnya yang sudah tidak berdaya
sampai si perundung tadi melenggang pergi meninggalkan keduanya,Bima hendak mmebantu jilan berdiri tapi sebuah pukulan di hadiahkan
Bugh
"Anjing Lo!! beraninya Rundung Jilan lagi!!"marah reno dengan membara menatap benci bima yang tertagun akan kehadiran sahabat masa kecilnya
Jilan menggeleng dan mencegah reno yang akan menghajar bima ,pasti akan mmebabi buta nantinya ."jangan reno,bima udah nolongin aku tadi"
"Perundung kayak dia nolongin lo? cih basi banget sih"ujar reno menatap jengkel pada bima
bukannya menjawab bima malah meninggalakn keduanya,berjalan pergi karena merasa sakit hati terhadap ucapan reno,menusuk hati paling dalam
.
.
.
"Reno seharusnya kamu nggak boleh gitu ke bima"raut muka jilan nampak kecewa
Reno merasa kesal ,penuturan jilan ia abaikan sedari tadi tapi ya begitulah dia sabarkan saja meski amarahnya sudah memuncak dan "Jangan bela si perundung"
"Namanya Bima ren"
"Bodo amat! ngapain sih bela tuh anak terus hah?!! gak inget apa yang dia perbuat ke elo tahu silam!!"gertak reno
"Itu udah berlalu ren,bima kayaknya udah berubah"
"Udah deh lan,mending lo makan nih batagor ala bu kantin dari pada mbahas tuh perundung ,yang ada gue gak nafsu makan "dumel reno melahapkan batagor ke mulut jilan
Uta dan bumi tertawa agak keras melihat tingkah keduanya,raut muka kesal jilan dan pipi melembung serta bibir mengecurut luuc,ah rasanya mereka mau hap tuh anak ,tapi sadar kalo jilan cowok
"Nanti pulang sekolah main yuk"ajak Bima
Uta mengangguk plan "Rencana bagus,gimana ren? mau nggak?"
"Ya gue mah mau aja tapi jilan,mau gak?"pandangan ketiganya teralih pada jilan yang kebingungan
"Bisa aja kalo di bolehin sama Aa Haikal"
reno menngangguk "Kalo masalah itu gampang,biar gue yang izin sama Aa haikal,pasti di restuin kok"Sombong jeno endapatkan geplakan cinta dari bima
"Heh setan lo! sakit jing!"
"Lagian lo sombong amat,sifat lo kagak berubah perasaan"oceh uta
"Sombong itu gak baik bim"Peringat Bima
jilan tersenyum tipis merasa senang dan bahagia,kenal dengan bima dan uta .ia kira tak akan mendapat teman seperti masa SMp,sekarang dia mendapat perlindungan lagi dari sahabatnya dulu, semoga saja pertemanan mereka sampai lulus dan menjalankan kuliah hingga berekja di perusahaan
jujur saja hanya momen seperti ini membuat jilan bahagia
Bersambung.....
jangan lupa vote sama komen ya
Gimana? suka nggak?
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Singgah | Park Jisung
FanficAku butuh rumah untuk diriku bersinggah ketika lelah,namun mau bagaimana lagi rumahku bukan tempat untuk diriku pulang,aku harus apa sekarang? apakah aku salah jika menjadi anak yang tuli dan tidak sempurna?