Liana
Raziel
***
Liana melihat ke arah mereka dan tersenyum lemah. "Akhirnya kita selamat"
Kemudian tubuhnya jatuh. Untung saja Raziel dengan sigap menahan tubuh Liana.
Damian menghampiri mereka dan mengusap kepala Liana. "Kalian sudah bekerja keras"
Xenon melihat ke arah mereka berdua yang jauh dari kata baik-baik saja.
Punggung raziel mengeluarkan darah yang tidak sedikit, seseorang bisa melihat kulitnya terkelupas sehingga daging miliknya terlihat.
Bahu dan lengan nya pun memiliki bercak merah, hasil dari melindungi Liana dari serangan tadi.
Di sudut bibirnya terdapat darah yang mengalir akibat memaksakan dirinya untuk mempertahankan tameng es.
Sedangkan Liana hanya memiliki luka bakar di bagian punggung nya. Walaupun kini dia pingsan, itu karena kelelahan setelah mengeluarkan kekuatan besar untuk memanggil pilar teleportasi.
Pria paruh baya yang menyerang Liana segera berlutut menghadap Xenon.
"Salam kepada ketua klan yang agung! "
Xenon melambaikan tangannya. Segera setelah itu, tubuh pria paruh baya itu terbang sejauh 100 meter dari sana dan menabrak batu besar hingga batu itu hancur berkeping-keping.
Wanita di sebelahnya membeku dengan keringat dingin mengalir di dahinya.
"Beraninya kalian melukai cucu ku! "Geram Xenon dengan mata yang berkilat dingin.
Suara nya yang dalam membuat pria dan wanita itu seperti tersambar petir.
Tidak pernah sekalipun mereka berpikir bahwa gadis itu merupakan cucu sang pemimpin klan dan juga seorang putri dari Zenith Hall.
Wanita itu segera bersujud dan berkata. "Mohon ampun, yang mulia! Ini hanya sebuah kesalahpaham--"
"Salah paham katamu? "
KAMU SEDANG MEMBACA
Zenith : Reditus Omnipotentiae
Fantasy•PERINGATAN• [Book pertama dari Series Zenith] [Beberapa chapter mengandung adegan dewasa] [Reverse Harem Area] [Chapter yang mengandung adegan dewasa akan diberi tanda warning] |~|~|~|~|~|~|~|~|~|~|~|~|~|~|~|~|~|~|~|~|~| Liana Amertha bertransmigra...