Liana
***
Liana yang baru saja sampai di Annapuri langsung di sambut oleh beberapa pengawal dan ajudan Xenon.
"Mari nona, tuan sudah menunggu di villa"
Entah karena efek teleportasi atau hal lain, Liana kembali merasa pusing dan mual yang bahkan lebih hebat dari sebelumnya.
Sebisa mungkin Liana menahan nya, setidaknya sampai ia bertemu dengan Xenon.
Sesampainya di villa, Liana segera berlari menuju kakeknya dan memeluknya.
"kakek, aku pikir aku sakit"rengek nya pada Xenon dengan wajah melas miliknya.
Tapi respon Xenon membuat Liana merasa aneh. Xenon hanya mengusap rambut Liana sambil tersenyum kecil.
"kakek? "Tanya Liana dengan bingung.
"kau akan segera sembuh, tak perlu khawatir"ujar Xenon dengan senyum tipis.
Bukan, bukan itu yang Liana maksud. Liana merengek hanya agar bisa dimanja oleh Xenon seperti biasanya.
Liana tidak peduli dia sakit atau tidak, rasa sakit itu tidak mengganggunya sama sekali. Dia hanya ingin mendapat perhatian.
Tapi mengapa kali ini Xenon berbeda dari biasanya? Apakah karena masalah Gunung Sagarmatha itu?
Liana menggenggam tangan Xenon dan menatap langsung ke dalam mata Xenon seraya berkata. "Kakek tak perlu khawatir, ini pasti bukan masalah besar"
Xenon tersenyum dan mengusap rambut Liana. "aku harap juga begitu"
Liana merasa gelisah karena jawaban Xenon. Jika Xenon tidak bisa menjawab iya, makanya artinya itu tidak.
Saat Liana akan berbicara, prajurit yang menjaga pintu masuk berbicara. "Tuan, yang mulia kaisar sudah tiba"
Xenon dan Liana segera berdiri dan berjalan keluar. Mereka menyambut kaisar dan berjalan ke ruang pertemuan.
"Lama tak bertemu, ketua klan dan nona muda Liana"ujar salah satu orang yang merupakan perdana menteri kekaisaran ilahi.
"Senang bertemu dengan mu lagi, perdana menteri"balas Xenon dan Liana yang tersenyum lalu menundukkan kepalanya.
"Sejak kecil cucu mu merupakan anak manis yang imut, dan sekarang dia tumbuh menjadi gadis muda yang manis dan cantik. Saya bisa melihat energi muda yang berada di matanya. Saya harap saya bisa melihat mata bersinar itu dalam waktu lama"
Liana bisa melihat ada tatapan hangat di mata perdana menteri ini. Dia ingat samar-samar saat kecil Liana beberapa kali bermain di taman bersama perdana menteri yang saat itu baru berkepala tiga.
"Haha tentu saja, dia merupakan cucu saya, jadi dia pasti akan tumbuh menjadi gadis yang luar biasa"ucap Xenon dengan tawa bangga.
"kakek! "Tegur Liana dengan perasaan malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zenith : Reditus Omnipotentiae
Fantasy•PERINGATAN• [Book pertama dari Series Zenith] [Beberapa chapter mengandung adegan dewasa] [Reverse Harem Area] [Chapter yang mengandung adegan dewasa akan diberi tanda warning] |~|~|~|~|~|~|~|~|~|~|~|~|~|~|~|~|~|~|~|~|~| Liana Amertha bertransmigra...