Part V

1.6K 123 5
                                    

Malam ini udara semakin dingin, Anne dengan Ayah tengah menonton tv, sementara Calum masih asik dikamarnya entah melakukan apa.

"Anne kau tak pergi tidur?" Terlihat Ayah sangat mengantuk menatap Anne yang masih asik menonton.

"Aku masih ingin disini, apa  Ayah sudah ingin tidur?"Anne berpaling menatap Ayahnya yang segera beranjak kekamar. Ibu sudah terlebih dulu tidur.

"Belum tidur?"Tiba-tiba Calum turun dari tangga membawa bukunya.
"Belum, sepertinya aku mengalami amnesia"Anne setengah teriak melihat Calum masih berjalan menghampirinya.

"Insomnia Anne, bodoh sekali kau" Calum menghempaskan tubuhnya disamping Anne meregangkan otot-otot tangannya mengedarkan pandangan keseluruh ruangan setelah berkutat dengan buku buku.

"Kenapa kau belum juga tidur?" Anne menyikut lengan kakaknya.

"Aku baru saja belajar untuk menghadapi ujian sejarah,dan aku tak ingin mendapat nilai merah, jika ya, aku bisa di drop out" Sungguh Ia terlihat sangat lelah dan gelisah.

"Mau kubuatkan teh?"Anne beranjak pergi kedapur ingin membuatkan kakaknya teh hangat.

Calum tersenyum senang mendapati adiknya memang peduli terhadap dirinya.

"Anne, kau memang adik yang pengertian" Calum dengan senang menerima teh yang Anne buat, segera meneguknya perlahan.

"Aku hanya sedikit kasihan denganmu "Anne tersenyum kembali duduk.

"Anne kenapa kau tak pergi tidur, sudah mulai larut, apa kau tak pergi kesekolah besok?" Calum menatap Anne setelah beberapa lama menonton tv dan mengobrol. Jam sudah menunjukkan pukul 12.11 malam.

"Aku tak bisa tidur Cal," Anne menatap kakaknya yang sudah sangat mengantuk.

"Yasudah aku akan pergi tidur, jangan terkejut jika tiba tiba ada penampakan dibalik sofa"Calum masih bisa menggoda adiknya membuat Anne shock mendengarnya segera mematikan tv dan berlari mengejar Calum yang sudah terlebih dulu pergi.

"Caall...kau benar benar menyebalkan, aku takut sekarang" Anne mengetuk pintu kamar kakaknya yang sudah tertutup rapat. Sudah beberapa lama Anne memanggil kakaknya, namun tak ada tanda-tanda pintu akan terbuka, Anne menangis sekarang wajahnya terlihat sangat pucat dan keringat dingin mulai mengucur, Anne sangat ketakutan.

"Anne kau menangis?"Calum yang mendengar tangisan Anne segera membuka pintu, tak tega juga Ia membiarkan Anne ketakutan setengah mati.

Anne melihat pintu terbuka dengan cepat menerobos masuk kamar kakaknya meringkuk dibawah selimut tubuhnya bergetar hebat, Calum yang melihat itu semua tertawa lebar, Ia merasa aneh, kenapa mempunyai adik seperti dia.
Bodoh.

Kau ingin tidur disini Ann?" Calum mengelus punggung Anne masih terdengar isak tangisnya.

"Calum biarkan aku tidur bersamamu, karenamu aku tak akan berani tidur sendiri sekarang"Anne masih dalam selimutnya.

"Bukankah kau Anemia?" Calum mulai menggodanya lagi.
"Amnesia bukan sih, ehh tadi apa yang kukatakan Anne? Penyakit tak bisa tidur!!" Calum menarik selimut adiknya.

"Aku tak tahu Cal, seingatku mungkin sariawan"Anne merebut selimut dari kakaknya, masih tak berani untuk membuka mata.

"Kau bodoh Anne" Calum kesal menghempaskan tubuhnya duduk di sofa.

"Kau juga tak beda jauh denganku "Anne teriak tak ingin kalah.

"Kau cengeng, seperti anak kecil" Calum membalas lagi.

"Kau keras kepala dan egois"

Jika sudah saling menjelekkan lawan tak akan pernah habisnya, mereka terus saling menjatuhkan sehingga kehabisan kata-kata.

"ANNE CALLUUMM!!! jangan ribut sudah malam bukannya besok kau ada ujian Cal, jangan ganggu kakakmj Ann, cepatlah pergi tidur?" Terdengar Ayah teriak marah mendengar kedua anaknya ribut saling mengatai.
Anne dengan Calum segera tutup mulut tak ingin Ayahnya datang menghampiri mereka.

"Sudah Cal, aku lelah,"Anne berbaring untuk pergi tidur meski Ia benar-benar tak tidur.
"Ohh Shiit, apa yang ku pelajari tadi sama sekali tak ku ingat" Calum memukul kepalanya mencoba mengingat-ingat apa yang sudah Ia hapal dari tadi.

"Sejarah tidak dihafal Cal, tapi dimengerti"Anne menatap Calum heran.
"Tidurlah Anne, jangan coba menasehatiku" Calum menatap Anne sinis, ternyata masih kesal dengan perdebatannya.
****

Esoknya ditengah sarapan Anne terlihat sangat lelah, Ia baru bisa tidur pukul 03.15 pagi.

"Anne wajahmu pucat, apa kau sakit?"Ibu menatap Anne yang terlihat tak nafsu makan.

"Tidak Bu, Ia tak bisa tidur, Insomnia dan baru dapat tidur jam 3 pagi" Calum menatap Anne sekilas, Ia sudah ingat sekarang penyakit susah tidur adalah INSOMNIA. Entah kenapa Ia ikut sarapan sekarang, sepertinya Ia tak ingin kelaparan saat ujian berlangsung.

"Ya sudah hari ini kau tak usah sekolah, istirahat saja, kalau kau mengantuk bagaimana kau bisa belajar?"Ayah mencoba meyakinkan. Anne terdiam sejenak.

"Asiikk... kalau begitu aku bisa langsung jalan-jalan sama Christine"Calum membatin mendapati adiknya tak akan sekolah,
"Ya sudah aku kekamar dulu Yah, Bu mau lanjut tidur"Anne setuju segera meninggalkan meja makan.

Pulang sekolah Calum menghempaskan tubuhnya disofa, Ia sangat lelah.

"Sudah pulang?"Anne menghampiri Calum membawa minum. Dengan segera Calum meneguk air minumnya hingga tak tersisa, Anne merenggut kesal, itu minumnya ysng ingin Ia minum tetapi sudah dirampas oleh Calum, Ia hanya tertawa liar mendapati wajah adiknya yang sudah masam.

"Sudah, kau bisa ambil lagi kan dapur tak jauh ini"Calum beranjak kekamarnya untuk pergi tidur.
****

Saat sore hari Ayah sudah pulang kerja, Ia tengah duduk didepan teras.
"Yah, kenapa tak masuk? Diluar udara cukup dingin" Calum yang mendengar suara mobil Ayah datang segera menghampiri.

"Ayah hanya istirahat, bagaimana Anne sudah sehat?" Ayah menatap Calum yang bersandar dipintu melipat tangannya mengurangi rasa dingin, saat itu Ia hanya memakai kaos tipis wajar jika Ia merasa sangat dingin.
"Sudah Yah"Calum menjawab seadanya.

"Ayo masuk, aku tak ingin kau yang sakit"Ayah segera masuk diikuti Calum yang menutup pintu.

Pada saat makan malam Calum teringat akan sesuatu membuatnya tersentak.

"Ayah, Ibu, Christine ingin mengundang kita keacara makan malam sabtu depan" Calum menatap satu persatu Ayah dan Ibunya.

"Apaa??? Sabtu depan? Tidak bisa Ayah dan Ibu sudah berjanji padaku untuk menemaniku mengikuti lomba piano antar sekolah"Anne tak terima dengan ucapan kakaknya.

"Hey acaraku diadakan pukul 7 malam memangnya acaramu malam ha?"Calum mulai kesal.

"Tentu saja,"Anne mengangguk,

Terjadilah lagi, Calum merengek pada Ibu supaya datang keacaranya sementara Anne merengek pada Ayahnya, makan malan mereka jadi berantakan akibat kakak beradik itu kini sudah saling lempar makanan dan berkata bahwa acara mereka sangat penting, dan tak ada yang mau mengalah.

"STOOOOPPP"Ayah menggebrak meja melihat mereka, semua terdiam.

"Biarkan kami memikirkannya"Ayah dengan gusar pergi.

"Sekarang bersihkan ruangan ini" Ibu tak kalah kesalnya mengikuti Ayah pergi. Ane dan Calum saling pandang meratapi nasibnya kini.

"Kau menyebalkan" Calum memandang Anne dengan sinis.

"Kau bodoh, ayah tak akan mau menemanimu, Ia lebih menyayangiku dibanding kau!"

"Benarkah itu? Wow, aku terkejut, kenapa kau selalu menghalangi apa yang aku lakukan jika itu bersangkutan dengan Christine? Apa sedendam itu kau dengannya? Bahkan dimataku kau lebih buruk dibandingkan dengannya!" Calum membanting kursi membuat Anne terkejut melihat Calum yang sangat marah dengannya.

"Aku hanya tak ingin kau dijauhi oleh semua orang Cal"

Proses pengeditan lagi, ugh typo everywhere.
Thanks sudah vomment

You are My Brother √ Calum Hood [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang