Satu

5.1K 78 2
                                    

SELAMAT MEMBACA💙💙

***

Cewek dengan seragam sekolah yang berantakan itu terlihat sibuk dengan tugas yang ada di hadapannya. Dia Haura Anaya Claudia.

"Dih, Haura tumben banget lo rajin," ujar seorang cowok yang baru saja duduk di samping Haura. Namanya Rafa.

"Kalau ngga diancam, gue juga ogah kali kerjain nih tugas," kata Haura kesal seraya menggaruk kepalanya karna kesusahan mengerjakan soal yang di berikan oleh Ibu Mia.

"Punya lu udah belum?," tanya gadis itu kepada Rafa.

"Udah dari kemarin." jawab Rafa tenang.

"Bagi dong, puyeng nih kepala gue dari tadi ngga selesai," kata Haura mulai frustasi dengan soal yang tidak dapat dia selesaikan.

"Ogah ah, entar gue lagi yang dimarain Bu Mia," kata Rafa seraya memutar badannya membelakangi Haura.

"Pelit banget sih jadi orang,"

"Gue traktir deh,"

"Bener ya," kata Rafa mulai terpancing saat Haura menyebut kata 'Traktir'.

"Iya bener, buru makanya," kcap Haura dengan meminta buku tugas matematika temannya itu.

"Nihh, benar yah awas aja lo kalau bohong," kata Rafa seraya mengeluarkan bukunya dari dalam tas.

"Iya ah lama banget sih lo," kesal Haura dengan merampas kasar buku yang baru saja di keluarkan Rafa.


。◕‿◕。


Setelah pulang sekolah Haura berlari masuk ke dalam rumah mewah ya bertingkat dua itu. Haura adalah anak kedua dari seorang pengusaha terkenal di Yogyakarta. Haura memiliki seorang kakak perempuan yang masih belajar di salah satu Universitas yang ada di Yogyakarta.

"BUNDA!!." Teriakan itu seketika menggema di seluruh penjuru rumah.

"Bunda Haura pulang, Bunda masak apa hari ini!!," teriak gadis itu dengan melemparkan tasnya ke sofa berwarna abu-abu yang berada di ruang tamu.

"Waalaikumsalam," sahut wanita yang berkisaran umur 30 tahun yang baru saja keluar dari dalam dapur.

"Hehehe, maaf Bun lupa," ucap Haura cengengesan.

"Bunda masak apa?," tanya Haura lagi.

"Bunda masak ayam kesukaan kamu," jawab Bunda kemudian tersenyum kepada anak bungsunya.

"Bunda memang terbaik deh," kata Haura kegirangan kemudian berlari dengan cepat ke arah meja makan.

"Eh.. mandi dulu sana habis itu baru makan!!," teriak Lia-Bunda Haura.

"Siap Bun," setelah itu, Haura mengubah arah larinya yang tadi ingin ke meja makan kini beralih ke tangga menuju lantai dua di mana kamarnya berada. Lia menggeleng pelan saat melihat tingkah anak perempuannya itu sangat berbeda dari putri sulungnya. Pulang sekolah dengan keadaan baju di luar, rok yang miring dan rambut berantakan. Hal itu memang sudah biasa namun jika terus begini apa kata orang nanti. Masa anak gadis kelakuannya seperti anak laki-laki.

Sementara itu Haura bernyanyi dengan sangat keras dari dalam kamar mandi yang berada di kamarnya. Setelah kegiatannya selesai gadis itu keluar dengan baju tidur berwarna hitam dan handuk di atas kepalanya. Haura mengambil ponsel miliknya yang sempat di Charge tadi. Gadis itu kemudian mengambil foto dan mengunggahnya di akun Instagram miliknya. Setelah lima menit tiba-tiba Haura dibanjiri oleh DM dari para pengikutnya.

Hai, Gus! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang