Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
• • •
“Gēgeeee!” perempuan bersurai perak yang serupa dengan sang jenderal Xianzhou menarik - narik helaian yang terikat milik sang pria. “BANGUN GĒGE! MEJA MU SUDAH PENUH DENGAN KERTAS DOKUMEN TAAUUU!”
Burung - burung kecil yang bersarang di rambutnya melompat berterbangan lantaran suara sang perempuan terlalu nyaring, dan teknik tersebut cukup ampuh untuk membangunkan sang Dozing General.
“Mmhh, [Name] saja yang urus,” perempatan siku - siku muncul memenuhi kepala sang perempuan, ia kembali menarik ikatan surai sang pria hingga mengaduh kesakitan. “Ouch! Astaga. Baik - baik, akan aku kerjakan jīdòng de mèimei.”
“Wǒ bù xīngfèn!”
“Begitukah?” sang pria bangun dari duduknya dan langsung menarik kedua sisi pipi sang perempuan hingga melebar. “Lihat betapa menggemaskannya—”
“Jing Yuan.”
Caranya menyebut nama sang pria begitu tegas dan menyeramkan, terutama karena ia menekan setiap hurufnya. Pintu ruangan di ketuk, setelah diberi izin langsung dibuka dan menampilkan sosok lelaki muda dengan surai pirang pucat. “Ah! Dàgē! Boleh temani aku mencoba pedang baru?”
“Aku ingin sekali bisa menemanimu, hanya saja,” matanya melirik kecil kesamping melihat ekspresi adik perempuannya yang mulai menajam dan menatap sinis balik. “Ada pekerjaan yang sudah menumpuk lagi.”
“Baiklah, aku akan—”
“Aku temani! Dan Gēge! Pastikan kau mengerjakan tugasmu hari ini, jika ada yang memberi laporan kau kembali bermalas - malasan,” [Name] menggerakan tangannya seolah mencongkel keluar bola matanya, lalu mengepalnya dan membuang ke lantai lalu menginjaknya. “Mengerti?” Jing Yuan mengangguk patuh.
Kali ini wajahnya terpari senyuman manis yang begitu melegakan. Ia beranjak keluar dari ruangan setelah memberi kecupan kecil pada pipi sang kakak, lalu melambai dan pergi bersama sosok yang menunggu tadi.
