Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
• • •
Bayangkan dirimu menemukan kotak kardus yang melayang diluar angkasa, dan saat memungutnya ternyata didalam kardus tersebut terdapat kapsul berisi bayi mungul dengan kondisi oksigen didalam kapsul tersebut mulai menipis. Itu yang Himeko alami saat Astral Express mogok di tengah angkasa.
Sungguh kejutan diluar nalar bukan? Dan berakhir ia merawat bayi itu hingga besar dan menjadi sosok gadis yang menemaninya berpergian antar galaksi dan planet bersama Pompom.
“Ppsstt! Pompom!” gadis yang menjadi anak pungut Himeko itu bersembunyi dibalik gerbong kereta, memanggil buntalan kelinci ajaib agar menghampirinya. “Itu siapa?”
Yang di maksud adalah sosok pria tinggi berkaca mata dan membawa tongkat, ia terlihat sangat berwibawa... Seperti orangtua. “Welt Yang, orang itu akan ikut bersama kita mulai saat ini kata Himeko.”
Ia mengangguk paham lalu kembali memperhatikan Himeko dengan pria itu. Mereka terlihat sedang berbicara masalah yang sangat serius... Entah apa itu, ia merasa jika dirinya menguping pun dia tidak akan mengerti.
“Ah, Himeko meminta [Name] untuk membuat teh,” ucap Pompom meneruskan amanah Himeko.
“Eehhh??? Padahal aku ingin tidur...,” sebagai manusia yang di pungut oleh Himeko bagaimana dirinya bisa menolak permintaan Himeko?
Walaupun matanya sudah sangat lelah ia tetap pergi ke dapur yang tersedia di Astral Express dan membuat dua cangkir teh untuk Himeko serta tamunya. Setelah itu ia taruh di nampan dan membawanya.
“Mama, aku membawa teh.”
Wanita bersurai merah itu menoleh dengan senyum yang tidak lepas dari wajahnya. Setelah kedua cangkir ditaruh di atas meja, ia mengusap surai sang gadis dengan penuh kasih sayang. “Terimakasih [Name]~ Maaf menunda waktu tidurmu ya.”
[Name] menggeleng kecil. “Bukan masalah besar.”
“...”
Entah kenapa di tengah kesunyian itu, Himeko merasa ada yang janggal. “Apa tehnya tidak sesuai dengan selera Tuan Yang?” Himeko bertanya lantaran setelah pria itu meminum tehnya ia menjadi termenung.
“Tidak. Hanya saja, sepertinya teh disini memiliki rasa yang cukup unik,” ia menaruh kembali cangkirnya di atas meja.
“Begitu kah?” Himeko mengambil cangkir teh miliknya. Sesaat setelah dia meneguk teh tersebut, ia langsung paham apa yang membuat rasa tehnya menjadi unik. “Hm~ [Name] sepertinya sudah harus tidur sekarang ya,” Himeko menaruh cangkir miliknya lalu mengecup kening putrinya. “Selamat tidur~”
