Di terik mentari ini, tepat pukul 06.00 WIB aku terbangun dari pagi yang menyambutku. Aku membuka selimut dan menuju kamar mandi. Ku buka bajuku dan kupakai baju mandi ku. Setelah selesai mandi, akupun bergegas memakai seragam sekolah. Dan tak lupa pula mempersiapkan buku pelajaranku.
Saat aku berjalan menuruni anak tangga, tiba-tiba suara itu mengagetkanku hingga aku jatuh terpental ke lantai rumahku. "Naomi! Kamu selalu saja lupa sarapanmu. Kesini dan makan dulu abia itu minum susu mu. Keburu dingin lo" ternyata itu suara ibuku. Sudah sangat kebiasaan sekali mengagetkan ku.
"Aw! Sakit! Ibu tidak lihat aku terjatuh untuk kesekian kalinya karena suara ibu yang lantang itu membuatku kaget hah?" sambil mengusap pantat dan kepala mungilku ini.
"Maafkan ibu sayang, habisnya kamu sih selalu aja lupa sarapan. Hehe" sambil mengusap dan mencubit pipiku yg tembem ini.
"Iya iya aku maafin. Yaudah bu, naomi pamit ya. Keburu telat. Assalamualaikum bu" lalu kuraih tangan ibuku yang masih bau dapur dan kuciumnya.
"Hati hati ya nak!"
"Pagi naomi!" kata seseorang yang sudah ada disampingku. Yah siapa lagi kalau bukan Fifi. Teman bangku ku.
"Ngagetin aja lo. Lo sama aja dengan ibu gue. Hobinya ngagetin orang" akupun membuang muka saja.
"Yeee...lo masih pagi aja udah marah. Ntar rejeki lo kabur lo. Hehehe"
"Berisik lo ah! Lo udah selesai tugasnya?" akupun membuka buku tugasku.
"Iya udah. Mau liat? Bayaar" mencubit pipiku yang lembut ini.
"Iya ntar gue bayarin. Abis lebaran gajah ya. Hahahaha" akupun tertawa terbahak bahak tapi Fifi terlihat cemberut lalu akupun meminta maaf.
Bel jam istirahatpun tersengar juga. Aku dan Fifi siap ke kantin karena perut ini dari tadi demo tidak jelas. Maklum udah lapar tingkat dewa. Hehehe
"Nom, kantin yuk. Dari tadi perut aku udah berkoar koar pengen dimanjain." sambil memegang perutnya dan tangan kanannya sudah memegang tangan kiriku.
"Iya Fi, aku juga udah lapar" balasku dengan wajah yang sudah diartikan lapar.
Setengah perjalanan menujy kantin aku terhenti. Ternyata aku melupakan dompetku.
"Mmmm... Fi! Aku balik kelas dulu yah""Kenapa Nom?" tanyanya dengan penasaran.
"Gak, ini dompet ketinggalan. Tunggu gue di kantin aja. 5 menit lagi gue nyampe yah" balasku dengan senyum manisku.
"Yaudah jangan lama Nom. Awas lo bohongin gue. Gue sikat lo di kelas" jawabnya dengan menunjuk ku dengan jari telunjuknya.
"Iya siap bos!" bergaya ala tentara yang hormat kepada atasannya.
Saat menuju kelas, tiba tiba saja ada bola datang kearah kakiku. Akupun kaget dengan kedatangan bola itu. Lalu ada seorang lelaki gagah, tinggi, putih, hidung mancung datang kearahku dengan lari dan berkeringat di dahinya.
"Maaf kak itu bola kami. Kami gak melihat kakak ada di samping lapangan lewat. Maaf yah kak" dengan memasang mimik wajah yang mengartikan ingin meminta maaf sambil memegang bola. Aku menganga karena melihat ketampanannya yang membuatku terpesona padanya. Diapun melambaikan tangan kearah wajahku dan akupun tersentak dari lamunanku.
"Kak? Haloo? Kenapa malah melamun sih kak?" tanyanya dengan wajah yang heran.
"Ehm..iya dek gapapa. Aku juga yang salah malah jalan ditengah lapangan gini" jawabku sigap. Takut dikira aku daritadi ngeliatin dia padahal emang iya. Hehehe
"Hmm gapapa kak. Aku balik ke lapangan lagi ya kak. Sampai jumpa" sambil melambaikan tangannya.
Akupun cuman bisa senyum dalam hati dan bertanya tanya 'siapa lelaki itu? Dimana kelasnya? Aku penasaran sekali padanya' tanyaku dan tidak sadar aku sudah ada depan kelas dan langsung teringat pada Fifi yang sudah menungguku di kantin sejak tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Berondong
Teen FictionKetika cinta pada pandangan pertama mengubah segalanya. Yang tadinya aku seorang wanita tak tahu soal cinta, ketika pandangan pertama merombak hatiku dan selalu menganggu tidurku. Iya. Dia adalah adik kelasku sendiri. Cinta pertamaku. Yang selalu me...