Pandangan Panas

3K 114 0
                                    

Kring.. Kring

Hpku bunyi. Kuraih hpku yang membangunkan tidur siang ku. Lalu dengan sigap aku mengangkat telfon itu.

"Halo?" dengan nada malas karena aku masih ngantuk.

"Halo Nom, lo dimana sekarang?"

"Ya dirumah lah mau dimana lagi." jawabku

"Gue jemput lo sekarang yah" terdengar suara nyaringnya yang dari seberang telfon sana.

"Emang lo mau ngajak gue kemana Fi?" tanyaku dengan heran. Sampai aku lupa apa janjiku sama Fifi siang ini.

"Yaelaaah.. Kita kan mau ke Cafe ngerjain tugas. Disanakan ada wifi gimana sih. Besok terakhir ngumpulinnya Naomi......"

"Iya deh iya gue tunggu lo. Gue mau cuci muka trus pakaian." aku langsung spontan beranjak dari tempat tidur dan menuju kamar mandi.

"Oke deh gue otw kerumah lo."

Akupun selesai pakaian. Baru saja aku ingin menyisir rambut, si Fifi udah merebahkan badannya ke tempay tidurku. Kulihat dia begitu lelah dengan tugas sekolah kami.

"Jangan lama Nom, keburu sore nanti kita gak ada waktu buat ngerjain tugas" Sambil menarik kaus ku lalu akupun berbalik ke arahnya.

"Iya ini udah selesai kebo. Nyisir rambut gue aja dikira lama. Yaudah yuk cabut." akupun melangkah keluar kamar bersama Fifi dan meminta ijin ke mama. Dan kamipun berangkat menuju cafe.

Akhirnya kita sampai di cafe. Kulihat disamping pintu outdoor ada yang kosong. Aku menuju kesana bersama Fifi. Fifi pun ijin ke barista ingib memesan minuman. Lalu kunyalakan laptop Fifi. Seketika aku melihat kebelakang kanan ku. Kulihat Virly duduk sendiri. Sepertinya dia menunggu seseorang. Lalu ku balikkan lagi badanku menatap laptop.

Setelah beberapa menit. Ku balik arah lagi melihatnya. Betapa terkejutnya aku. Lelaki yang di hadapannya itu adalah Dimas. Kekasihku. Mereka jalan berdua saja tanpa mengabariku? Seketika leherku terasa ada yang mengcekeknya dan tubuhku terasa ngilu melihat mereka berdua. Laly kulihat Fifu sudah ada didepanku.

"Heh? Lo kok melamun? Nih diminum dulu keburu dingin." akupun tak menggubris kata katanya dan langsung berlari menuju toilet. Aku menangis didepan wastafel dan cermin besar di hadapanku.

'Tega banget lo bohongin gue. Lo bilang sama gue, gue harus tetap percaya sama lo. Setelah apa yang gue liat barusan gue harus tetap percaya sama lo? Gak bakalan. Kali ini gue gak akan percaya 100% kepada lo Dimas. Lo jahat' kataku dalam hati. Rasa kecewa, sedih, dan emosi bercampur hari ini. Aku sangat kecewa. Akupun menghapus airmata ku dan menenangkan fikiranku. Aku gak mau Fifi sampai melihat Dimas dan Virly. Akupun berarah melihat Fifi dan menuju ke arahnya.

"Ngapain aja lo di toilet? Lama bener?" tanya sambil tetap menatap laptopnya.

"Gue abis main sama om gue di toilet." akupun membisik ditelinganya. Sontak membuatnya mangap seperti ikan dan kaget. Lalu aku langsung mengusap wajahnya.

"Yaelaah gak lah. Gue tadi cuman abis cuci muka. Masih ngantuk soalnya." jawabku sambil tertawa lepas agar tak terlihat bahwa aku sedang sedih.

"Oh gitu. Eh ini juga udah selesai. Tinggal di print aja. Yuk cabut pulang. Ntar nyokap gue khawatir lagi karena kelamaan."

Kita pun meninggalkan cafe. Tak lupa pula mataku melihat mereka. Kulihat Virly menatapku. Akupun menatapnya dengan sinis tapi Virly hanya membalas dengan senyuman. Kurang ajar! Seketika aku emosi tapi aku harus menahan itu.

Waaah Naomi melihat Dimas dan Virly berduaan di cafe. Kasihan ya si Naomi. Moga aja mereka bisa baikan lagi ya. Btw vote dong hehehe

My Sweet BerondongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang