Akhirnya bel jam pulang sekolahpun berbunyi. Akupun segera membersihkan mejaku dari buku ku yang berserakan tadi. Setelah dapat sergapan pertanyaan dari teman kelas tadi, akhirnya Fifi bisa menenangkan mereka semua. Aku bagaikan artis yang baru dilahirkan semenjak di lapangan tadi semua orang bergerombol kearah ku.
Tiba tiba kuarah kan pandanganku ke pintu kelasku. Kulihat sudah ada sesosok lelaki yang kucintai nampaknya menunggu kedatanganku. Dimas Ariansyah. Akupun berjalan menghampirinya.
"Kenapa dim? Ko gak masuk aja?" tanyaku dengan tangan memegang tas ranselku.
"Gak apa apa Nom, kamu pulang bareng aku sekarang sampai kamu lulus dari sekolah ini. Aku jemput aku juga yang anterin kamu pulang." katanya dengan penuh cinta dan matanya memancarkan sesuatu yang membuatku mati gaya.
Akupun hanya bisa mengangguk tak tahu apa yang harus ku katakan karena kata katanya yang membuatku berfikir aku lah wanitanya seorang. Lalu kami pun melangkahkan kaki ke parkiran sekolah dan menaiki mobil Brionya itu.
Sesampaiku di depan rumah. Baru saja aku membuka pintu dan ingin beranjak dari mobil itu, dia menarik tanganku hingga kepalaku terbentur ke pintu mobil.
"Aww! Sakit tau!" kataku spontan karena memang sakit sih hehehe
"Maafkan aku Nom, manamu yang sakit? Aku bawa ke rumah sakit yah? Takutnya nanti benturan tadi membuatmu Amnesia dan lupa padaku." dengan wajah yang gelisah dan memegang kepalaku yang terbentur tadi. Akupun malu dan seketika pipiku merona.
"Apaan sih Dim, lebay banget. Gak papa kok cuman sakit dikit. Setelah dielus kamu sakitnya udah hilang." kataku dengan mengelus wajahnya yang mulus itu lalu turun ke bibirnya
Lalu tiba tiba saja dia memegang daguku dan memajukan wajahnya kearahku. Semakin dekat hingga bibirku dan bibirnya hanya berarahkan centimeter saja. Hingga kututup mataku kurasakan ada bibir yang hangat menyentuh bibirku. Dia melumat bibirku dengan lembut. Akupun membalas lumatan lembutnya. Ia pun mengeluarkan lidahnya dengan lembut akupun terbuai olehnya. Lalu ia melepaskan ciuman kami dengan penuh tatapan cinta.
"Ntar malam aku jemput jam 7 yah. Dandan yang cantik buat aku." katanya sambil mengelus rambutku. Oh My God! Inikah namanya first kiss? Nikmat sekali. Apalagi dengan orang yang kucintai ini.
"Emang kita mau kemana? Aku gak biasa pake baju gaun dan make up gitu." akupun tertunduk malu karena kebiasaanku beda dengan wanita wanita yang ia kenal. Diapun hanya tertawa mendengarnya.
"Pokoknya aku tunggu jam 7 disini yah." sambil nunjuk depan rumah aku. Akupun mengangguk dan keluar dari mobilnya.
Sekarang sudah jam 5 sore. Akupun beranjak dari kamar menuju kamar mandi. Lalu mengobrak-abrik baju yang ada di lemari. Tak ada baju yang diinginkan Dimas di lemariku. Akupun tertunduk lesu di sofa samping lemariku dan bingung aku harus bagaimana?
Tok tok
Kubuka pintu kamarku. Kulihat ibuku membawa gaun berwarna peach dan sebuah alat make upnya menuju kearahku. Dia pun menyuruhku duduk di meja riasku.
"Kamu kalau mau kencan sama seseorang bilang sama mama. Gak usah sungkan. Mama kan bisa bantu kamu sayang." katanya sambil menyodorkan gaun itu kepadaku. Akupun mengenakan pakaian itu dan duduk di meja riasku. Akupun siap untuk di make up oleh ibuku.
"Kamu mau kencan sama siapa? Dia udah jadi pacarmu kan?" tanya ibu sambil mengacak rambutku dan memulai aksinya.
"Iya mah. Baru aja tadi pagi dia nembak Naomi didepan semua orang. Dia nembak Naomi ditengah lapangan mah. Naomi shock tadi pagi." jawabku sambil menatap ibu di cermin. Ku lihat ekspresi wajab ibuku yang kaget karena perkataanku tadi. Lalu dia secepat kilat me-make up ku. Selesailah sudah hasilnya. Aku terlihat cantik. Seperti bukan diriku yang kutatap dicermin itu.
Bep.. Bepp..
Handphone ku berbunyi. Ku raih handphone ku dan kulihat Dimas yang menelfonku. Akupun menekan tombol hijau di layar handphone ku.
"Halo Dim?"
"Aku udah stay depan rumah kamu Nom."
"Oh yaudah masuk aja dulu." lalu ia pun mematikan sambungan duluan tanpa mengatakan sesuatu dulu. Akupun kesal karena dia tidak sopan padaku.
Ting.. Ting..
Suara bel depan pintu berbunyi. Kurasa itu Dimas. Baiklah aku beranjak menuju ruang tengah bersama ibu. Lalu ibu pun membuka pintu. Dan kulihat hari ini dimas terlihat tampan dihadapanku. Dia memaka kemeja warna navy dan sepatu vans warna hitam yang membuatnya semakin cool kurasa.
"Pasti kamu Dimas kan? Pacarnya Naomi? Mau ngajak kemana anak ku hah?" tanyanya dengan kedua tangannya sudah ada depan dadanya dengan songong. Ih mama bisa aja -_-
"Hmm ma..u a..jak na..omi ma..kan ma..lam tante" dia sedikit gugup dan takut ternyata. Itu membuatku tertawa kecil. Dan melihatku dengan wajah yang murung. Akupun diam dibelakang ibuku.
"Hahahaha aku cuman bercanda nak. Bersenang senanglah. Jangan lupa pulang. Jangan larut malam yah." katanya dengan penuh tawa lalu mengelus rambutku.
"Siap mama mertua!" katanya dengan seraya seorang polisi hormat pada bosnya dan berhasil membuatku geli sendiri.
Akhirnya sampai di tempat yang di tuju. Kulihat dia menutup mataku dengan penutup mata berwarna hitam lalu mengarahku agar aku mengikutinya. Diapun membuka penutup mataku. Lalu kubuka mataku perlahan. Tak percaya. Candle light dinner outdoor. Ada lilin berbentuk hati ditengah meja kami. Akupun spontan menangis terharu dan memeluk Dimas erat.
"Apakah kau yang memiliki ide seromantis ini?" tanyaku sambil memeluknya
"Iya siapa lagi? Aku akan selalu membuatmu terkesan olehku. Akukan mencintaimu Naomi Aristha" jawabnya dan tersenyum sambil mengelus rambutku. Lalu kita pun duduk dan menikmati hidangannya
"Naomi?" tanyanya sambil memegang tanganku.
"Iya Dimas?" jawabku aambil mengelus pergelangan tangannya.
"Aku gak mau ini berakhir. Rasanya aku pengen cepat cepat lulus dapat kerja dan menikahi mu. Kamu akan jadi terakhir untukku Naomi." katanya dengan penuh cinta yang membuatku meneteskan airmata.
"Naomi kenapa? Gak suka? Kok malah nangis?" wajahnya berubah menjadi gelisah
"Gak apa apa Dimas. Ini arimata bahagiaku. Seumur hidup aku baru merasakan hangatnya pelukan seorang yang kucintai dan indahnya dinner di terang bulan bersamamu Dimas" jawabku penuh lirih dan menatap matanya dan langsung mengelus pipiku.
"I love you Naomi"
Awww ini Dimas makin hari makin sreek aja yah hahhaaha. Moga moga aja hubungannya langgeng yaa.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Berondong
Teen FictionKetika cinta pada pandangan pertama mengubah segalanya. Yang tadinya aku seorang wanita tak tahu soal cinta, ketika pandangan pertama merombak hatiku dan selalu menganggu tidurku. Iya. Dia adalah adik kelasku sendiri. Cinta pertamaku. Yang selalu me...