Ku rebahkan badanku ke tempat tidurku yang berwarna pink lembut itu. Ku ambil tasku dan mencari handphoneku. Dan kuacak ternyata tak ada satupun notifikasi dari dia. Aku semakin marah. Aku mengepalkan tanganku dan memukul bantal hingga air mataku jatuh.
"Gila ya kenapa gue dengan bodohnya mau sama cowok banci kayak lo! Gue benci banget sama lo Dimas! Gue gak mau ketemu lo lagi!" aku yang sedari tadi emosi sampai memukul bantal terus hingga mamaku datang menghampiri ku ke kamar. Segera aku menghapus air mataku ini.
"Kamu kenapa Nom? Emosi gitu?" mama mendekatiku dengan wajah yang khawatir dan meraih anak rambutku ke daun telingaku.
Aku hanya menggeleng dan menyuruh mama untuk keluar. Aku hanya butuh waktu untuk sendiri. Dan akhirnya mamaku pun mengerti meskipun dia sudah tahu kalau anaknya ini dilanda gegana.
Sejam setelah aku menangis, handphone ku bunyi.
Kring... Kring..
Kuraih handphone ku. Lalu kulihat namanya. Dimas. Rasanya malas sekali aku mendengar suara si pembohong itu. Lalu akupun mengangkatnya karena sudah ada 50 panggilan tak terjawabnya.
"Halo?" jawabku cuek.
"Kenapa baru angkat beib? Dari mana aja? Apa kamu sakit? Aku kesana aja yah?" tanyanya tanpa jeda. Cerewet banget ini cowok.
"Gak apa apa. Aku baik" jawabku singkat.
"Kamu bohong. Pasti aku punya salah lagi kan? Kamu bilang dong" kata Dimas.
"Berisik banget lo. Gue mau tidur!" bentakanku akhirnya mengkahiri pembacaraan kami lewat telepon. Karena aku sudah capek bertengkar lewat telepon lalu ku tekan tombol merah saja.
Lalu ada sms masuk di hpku. Itu dari Dimas. Siapa lagi.
"Maafin aku beib. Aku sayang kamu. Please aku gak bisa kamu marah. Aku jadi susah telan makanan dengan keadaan gini. Kalau aku punya salah tolong bilang sama aku agar aku bisa menjelaskannya. Naomi sayang jawab akuu."
Aku malah tambah nangis. Kacau malam ini. Aku juga merasa bersalah karena aku egois. Marah tanpa jelas padanya. Gak mengatakan kalau aku marah karena melihat dia berduaan dengan Virly di cafe tadi. Tapi akupun merasa belum sanggup mengatakan itu padanya. Rasanya kata kataku tertahan di leher.
Akupun kembali nangis menatap langit malam tanpa bintang. Sepertinya langitpun mendengar hatiku yang lagi sedih ini. Aku tak tahu jalan keluarnya bagaimana. Akupun lelah menangis semalaman. Sekarang sudah pukul 9 malam. Akupun merebahkan badanku ke tempat tidur. Dalam sekejap aku tertidur dan melupakan kejadian tadi siang itu.
Kasihan yaah si Naomi. Naomi penuh ragu bangeeet :( hihihi
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Berondong
Novela JuvenilKetika cinta pada pandangan pertama mengubah segalanya. Yang tadinya aku seorang wanita tak tahu soal cinta, ketika pandangan pertama merombak hatiku dan selalu menganggu tidurku. Iya. Dia adalah adik kelasku sendiri. Cinta pertamaku. Yang selalu me...