Cemburu Menguras Hati

3K 116 0
                                    

Aku sudah ada didepan gerbang sekolah. Ku sapa satpam yang sudah dari tadi ada di gerbang sekolah dan kudapat senyumannya. Akupun sampa depan kelas. Kulihat Fifi dengan wajah yang cukup serius hari ini. Kudekati dan kutanya padanya.

"Hey! Kenapa lo serius gitu?" tanyaku sambil menepuk bahunya.

"Ntar jita ada ulangan Ekonomu tau! Fue harus bikin pelampung agar gak tenggelam" jawabnya sambil menulis tanpa menolehku. Aku hanya bisa menghembuskan nafas panjang.

"Makanya lo belajar dong. Aku semalam udah belajar jadi gak repot lagi. Semua udah ada disini" aku yang berbicara sambil menunjuk kepala bagian kiriku. Kudengar bel jam pelajaran pertamapun di mulai dan pak Sutoyo sudah siap menjalankan ulangan hariannya.

Akhirnya ujian selesai juga. Jam istirahatpun terdengar nyaring di telingaku. Ku lajukan langkahku menuju meja pak Sutoyo sambil membawa kertas jawabanku. Aku mengarah ke bangku ku mencari Fifi tapi Fifi sudah tidak ada ditempat. Kulangkah kan kaki ku dan menuju kantin. Kulihat seorang lelaki yang tak aaing bagiku bersama seorang perempuan cantik dihadapannya. Dimas dan Virly duduk berdua depan koridor kelasnya sambil bercerita tawa ria serasa bahagia sekali mereka. Aku hanya bisa mematung menatap mereka berdua bermesraan. Aku berlari menuju kelas dan menangis disana.

Kudengar langkah kaki yang menuju kearah ku. Ku rasakan ada seseorang memegang bahuku. Lalu kudengar iya memanggilku.

"Eh Naomi? Lo kenapa?" tanyanya. Ternyata dia Fifi.

"Gak apa apa fi" jawabku sambil menghapus airmataku yang ku belakangi dirinya.

"Lo di apain sama Dimas?" tanyanya dengan penuh gelisah. Sepertinya Fifi khawatir padaku.

"Gak apa apa Fi! Mungkin guenya aja yang terlalu parno. Gue emang terlalu sayang sama dia. Udah ah bete gue bahas dia. Hibur gue aja lah" jawabku untuk mengganti topik pembahasan. Aku tak ingin sedih. Aku tak ingin terlihat rapuh didepan Fifi. Aku takut Fifi marah pada Dimas dan memaki Dimas.

"Yaudah deh kita ke kantin aja yuk" jawabnya sambil menarik tangan kananku. akupun mengikutinya.

Sepulang sekolah. Aku dan Fidi sudah didepan gerbang. Dan Fifi sudah dijemput oleh kakaknya. Diapun pamit padakh dan akupun melambaikan tangan. Aku baru saja mau melangkah kaki untuk mencari taksi. Tiba tiba ada yang menarik tangan kananku. Kulihat ke belakang ternyata Dimas yang menarik tanganku. Rasanya bete kalau ada dia disampingku. Akupun membuang genggaman tangannya dan dia meraih tanganku kembali.

"Naomi kamu kenapa? Apa salahku?" tanya dengan nada yang sedih.

"Tau ah! Lepasih aku Dimas aku mau pulang." jawabku dengan nada tegas. Lalu ia pun menarik tanganku tanpa kata kata membawaku ke mobilnya. Diapun mengemudi tanpa menoleh padaku.

Dan pada saat ia menepikan mobilnya di seberang danau, ia pun membuka percakapan kita.

"Nom, kamu kenapa sih? Kalau aku punya salah kamu tanya aku. Jangan diam gini aku kan gak tau salah aku apa sama kamu." tanya Dimas dengan memegang kedua bahuku agar menghadap padanya.

"Aku cuman mau pulang aja." jawabku singkat dan membalikkan ke jendela mobilnya.

"Apa karena tadi kamu melihat aku bersama Virly?" tanyanya sambil memegang daguku.

Aku hanya membuang muka saja dengan wajah yang marah. Dia pun tertawa dan akupun menoleh sambil mengerucutkan bibirku.

"Ada yang lucu hah?" tanyaku dengan nada tegas.

"Gak apa apa Naomi. Kamu lucu. Kamu cemburu sama Virly?" jawabnya dengan wajah yang seperti mengintip wajahku karena aku memalingkan wajahku ke jendela mobilnya.

"Cemburu kan wajar. Kalau gak cemburu berarti gak sayang. Udah ah aku mau pulang pulang pulang!" akupun membentaknya saking kesalnya aku padanya.

"Meskipun dia mantanku, bukan berarti aku mengkhianatimu sweety. Just for you i give you all my heart." lalu ia pun membentuk jari jarinya itu membentuk hati. Akupun tertunduk malu karenanya lalu ia memegang daguku agar aku melihat mata indahnya itu.

"Kamu cukup percaya aja sama aku Nom. Cuman nama kamu tertera di hati aku. Kamu jangan pernah berfikir kalau aku akan mencari wanita lain selain kamu menyuruhku." ia pun menatapku penuh dengan cinta. Aku hanya mengangguk lemah tak berdaya dihadapannya. Aku sungguh terbuai olehnya. Lalu ia pun menyalakan mesin mobilnya dan kitapun pulang tanpa ada kesalah pahaman antara kita berdua. Akupun senang karena telah dibujuk olehnya.

Waaah mesra banget yaaaa. Makin iri aku sama Naomi. Naomi mah childish yaah. Ga mau nanya kesalahan si Dimas. Kasihan si Dimasnya. Hehehe tunggu part selanjutnya yaa

My Sweet BerondongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang