04

3 0 0
                                    

Sia kini kembali dengan dua eskrim cone ditangannya, untuk dirinya dan Morgan.

Morgan terlihat sedang duduk diam diatas baru besar, menatap lautan dengan tatapan... merindukan? Apa ia ingin kembali? Kalau memang benar begitu, kenapa ia tidak kembali saja?

Sia yang sedang menatap Morgan dari jauh tiba-tiba pemuda itu menatap balik dirinya, alhasil kini pandangan mereka bertemu, seolah terkunci satu sama lain.

Morgan tersenyum, terlihat gembira sambil melambaikan tangan kepada Sia, sadar akan hal itu Sia hanya membalas dengan tersenyum canggung. Akh..! apa ini?? Yoon Sia bersikap lah normal! Sial..! Kenapa aku malah jadi terbawa suasana??

"Apaansih?" kata Sia yang kini nelemparkan tatapan sebal kepada Morgan karna kini Pemuda itu merentangkan kedua tangannya jangan lupa dengan senyuman gembiranya menatap Sia hangat

"Mau meluk kamu, karna Sia telah membelikanku dua eskrim." jawabnya dengan wajah polosnya

"Hei ada apa dengan nada bicaramu itu?? Aneh!" kata Sia, kenapa dia jadi nudah salah tingkah sih??

"Apa aku nelakukan kesalahan?" tanya Morgan bingung, lagi-lagi dengan wajah polosnya itu menatap Sia penuh tanya

"Ah benar, eskrimnya meleleh tuh! Cepat berikan padaku." kata Morgan membuat Sia tersentak

Sia memberikan satu Eskrim kepada Morgan dengan kesal "Kenapa hanya satu?" tanya Morgan

"Heh sialan! Kau ini benar-benar.. Ini milikku! Kau lupa berterima kasih!" kata Sia, sepertinya besok pagi ia akan terbangun menjadi nenek-nenek karna terlalu sering marah-marah

Morgan hanya terkekeh dan mengucapkan terima kasih kepada Sia sambil ingin memeluk gadis itu yang pada akhirnya mendapatkan satu jitakan keras dikepalanya membuatnya mengaduh kesakitan 

"Kita dipantai." celetuk Morgan saat mereka tengah sibuk dengan pikiran masing - masing memandangi lautan biru didepan mata mereka

"Iya, memangnya kenapa??" tanya Sia bingung yang kini sudah menoleh menatap Morgan

"Kau suka pantai?" tanya Morgan tanpa menatap pada Sia, masih memandangi indahnya hamparan lautan biru yang ada didepan mereka.

"Suka... Tapi itu dulu dan sekarang tidak." jawab Sia dengan nada datar

Morgan tampak berfikir sejenak dan  menoleh cepat kepada Sia lalu beranjak dan berkata

"Bagaimana kalau kita jalan-jalan? Agar Sia bisa menyukai pantai lagi." tawar Morgan sambil membungkuk dengan sopan seperti pangeran di buku dongeng, lantas ia mengulurkan tangan kanannya kepada Sia

"Kenapa lagi dia?? memalukan!!!" ucap batin Sia heran debgan sikap aneh yang Morgan tunjukan

Sia dengan terpaksa meraih tangan Morgan sebagai tanda setuju dengan ajakannya, Morgan menggenggam erat tangan Sia. Bergandengan tangan sepanjang mereka berjalan ditepi pantai membuatnya terlihat seperti pasangan

AKHHHH INI MEMALUKAN!! AKU SEPERTI BOCAH SMP!! BERHENTILAH SALAH TINGKAH! KEKANAK-KANAKAN!!

"Kita mau kemana?" tanya Sia membuyarkan lamunan Morgan, entah apa yang pemuda itu sedang pikirkan

"ketepi pantai." jawabnya yang membuat Sia melongo mematapnya

"Kita sudah berada di tepi pantai! Jangam bilang kau ingin membawaku kelaut?? Aku tidak bisa bernafas disana!" kata Sia panik hendak kabur dari sana namun tangan Morgan menahannya, menarik Sia agar tetap berada disisinya

Morgan terlihat tertawa kacil melihat reaksi Sia, menurutnya itu sangat lucu membuat ia hentak mengerjai gadis itu namun ia urungkan, takut benar-benar dijadikan takoyaki

"Kau memang bodoh ya, sebentar lagi senja dan aku ingin melihat sunset bersamamu." jawab Morgan dengan senyum dipaksakan, gadis ini kadang-kadang bisa jadi aneh juga, pikirnya

Kini hari sudah sangat sore dan sang senja mulai menampakan dirinya, cahaya oranye menerangi Sia membuat rambut gadis itu menjadi berwarna oranye kecoklatan, itu kali pertama Morgan melihat Sia terlihat sangat bahagia, tersenyum tulus membuatnya terlihat cantik. Hati Morgan menghangat melihatnya, timbul desiran aneh bahagia yang tidak ia mengerti.

Tanpa Sia sadari dirinya tertawa dan bahagia dengan setiap candaan yang dilontarkan Morgan, walaupun sedikit tidak jelas tapi bagi Sia itu lucu. Selain sikapnya yang menyebalkan ternyata pemuda itu juga punya sisi hangat seperti ini.

"Yoon Sia, aku sangat bahagia hari ini. Terima kasih." ucap Morgan tersenyum yang membuat hati Sia terasa mengalami musim semi dadakan, sangat aneh..!

"Apa maksudmu? kau ini lucu ya!" kata Sia berusaha meresponnya dengan candaan tidak ingin terlihat salah tingkah didepan Morgan, itu akan menghancurkan harga dirinya yang selalu terlihat cool

Mendengar itu membuat Morgan mengernyit, mengangkat sebelah alisnya bingung

"Hei lucu? kau pikir aku badut--" ucapan Morgan terpotong saat gadis itu  tiba-tiba menarik lengannya dan membawanya ke bibir pantai

Tangan mereka saling bertautan, terpancar jelas kebahagiaan di wajah Sia, ekspresi yg tidak pernah dilihat Morgan selama ini

Melihat Sia sangat bahagia seperti sekarang membuat pemuda itu semakin tidak ingin kembali ketempat asalnya

***

"Akh... Sial.. Harusnya sekarang.. persediaan uangku masih cukup." gumam Sia sambil memijat pelipisnya pelan

"Sia aku---" ucap Morgan tudak jadi karna melihat gadis itu kini terlihat sedang tidak baik

"Karna aku Sia jadi kesulitan.. Aku benar-benar hanya beban--" ucap batin pemuda berkaos putih oblong itu terpotong saat Sia tiba-tiba berkata;

"Ini bukan salahmu, dari dulu finansialku memang buruk seperti ini." mendengar itu Morgan lantas tersentak, tepat sasaran apa Sia bisa membaca pikirannya?

Drrtt... Drrttt...!

Tiba-tiba ponsel Sia bergetar, ada sebuah pesan masuk dari Sua(?)

Apa-apaan dia?? Kenapa lagi sekarang? ucap batin Sia merasa ada yang aneh karna gadis yang bernama Sua itu tiba-tiba menghubunginya

["Hei, kak. Apa kabarmu?"]

(Tentu saja baik~ dilanda kemiskinan)

["Untunglah aku lega"]

gadis ini... Disaat saudarinya sedang kesusahan dia malah senang???

("Hei aku tudak punya banyak waktu, katakan saja apa yang ingin kau katakan sialan.")

["Apa maksudmu tidak punya waktu? Aku tahu kau pengangguran^^"]

("Bocah sialan!!")

["Nenek menyuruhku kencan buta dengan seseorang tapu aku malas jadi aku ingin kau menghadirinya, berpura puralah menjadi aku, oke?"]

("Aku tidak mau, itu bukan urusanku.")

["Aku sudah transfer uang mukanya."]

Tiriringg..!!!

|Saldo Anda telah terisi sebesar XXX juta dolar| melihat itu lantas Sia melotot tidak percaya, apa ini? Bocah sialan ini... Tapi ia memang sangat membutuhkan uang sekarang.

"Sia? kau kenapa?" tanya Morgan bingung karna gadis yang sejak tadi pagi belum mandi ini tiba-tiba bertingkah aneh

"Em." Sia mengabaikan Morgan dan masih fokus dengan ponselnya membalas pesan dari Sua

(Hei sialan! Siapa yang menyuruhmu transfer hah!?)

["Kau kan sedang butuh uang bab* jadi aku membantumu, bagaimana? Saudarimu ini sangat baik kan?^^"]

(Sialan..!)
(Kapan kencannya dimulai?)

["Sekarang, paketnya telah sampai didepan pintumu, pastikan kau memakainya agar tidak terlihat seperti gembel."]

Sia hanya membacanya tidak berniat untuk membalasnya, menyebalkan! Ia tidak menyangka akan melakukan hal konyol untuk bocah tengik itu. Sua datang meminta bantuannya disaat ia memang sedang butuh uang, alhasil itu membuat Sia tidak bisa menolak dan terpaksa menyetujuinya.

Hello! Mr. Octopuzz ♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang