03

2 0 0
                                    

"Aku akan membelikanmu es krim oke?" bujuk Sia lagi, namun pemuda masih diam tidak bergeming

Sial! Ternyata dia ketiduran!? Wajar sih dia minum lima botol!! Ini benar-benar menyusahkan! haruskah kutinggalkan saja dia disini? besok pagi kujemput?

Saat Sia sedang berfiki keras suara Morgan membuyarkan lamunannya
"Aku tidak bisa berdiri..." ujarnya tanpa menatap Sia

"Sia apa kau bisa menggendongku?" lanjut Morgan masih pada posisi yang sama

"APA?? BERCANDA YA! TUBUHMU TERLALU BESAR, MANA MUNGKIN AKU BISA MENGGENDONGMU!" kata Sia semakin kesal

manja banget! sebenarnya dia kenapa sih? ucap batin Sia

"Tepat didepan kita... Ada pantai kan?" tanya Morgan

"Hm iya. kau baik-baik saja?" Sia mulai cemas dengan kondisi Morgan

"Aku.... Sekujur tubuhku panas sekali... Kurasa aku akan mati, Sia..." kata Morgan lantas Sia panik dan segeran membantu Morgan berdiri dan lantas memapahnya sampai ke bibir pantai.

Malam itu bulan purnama dan air laut sedang pasang, hembusan angin malam yang dingin terasa begitu kencang dan menusuk kulit.

"Hei bangunlah... Kita sudah sampai." kata Sia menepuk pipi Morgan pelan

Morgan menoleh menatap Sia, tersenyum lemah "Aku tidak ingin kau melihatku berubah, jadi pulanglah Sia." -Morgan

***

Cahaya matahari perlahan masuk melewati fentilasi kamar apartemen kecil milik Sia, rasanya tubuhnya sakit semua karna memapah Morgan sampai kepantai di tambah lagi dia pulang sendirian tanpa alas kaki karena sepatunya hanyut terbawa ombak, padahal harganya mahal.

Kalau dipikir-pikir kenapa dia jadi sepeduli itu pada Morgan? pertanyaan itu terlintas begitu saja di benaknya

"AH IYA! DIMANA MORGAN?!" seru sia panik lantas langsung terduduk

"Morgan disini~ Suaramu tidak merdu jadi jangan berisik itu membuat telingaku tuli." ucap Morgan di balik selimut di sebelah Sia

"HEI KENAPA KAU TIDUR DISINI, SIALAN!!" Sia memukul punggung Morgan yang tidur membelakanginya, Morgan berbalik menahan lengan Sia agar berhenti memukulnya

dia... baru bangun tidur kan? wajahnya jadi semakin tampan... akh! Sia! kau gila?!!  ucap batin nya tanpa sadar

"lantas apa aku harus tidur di pantai?" -Morgan

"AKU KAN SUDAH MENYURUHMU TIDUR DI SOFA! TEMPATMU ITU DI SOFA GURITA MESUM!!" seru Sia kesal

"Mesum?? Hei kau benar-benar! aku...!" -Morgan

"KAU..! KAU TIDAK MEMAKAI BAJU???!" - Sia

"Lebih tepatnya tidak pakai atasan." ralat Morgan dengan santai

"Kau punya niat buruk ya???" - Sia menatap Morgan curiga

"Hei tadi malam aku kepanasan jadi aku melepas atasanku, aku benar-benar tidak tertarik menyentuhmu! sumpah!" jelas morgan sesuai fakta yang ada

"Ngomong-ngomong.... Dari mana kau tahu aku ada di sana?" -Sia, memang ia bingung apa Mirgan punya telepati yang bisa melacak dirinya? Seperti Google maps?

"Aku membaca pesan yang ada di ponselmu." jawabnya yang menghancurkan ekspektasi tinggi seorang Yoon Sia, dah lah gak ada hal menarik yang harus ditanyakan lagi

"kupikir kau benci padaku karna merusak trisulanya...." Sia menyesali apa yang dilakukannya kemarin, ia harap Morgan tidak marah dan mengutuknya eh tali selertinya cowok itu memang tidak marah padanya, ataukah Mirgan hanya berpura-pura tidak marah?

"kau merindukanku ya?" goda Morgan. Lupakan.. Masa bodoh kalaupun dia marah, dia kan memang menyebalkan!

"apasih? seharusnya aku tidak bicara padamu!" sia beranjak dari sana meninggalkan Morgan

"Hei kau mau kemana?" cegahnya

"Membuat sarapan!" ketus

"Biar aku saja." Morgan menawarkan diri untuk memasak menggantikan Sia

"Memangnya kau bisa memasak?" menatap Morgan remeh

"Kau meragukanku ya." dengan nada sebal

"Tanganmu seperti tidak pernah menyentuh alat dapur." kata Sia jujur saja tangan Morgan memang sangat... mulus dan lembut bahkan lebih cantik dari tangannya!

"Kalau begitu buatkan aku omlet, lakukan dalam 15 detik!" lanjutnya

"Sinting, bagaimana mungkin memasak dengan 15 detik." keluh Morgan

Beberapa saat kemudian...

"Hei apakah minyak panasnya segalak ini???" Morgan heboh sendiri didapur sambil menghindari agar tidak terkena percikan minyak

"SUDAH KU BILANG LIMA BELAS DETIK KAN!" kata sia tiba-tiba menghampiri morgan ke dapur

"AKH SIAL! BIKIN KAGETT!!!" pekik Morgan terkejut dam bersamaan dengan itu meledakkan tinta dari tangannya ke wajah Sia

"APA INI???? HEH APA YG KAU LAKUKAN??" pekik sia kesal dan terkejut dan Morgan juga sama terkejutnya

"AKU TIDAK TAHU!" jawab Morgan ikut berteriak

"Mana mungkin! kau sengaja kan?" protes sia kini dirinya benar-benar kesal

"Ini pertama kalinya untukku tau! sebelumnya tidak pernah begini! maaf!" katanya hendak membantu membersihkan wajah Sia namun lagi2 tangannya meledakkan tinta ke mana-mana lebih buruk dari sebelumnya.
pagi-pagi sudah heboh saja

"SIA! BAGAIMANA INI?? TIDAK BISA BERHENTI HUHUHU ಥ⁠╭⁠╮⁠ಥ"

"sepertinya kau harus tenang." -sia

"BAGAIMANA MUNGKIN AKU BISA TENANG DALAM SITUASI SEPERTI INI??"

"KALAU KAU MAKIN PANIK BAGAIMANA MUNGKIN KAU BISA MENGENDALIKAN KEKUATANMU?" -Sia

"Ka.. Kau benar." Morgan mengehela nafas beberapa kali dan benar saja kini dia bisa menghentikan semburan tinta dari telapak tangannya

Setelah benar-benar memastikan semuanya terkendali, Morgan segera berlari menghampiri Sia yang kini sudah dipenuhi tinta hitam

"Sia! kau baik baik saja? Ha...harusnya tidak beracun sih." dapat terlihat jelas kini wajah Morgan sangat panik

"Aku salah! benar-benar salah! sia sadarlah! apakah beracun ya..? sia jangan mati kumohon!" Morgan benar-benar frustasi

"aku masih hidup, kurasa... tapi lihatlah dapurku benar-benar kacau... Cicilan apartnya masih belum lunas..." gumam Sia dengan nada lemas karna kekacauan yg dilakukan Morgan dipagi hari

"Hei, berhentilah menangis toh dapurnya sudah kau bereskan 'kan?" menepuk punggung Morgan, berusaha menenangkannya

"Tapi... hiks... hiks... sia serius gak marah kan?" morgan terus saja menangis sedari tadi, merasa bersalah karna selalu menyulitkan Sia

"Dasar cengeng! memangnya aku terlihat sedang marah hah!" bagi Sia itu biasa saja namun di sudut pandang Morgan, sekarang Sia seperti marah besar, membentaknya alhasil Morgan semakin kencang menangis

Berfikirlah Sia..! kau harus segera menghentikan tangisan bocah ini, ini benar-benar membuat sakit kepala

Apa yang membuatnya senang? bocah gurita ini ... ah benar! Pantai!

"Hei bagaimana kalau kita ke pantai?" ajak Sia yang membuat Morgan lantas berhenti menangis

"Kenapa... Tiba-tiba..?" tanya nya masih sesegukan

"Jangan banyak bertanya! Cepat bersiap!" titahnya beranjak dari sana, menganbil Hoodienya yang berada di jemuran dekat jendela

Morgan hanya mengangguk, segera menghapus air matanya yang masuh membasi pipinya lantas beranjak dari sana menyusul Sia yang sudah berdiri diambang pintu

"Kau bercanda?? Hei kubilang bersiap itu artinya kau harus segera mengganti bajumu! astaga..!" kesal Sia yang membuat Morgan kembali terisak, menangis lagi. Haaa... harusnya ia tidak bicara seperti itu tapi jujur saja dirinya terbiasa bicara seenaknya, apakah itu salah? pikirnya

Hello! Mr. Octopuzz ♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang