Ep. 8

1.3K 68 0
                                    

Haruto berjalan mundur dan tangan nya gemetar ketakutan melihat tatapan Jeongwoo yang begitu menyeramkan seperti ingin membunuhnya. "Haru gak mau pulang bareng Jewu!" Bentak Haruto dan lari menuju kamar lalu mengunci pintu.

Jeongwoo jalan menuju pintu kamar. "Buka sayang."

"Gak! Haru gamau liat Jewu!" Haruto berusaha melindungi diri nya dan mengumpat didalam lemari.

Bugh!

Pintu berhasil Jeongwoo dobrak. "Jangan ngumpet sialan!"

Haruto menangis dan menutup mulutnya agar tangisan itu tidak terdengar oleh Jeongwoo, tapi, karna suara tangisan itu sangat kencang, membuat Jeongwoo bisa mendengarnya.

"Hey? Kok nangis sih?" Jeongwoo jalan ke arah lemari dan langsung membuka pintunya.

Sret!

"Sakit Jewu! Lepasin!" Haruto memohon ketika Jeongwoo menarik tangan nya dan membawa Haruto untuk keluar dari kamar.

"Udah berani ngelawan lo sama gue?" Jeongwoo menjambak rambut Haruto.

"Maaf Jewu, Haru janji gak ngelawan lagi.."

Tiba tiba saja Haruto terjatuh, sepertinya Haruto masih tidak enak badan.

"Cih lebay." Gumam Jeongwoo dan menggendong Haruto lalu keluar dari rumah.

Jeongwoo menaikki motor nya. "Pegangan yang bener anjing, lo mau jatoh?!" Bentak Jeongwoo karna melihat Haruto hanya melipatkan tangannya di dada.

"I-iya." Haruto memeluk Jeongwoo erat.

Jeongwoo mengendarai motor nya sebari mengomel. "Gak sudi gue ngeliat lo megang tangan Junkyu, nurut sama gue kok susah banget sih to?"

Haruto hanya menangis.

"Gausah nangis bangsat!"

"M-maaf.."

"Ngobrol apa aja lo sama Jaehyuk Asahi? Gue gak suka liat lo ngobrol sama cowo lain." Gumam Jeongwoo.

"Haru gak ngobrol apa apa, hiks.. Jewu jangan marah terus.."

"Lo yang selalu mancing emosi gue sialan, gue cemburu bangsat, gue gamau ngeliat lo sama cowo lain, lo cuman ngobrol sama Jaehyuk aja udah buat gue marah anjing."
.

.
"ANJING, KOK PINTU NYA KEBUKA?! AAAA GUE TAKUT KENAPA NAPA! HARUTO!!" Teriak Jaehyuk dan segera memasuki rumah.

"Berisik bet bocah tengil." Gumam Asahi.

"HARUTO GAADA ANJIR!" Jaehyuk mengecek kamar yang sebelumnya menjadi kamar Haruto.

"Masa?" Tanya Asahi penasaran dan ikut mengecek kamar.

"Hp nya ada tapi orang nya gaada anjeng, ketinggalan?" Tanya Jaehyuk.

"Malah nanya gue, tanya aja noh ke tembok." Jawab Asahi seraya menunjuk ke arah tangga.

"Itu tangga goblok, dah ah jangan berjanda."

"Bercanda."

"Ck, iye itu maksud gue, udah lah sekarang cari aja si Haruto." Gumam Jaehyuk.

"Yaudah ayok."

Jaesahi keluar dan mencari Haruto.

Sudah hampir 1 jam dan mereka masih belum menemukan Haruto. "Udah lah, gue pegel nih." Ujar Asahi.

"Hm yaudah deh, mungkin Haruto dijemput atau gimana."
.

.

.
"Seragam lo ada darah, habis ngapain?" Tanya Jeongwoo ketika melihat darah di seragam Haruto.

Haruto hanya menggeleng pelan dan masih menangis.

Jeongwoo mencengkram pipi Haruto. "Gue lagi ngomong sama lo, berhenti nangis anjing! Jawab gue jangan cuman ngegeleng doang!" Bentak Jeongwoo.

"Hiks.. luka yang a-ada di perut Haru berdarah lagi hiks.."

"Ck, lain kali hati hati." Jeongwoo membuka kancing seragam Haruto dan mengobati luka nya.

"Aw!"

"Dah, ganti baju sana, jangan lupa cuci tangan lo, sampe bersih."

Haruto hanya mengangguk.
.

.

.
"Jun, pas disekolah lo yang bener ajalah, kok sekasar itu sama Haruto?" Tanya Junghwan.

"Bacot, gue kira cuman sebatas omongan doang, beneran ternyata kalo si Haruto sama Jeongwoo jadian, memang bangsat." Gumam Junkyu.

"Tapi jan kasar juga dong, lo gak kasian emang nya ngeliat Haruto nangis terus?" Junghwan kembali bertanya.

"Bodo, bukan urusan gue juga lagian." Jawab Junkyu.

"Gue kasian sama Haruto keliatan kecapean banget, terus, gue ngeliat banyak banget luka ditubuh nya."

"Palingan juga disiksa, terserah lah anjir gue gak peduli."

"Kok lo jadi gini?"

"Gini gimana bangsat? Lo cobain aja jadi gue, hampir dua tahun gue nyimpen perasaan ini ke Haruto dan gue berharap Haruto ngungkapin perasaan nya ke gue, sifat dia seolah olah suka sama gue anjing, udah baper duluan pas dia meluk gue."

"Lo gak curiga? Haruto banyak luka ditubuhnya mungkin bukan karna kecelakaan, semenjak dia deket sama Jeongwoo, makin banyak luka yang dia dapet, gue rasa kalo Jeongwoo bukan pasangan yang baik buat Haruto, apalagi Haruto keliatan lagi mendem sesuatu, kayak nya dia pengen curhat tapi selalu kehalang sama apapun itu." Ujar Junghwan seraya merangkul Junkyu.

Junkyu hanya diam.

"Saran gue, coba deh lo ngasih sesuatu, contoh nya permen coklat atau ice cream, dia kalo lagi seneng tuh lucu, gak tega gue ngeliat Haruto jadi pendiem gitu, lo harus nya bikin dia lebih ngerasa nyaman sama lo dari pada sama Jeongwoo, jangan sama sama jadi cowo brengsek."

"Tumben amat lo, tapi boleh juga nih saran nya, gue minta maaf aja kali ya ke Haruto, gak tega juga sih gue." Ujar Junkyu.
.

.

.
"Gausah nangis mulu, Haruto." Gumam Jeongwoo.

"Jewu jangan marah terus.."

"Gue marah kalo lo nangis terus, udah udah gue gak marah deh, tapi nurut sama gue please, gue gak suka dan gue cemburu ngeliat lo sama yang lain." Jeongwoo mengelus elus punggung haruto.

"Nih permen sama coklat buat lo." Jeongwoo memberikan permen dan coklatnya kepada Haruto.

Haruto menahan senyum nya dan mengambil pemberian dari Jeongwoo.

"Kalo mau senyum, senyum aja." Jeongwoo memeluk Haruto.

"Jewu gak marah lagi kan sama Haru?" Tanya Haruto.

Siapapun tolong Jeongwoo, gak kuat banget mana lucu lagi muka nya Haruto, pengen gigit ajaaa

"Gak, muka lo lucu bikin gue seneng." Ujar Jeongwoo seraya mencubit pipi Haruto sedikit keras.

"Eung.. sakit!" Haruto memukul tangan Jeongwoo.

Jeongwoo terkekeh. "Kok gemes banget sih lo? Pengen gue gigit rasanya."

"Haru ngantuk."

"Yaudah, yuk tidur." Jeongwoo menarik pinggang ramping Haruto dan memeluknya posesif.
.

.

.
Akhirnya lanjut juga, jiwa mager akuh meronta ronta mian

Oh ya pengen curhat, tapi lupa mau curhat apa gituhh, tar yak mikir dulu.





Papayyy🦋

POSSESSIVE [JeongHaru]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang