Ep. 4

1.7K 99 2
                                    

Haruto masih sibuk memakan ice cream yang baru saja ia beli. "Haru nyesel deh cuman beli satu, ishh mana ice cream nya enak." Gumam Haruto.

"Besok beli lagi." Ujar Jeongwoo.

"Eum, Jewu mau?" Haruto menawarkan ice cream nya, yaa walaupun hanya tersisa sedikit.

"Gak." Jawab Jeongwoo dingin.

Haruto lanjut menghabiskan ice cream nya. "Hwaru mau ngawmbil pelwmen, boleh kan?" Tanya Haruto yang masih memakan ice cream nya itu.

"Habisin dulu yang dimulut, baru ngomong."

Haruto dengan cepat menghabiskan ice cream yang terisisa dimulut. "Haru mau lanjut makan permen, boleh gak?"

"Gatau."

"Jewu, Haru boleh ngambil permen nya gak ih?" Pertanyaan itu kembali keluar dari mulut Haruto.

"Satu aja, jangan lebih." Jawab Jeongwoo.

"Okeee." Ujar Haruto seraya mengambil permen yang ada dibungkus itu, satu tangan mengambil permen dan dimasukan ke dalam saku celana tidur nya untuk dimakan nanti, dan satu tangan nya lagi mengambil permen untuk dimakan sekarang.

"Jewu mau?" Haruto kembali menawarkan makanan nya kepada Jeongwoo.

"Gak."

"Jewu."

"Hm?" Jeongwoo menoleh ke arah Haruto.

"Besok boleh anterin Haru ke rumah orang tua Haru gak?"

"Buat?" Jeongwoo bertanya balik.

"Haru takut mereka marah, Haru takut.." Jawab Haruto searaya menundukan kepala nya.

"Besok gue anter, gausah takut." Jeongwoo memeluk Haruto.

"Makasih Jewu, maaf ngerepotin.."

Jeongwoo tertawa. "Lo ngumpetin permen ya?"

"Eh, kok tau!? Ishh buat nanti, Haru gamau kalo cuman makan satuu!" Gumam Haruto.

"Tar lo batuk, nurut sama gue."

"Ck, harusnya Haru langsung makan dua, ish jewu ngatur mulu." Kesal Haruto.

"Dasar keras kepala, terserah lo." Jeongwoo mengambil ponsel yang berada di atas meja dan menghiraukan Haruto.

"Kok Haru dicuekkin!? Jewu!" Bentak Haruto.

Jeongwoo hanya fokus melihat layar ponsel nya itu.

"Marah? Ih kok gitu doang marah sih." Gumam Haruto.

"Diem, Haruto."

"Makanya jangan marah, dasar monster."

"Brengsek." Kini Jeongwoo sudah mulai emosi dengan Haruto.

"Brengsek anjing bego tolol bangsat babi monyet." Haruto mengucapkan kata kata yang semakin membuat Jeongwoo marah, ya walaupun Haruto sedikit sulit mengucapkanya. untung saja Haruto tidak tahu artinya, hanya mengerti monyet babi dan anjing, tapi ini menjadi masalah besar jika Haruto mengucapnya didepan Jeongwoo.

Jeongwoo menarik rambut Haruto dan membawa nya kedalam kamar mandi. "Bangsat, tau dari siapa lo kaya gitu?!" Jeongwoo mencengkram pipi Haruto.

"Dari Jewu!" Bentak Haruto.

Jeongwoo langsung membenturkan kepala Haruto dengan keras ke dinding.

"Jewu, sakit.. maaf.." Haruto menangis.

PLAK!

PLAK!

"Maaf, maaf, maafin haru, jewu maafin haru.." Haruto terus terus memohon ketika Jeongwoo menampar nya.

"Lebih baik lo diem bangsat, jangan sekalipun macem macem sama gue sialan, dasar bocah nakal gak guna lo brengsek!" Bentak Jeongwoo dan terus menamparnya sampai pipi Haruto memerah.

"Maaf jewu maaf, maaf, maaf Haru emang nakal." Hanya kata Maaf yang bisa Haruto ucapkan.

Jeongwoo mengambil silet yang ada di rak.

CRAT!

Darah segar mengotori wajah Jeongwoo, Jeongwoo menusuk perut Haruto.

"J-jewu.." Haruto memegangi perut nya yang telah ditusuk oleh Jeongwoo.

Walaupun tusukan itu tidak dalam, tetap saja rasanya sakit sekali.

"Jewu.. m-maaf.." Haruto terus meminta maaf, tangisan nya semakin lirih.

Jeongwoo mulai iba dengan nya.

Jeongwoo menggendong Haruto ke kasur, dan Jeongwoo bergegas mengobati luka yang ada di perut Haruto, untung saja tidak dalam dan lukanya juga tidak begitu parah.

"Maaf, Haruto."
.

.

.
Tumben amat yak pendek, gaffaffah dech.






Papayyyyy🦋

POSSESSIVE [JeongHaru]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang