Setelah berganti baju,aku mengikuti Revan untuk bicara di mobil. Sebenarnya aku meminta berbincang di Starbucks depan, tapi lelaki dingin itu menolak dengan alasan privasi.
Di dalam mobil, kulihat Kimi tengah tertidur lelap, aku tak bisa menahan kedutan di bibir untuk menyunggingkan senyum, sungguh pemandangan yang menggemaskan.
"Bukankah kamu buru-buru, ya?" Ujarku bermaksud menyindir, cihh... itukan alasan yang dipakai Carisa agar aku segera memberikan Kimi padanya.
"Apa aku harus menjelaskan asumsi yang ada di kepalamu saat ini?" Ujarnya tenang tanpa rasa bersalah.
Aku hanya berdecih lirih.
"Serius, Fay. Aku tidak suka kamu memakai baju itu!" Revan mulai pembicaraan, tapi kenapa
pembahasannya jadi baju sih?Memang kenapa dengan gaun bridesmaid yang akan kupakai di pernikahan Andin. Bagus kok! Dan yang terpenting muat. Apa dia hanya ingin mengalihkan topik pembicaraan.
"Tidak ada yang salah dari baju itu, aku suka!" Aku tidak akan mengalah.
"Terlalu ketat di tubuh kamu!"
Aku mendelik tajam, apa ini! Apa dia ingin mengatakan kalau aku gendut!"Kenapa jadi bahas baju, sih?" Aku mendesah tidak suka.
Kali ini dia menatapku lembut.
"Apa yang mengganggu pikiranmu?"
Banyak banget, Van
"Hubungan kita," Jawabku lugas.
Lelaki ini sedikit mengernyitkan kening.
"Kenapa?"
"Kamu sadar nggak, sih Van? Kita itu layaknya orang asing!"
Mata Revan mendelik tajam,"Karena hal itulah yang tertanam dipikiranmu!"
Aku mendesah frustasi.
"Aku capai, Van!"
"Lalu?"
What! Lalu? Apa hanya satu kata itu yang bisa keluar dari mulutnya.
"Sepertinya kamu salah, menjadikan aku obat dari rasa sakitmu. Aku bukan orang yang kamu butuhkan!" Jawabku akhirnya.
"Aku harap itu bukan kalimat perpisahan, karena aku tidak akan menerimanya!"
Terus maunya apa? Menjebakku pada situasi yang rumit ini. Oke, ini saatnya aku mencurahkan semua yang membelengguku.
"Jangan begitu, Van! Apa kamu tidak sadar? Kita sama-sama terluka. Dulu saat kamu ninggalin aku. Aku bertanya-tanya? Apa salahku? Kekuranganku? Aku selalu berusaha menemukan jawaban, tapi tidak pernah berhasil. Bertahun-tahun hatiku terbelenggu. Aku melewatkan banyak hal! Bodohnya kala itu, aku masih mengharapkanmu kembali." Uraiku dengan air mata mulai menggenang, mengingat masa-masa kelam itu.
Revan diam, manik elang itu menatapku dalam, seolah dia bisa menangkap apa yang kurasakan.
"Tanpa kusadari, ternyata di duniamu, sudah kamu temukan cinta yang sebenarnya, hanya aku yang masih terbelenggu dengan kisah kita, tanpa kutahu sebenarnya sudah tidak ada kita, diantara kita. Sekarang aku benar-benar akan lepasin kamu, Van," ungkapku parau, kepiluan mulai menyentuh batinku.
Manik Revan menajam, perubahan yang sangat drastis dari raut wajahnya yang kini diselimuti kemarahan.
"Fay," lirih Revan dalam, sepertinya dia tidak terima dengan apa yang keluar dari mulutku. Namun aku tak menghiraukannya dan tetap melanjutkan perkataanku.
"Belakangan ini meski kita kembali bersama tapi sebenarnya kita hanya orang asing. Aku tahu,Van, disatu sisi kamu masih terbelenggu dengan rasa yang pernah kita miliki, dan kamu ingin berusaha merangkainya kembali, tanpa kamu tahu bahwa rasa itu hanya ilusi yang sudah berakhir. Kini ada rasa yang nyata, yang bisa buat kamu nyaman," Akhirnya dengan sesak yang mendera aku bisa mengungkapkan segalanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bring My Heart (TAMAT)
Romance( CERITA LENGKAP) SEGERA BACA SEBELUM DIHAPUS. JANGAN LUPA VOTE DAN COMENT YA GUYS, AND FOLLOW AKUN PENULIS. Jangan lupa follow Ig Penulis @Titin Yunilestari "Aku tidak tahu seperti apa bentuk pertemuanku dengannya Setelah hubungan kita berakhir...