royal capital

362 25 1
                                    


"Hei... sekarang kita harus kemana?."ujar Rian yang berdiri didepan sebuah toko buah.

"Terserah dirimu, aku kesini hanya ingin menjadi Hunter setelah menaruh kuda ini kepada. Seseorang yang bernama Samuel kita akan berpisah"ujar Sera sembari menuntun kudanya.

Mereka berdua sudah sampai di ibukota hanya dalam dua hari dari rumah Thomas, mereka berdua kini sedang mencari seseorang yang bernama Samuel hanya untuk menitipkan kuda milik Sera.

Rian sendiri masih bingung ingin bekerja apa di ibukota dan akan memikirkannya ketika sudah selesai menaruh kuda Sera kepada orang bernama samuel.

"Apa kau ingin membeli apel?." Tanya Rian kepada Sera.

"Tidak, aku lagi tidak ingin yang manis-manis."ujar Sera.

Ketika Sera melirik suatu kerumunan tiba-tiba dia memberikan tali kudanya kepada Rian dan berlari kearah kerumunan orang yang sepertinya sedang ingin membeli sesuatu.

"Apa yang dia lakukan?."ucap Rian yang kebingungan.

Tiba-tiba karena hanya memperhatikan kerumunan itu, tiba-tiba Rian menabrak seseorang yang sedang membeli buah.

"Agh...Bangs*t, lihat baju akademiku jadi kotor oleh orang desa seperti dirimu."ujar orang itu sembari membersihkan bajunya.

"Maafkan aku, aku tidak melihatmu."ujar Rian menundukkan kepalanya.

"Hei, asal kau tau bahkan jika kau bekerja selama seratus tahun dirimu tidak akan bisa membeli baju ini paham!!."

Laki-laki itu menjambak rambut Rian, dia terus melontarkan kata-kata kasar dan siapapun yang melihatnya hanya bisa memalingkan wajah, sepertinya laki-laki ini mempunyai latar belakang yang berbeda.

Rian sendiri hanya bisa menatap wajah laki-laki itu, dia sendiri bisa saja menghantam muka lelaki itu akan tetapi jika memang dia menghantamnya dia yang akan disalahkan jadi dia lebih memilih untuk diam.

"Hey, apa yang kau lakukan?."

Tiba-tiba ada sebuah tangan  yang menghentikan perlakuan lelaki itu terhadap Rian, pemilik tangan itu tak lain dan tak bukan adalah Sera yang sedang memegang jajanan yang ditusuk entah apa namanya di mata Rian.

"Hey apa yang kau lakukan lepaskan tanganku!!?." Ujar lelaki itu.

Dia melepaskan genggaman tangannya dari rambut Rian disaat itu juga tangan lentik milik Sera melepaskan genggamannya dari tangan lelaki itu.

hingga ditangan lelaki itu meninggalkan bekas genggaman tangan Sera yang begitu kuat.

"Jika kita bertemu lagi aku akan membalasmu!!, Ingat perkataan dariku!!."ujar lelaki itu.

Dia berlari meninggalkan mereka Rian dan Sera sembari memegang tangannya karena sakit.

"Cih, lelaki lemah."ujar Sera sembari memakan jajanannya.

Sera menatap Rian yang sedang membetulkan rambutnya yang berantakan.

"Ini untukmu."Sera menyodorkan sebuah jajanan kepada Rian.

"Apa ini?."tanya Rian sembari mengambil jaja

"Makanan gobl#k, udah tau pake nanya pantes lemah"ujar Sera sambil memarahi Rian.

"Haha.. iya-iya maafkan aku, ayo kita cari informasi rumahnya Samuel, kita juga tidak tau toh rumahnya." Ujar Rian sembari memakan jajannya.

"Tenang aku sudah tahu kok, tadi habis nanya-nanya tentang hal it-."

Aghhh!!...panas!!...panas!!.

Terdengar suara lelaki yang berteriak kesakitan, banyak orang yang berkerumun seperti ingin menolong lelaki itu.

Dari kejauhan Sera sudah tidak asing dengan baju orang itu yang ternyata adalah lelaki tadi yang menjambak kepala Rian.

"Lah, sudah mau mokad aja"ujar Sera sembari tersenyum.

"Aku akan membalasmu lebih."

Sera seperti mendengar suara Rian dengan volume yang rendah, ketika dia menoleh ke arah Rian.

Dia melihat Rian yang sedang tersenyum menyeringai, mengingatkan dia akan kejadian saat dimana pertama kali dirinya bertemu dengan Rian.

Ketika sadar dirinya sedang diperhatikan oleh Sera, Rian langsung mengubah sikapnya kembali seperti biasa.

"Hei apa yang kau tunggu??, Ayo tunjukan jalannya."ujar Rian.

"A..ah iya, ayo ikuti aku."

Sera mengajak Rian kearah yang berlawanan dari lelaki yang terbakar tadi.

Disaat itu Rian sempat terhenti dan tersenyum sembari melirik ke arah lelaki yang terbakar itu, dan melanjutkan perjalannya bersama Sera.

Sera juga sempat melirik Rian, dan disaat itu dia berpikir  mengapa dia ingin bekerja di ibukota, darimana asalnya dan  siapa identitas asli Rian.

Setelah beberapa berjalan dan bertanya-tanya kepada penjual dan beberapa orang pada akhirnya mereka sampai ke rumah orang yang dimaksud Thomas yaitu Samuel.

"Biar aku saja."ujar Sera.

Sera menggedor pintu rumah Samuel, dia terus menggedor dikarenakan tidak ada jawaban.

Melihat hal ini, Rian dan Sera saling bertatapan.

"Apa yang akan kita lakukan?."tanya Rian.

"Entahlah."ujar Sera mengangkat bahunya.

Ketika tengah kebingungan tiba-tiba ada seseorang yang mengagetkan mereka.

"E..eh siapa kalian?."

Terlihat seorang lelaki tampan berambut merah muda yang sedang membawa kantong belanjaannya.

"Ah, kami berdua sedang mencari seseorang yang bernama Samuel, apakah kau mengenalnya?."tanya Rian.

"Aku adalah Samuel, Ada urusan apa mencariku?."ujar lelaki berambut merah muda itu.

Mendengar hal itu membuat mereka berdua terkejut sekaligus senang, mereka terkejut karena Thomas mengatakan bahwa Samuel memiliki umur yang sama dengan dirinya.

Akan tetapi jika dilihat kembali wajah dari Samuel yang mereka lihat sama seperti seseorang berumur dua puluhan.

"Hei sedang apa? Ayo masuk." Ujar Samuel yang sudah membuka pintunya.

"Tu..tunggu kami harus menaruh kuda ini dimana?."tanya Sera.

Mendengar hal itu Samuel menoleh ke ke kuda hitam yang dibawa oleh Sera, dan setelah memperhatikan beberapa lama dia seperti terkejut bukan main.

"blacky?, Tunggu siapa kalian? Apakah kalian adalah anak dari swordmaster Thomas?."tanya Samuel sembari mengelus kuda hitam itu.

"Tidak?, Kami hanya teman Thomas yang disuruh oleh dia untuk menitipkan kuda disini." Ujar Rian.

Mendengar hal itu lelaki berambut merah muda yang sedang mengelus blacky langsung memperkenalkan dirinya.

"Maafkan aku karena belum memperkenalkan diri, perkenalkan namaku adalah Samuel Ruxia." Ujar Samuel sembari menundukkan kepalanya.

"Kalian boleh menaruh kuda hitam itu dikandang disamping rumahku."

Ya sebenarnya mulai tadi mereka berdua menyadari bahwa ada sebuah kandang kuda raksasa di samping rumah kecil milik Samuel, akan tetapi mereka lebih memilih menunggu Samuel.

Setelah menaruh kuda itu dan berbincang beberapa lama di dalam rumah Samuel, akhirnya Rian dan Sera memutuskan pergi dari sana.

"Apakah kalian sudah menemukan penginapan untuk malam ini?."tanya Samuel di depan pintu rumahnya.

"Sudah, kami berdua akan menginap di penginapan black moon."ujar Rian.

"Baiklah, kumohon jaga diri kalian baik-baik."ujar Samuel.

"Tentu saja, tuan Samuel."jawab Rian dan Sera.

Kemudian mereka meninggalkan tempat itu dan pergi ke penginapan black moon.








Rian's journey in another worldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang