Not anti romantic

94 13 2
                                    



Rencana berburu cemilan harus ditunda untuk kedua kalinya, karena asisten Papa Hyein mengabari jika fitting busana untuk pertunangan mereka dipercepat.

Hyein kini berada di dalam mobil Yeonjun, ia diam karena Yeonjun juga tidak membuka percakapan sedari awal.

"Capek..?". Nah ini pertanyaan pertama keluar dari mulut Yeonjun yang sedari menjalankan mobil diam seribu bahasa.

Hyein mengangguk.

"Mau soft drink gak..?".

"Lagi gak pengen..".

" 300 meter lagi ada store soft drink enak langganan aku. Aku beliin entar. Dulu selesai dari akademi pasti aku langsung mampir ke storenya..".

Hyein menghela, ia memang benar-benar lelah. Otaknya serasa diperas seharian oleh berbagai macam soal pelajaran sekolah dan akademi.

"Gak usah. Lanjut aja ke tempat fitting..".

" Coba dulu..! Isinya buah-buahan segar. Kamu pasti suka nanti..". Bujuk Yeonjun lagi.

Yeonjun benar-benar serius ingin Hyein mencoba minuman yang disukainya. Mobilnya ia hentikan tepat di depan store.

"Kapan-kapan aja. Mulut aku lagi males banget buat mengkonsumsi sesuatu..".

"Entar aku bantuin..".

Hyein spontan menoleh, tidak mengerti maksud Yeonjun. "Maksudnya..?".

"Bantu minuman. Aku yang nyedot drai cupnya, terus aku kasik minum ke mulut kamu..".

"Jorok banget, mesum pula. Ihh.. Yeonjun jijik tau..". Hyein reflek mengambil bantal leher yang dipakainya lalu ditimpuknya ke arah Yeonjun yang bergegas kelur mobil dengan tawa keras.

Tidak butuh waktu lama, Yeonjun kembali ke dalam mobil dengan 2 cup minuman dan sebungkus makanan ringan yang isinya sangat penuh.

"Nih coba dulu, seriusan ini enak..". Memberikan satu cup pada Hyein, lalu membuka tutup cemilan kemudian ditaruhnya di tengah agar Hyein mudah mengambil isinya.

Hyein mencoba dan reaksinya seperti yang Yeonjun duga.

"Enak kan..?". Tanya Yeonjun setelah ia juga meminum satu tegukan.

Hyein mengangguk antusias, padahal sebelumnya terlihat lesu. "Enaak, seger. Aku gak ngantuk lagi..".

"Makanya kalau aku bilang enak yaa pasti enak, gak mungkin aku bohongin kamu..".

Yeonjun mengarahkan tangannya untuk mengusap kepala Hyein yang masih asik dengan minuman.

"Mau aku batalin gak fitting busana kita..?". Yeonjun menawari, ia mengubah posisi duduknya menyamping agar berhadapan dengan Hyein.

Masih enggan menjalankan mobil menuju butik untuk fitting busana pertunangan mereka.

"Hah..? kenapa mau dibatalin..?".

"Katanya kamu capek tadi, kalau capek aku bisa bilang ke Papa kamu untuk batalin, kita bisa fitting besok..".

Hyein menggeleng tegas. "Kita lanjutin aja. Aku udah segeran dikit kok. Kalau ditunda-tunda malah males aku..".

"Yakin..?".

"Yakin, udah jalan aja..".

Kemudian Yeonjun menggerakkan mobilnya membelah jalanan.

Sesekali ia menoleh ke samping untuk menikmati wajah bayi Hyein yang cantik.

"Kamu kepaksa yaa nerima tunangan aku..?".

Hyein menoleh dengan matanya yang bulat mendengar pertanyaan Yeonjun.

"Kenapa nanya gitu..?".

"Pengen tau aja. Aku akan ngerasa bersalah kalau pasangan resmi aku nerima aku dengan terpaksa..".

"Kalau kamu gimana..?". Hyein menanggapi pertanyaan Yeonjun dengan pertanyaan yang serupa.

"Aku..?". Yeonjun terdiam sebentar. "Awalnya keberatan tapi setelah ketemu kamu jadi fine aja kalau kamu jadi pasangan aku..".

"Kenapa gitu..?".

"Karena kamu highest class girl yang pernah aku temui..".

Hyein merona seketika. Pipi dan telinganya memerah begitu cepat hanya karena mendengar gombalan receh dari mulut buaya Yeonjun.

"Gak jelas alasannya..". Hyein pun sulit memilih kata untuk menanggapi jawaban Yeonjun.

Dan Yeonjun tahu jika Hyein salah tingkah mendengar ucapannya.

"Aku gak tau aku ini masuk kriteria cowok idaman kamu atau enggak, tapi aku akan coba..".

"Coba apa..?".

"Mau coba dan belajar jadi cowok idaman kamu..".

"Kenapa gitu..?". Hyein menyadari kalau dia mendadak jadi bodoh menghadapi kalimat manis dari Yeonjun.

"Karena aku mau kamu tertarik dan suka sama aku, aku ingin kamu nyaman jadi pasangan aku..".

"Harus gitu bikin aku tertarik dan suka..?".

"Harus dong, biar gak bertepuk sebelah tangan..".

Hyein mati-matian mengontrol debaran jantungnya. "Emang kamu suka sama aku..?".

"Lah gak terlihat apa..? Emang gak jelas yaa..? Atau kamu emang sepolos itu..?".

"Iihh tau ahhh.. Udah cepetan biar gak kemaleman..". Hyein mengalihkan topik agar kemerahan yang timbul di pipi dan telinganya segera menghilang.

Sedangkan Yeonjun terkekeh gemas sembari mengusak kepala Hyein dengan satu tangannya.

To be continue
.
.
.

DITTO (Yeonjun X Hyein)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang