Approaching

144 17 4
                                    


Mereka sudah berada di restoran dengan ruang private. Di meja sudah tersaji berbagi menu.

Yeonjun bukan tidak tahu jika pelayan yang sedari tadi bergantian menyajikan menu mencuri lirik pada Hyein.

Ia tidak heran, karena semua orang akan melakukan hal yang sama. Hyein dibalut dengan barang dari brand luxury.

Telinga yang digantungi anting Saint Laurent. Jari yang dilingkari cincin Hermes. Jepit rambut kecil dari brand Chanel. Dan yang memakainya adalah gadis yang masih memakai seragam SMA. Tentu saja akan menjadi bahan lirikan dari ketertarikan mata orang lain.

"Papa kenapa belum dateng sih..?". Gumamnya pada diri sendiri sembari melihat jam di pergelangan tangan yang Yeonjun tahu produk dari Bvlgari.

" Kita hanya berdua..". Menjawab gumaman Hyein yang sebenarnya bukan tertuju padanya.

Hyein memberikan pandang. "Hah..? Katanya tadi Papa yang nyuruh. Kok gak dateng..?".

"Papa kamu sama Papa aku emang yang nyuruh tapi bukan berarti mereka juga mau makan bersama..".

" Ishh..". Moodnya menjadi sebal. "Pulang aja..!". Saat hendak bangkit dari duduk, Yeonjun menahan lengannya.

" Yang dipesan udah banyak, siapa yang mau makan kalau kamu pulang..?".

"Kamu yang habisin..".

"Kalau perutku buncit, kamu mau tanggung jawab..?".

" Bodo amat, Choi..!".

"Galak banget sama calon suami..".

" Calon suami palamu peyang..".

"Lah kan iya aku bakal jadi suamimu..".

" Enggak. Najis. Aku gak mau sama cowok yang udah punya pacar..".

"Masih aja cemburu..". Perasaan Yeonjun sangat senang menjahili gadis pilihan Papanya tersebut.

Lalu Yeonjun menyelipkan sumpit pada jemari Hyein.

"Makan dulu, entar habis ini aku traktir es krim..".

"Gak usah, aku bisa beli sendiri..".

"Iya itu kan beli sendiri, nanti kan dibeliin aku. Pakek uang aku, uang calon suamimu. Hahaha..".

Meskipun dengan muka sebal akhirnya Hyein mengambil makanan lalu menyuapkannya ke mulut.

"Nah gitu dong nurut. Kan jadi gemes kalau gini..".

Hyein menatap Yeonjun dengan mata bulatnya, dengan mulut yang masih mengunyah.

"Kamu emang suka godain cewek-cewek ya..?".

Yeonjun juga mengikuti Hyein, menikmati menu favorite. Restoran ini biasa ia kunjungi ketika makan bersama keluarga.

"Gak semua. Yang cantik aja, kayak kamu..".

Hyein memutar bola matanya malas. Ternyata selain populer, Yeonjun ada indikasi playboy.

"Mau jalan-jalan nanti setelah beli es krim..?". Tawar Yeonjun.

"Gak, langsung pulang aja..".

"Kenapa gak mau..? Jarang-jarang aku ngajak cewek hang out..".

"Kita masih pakai seragam sekolah kalau kamu lupa..".

"Yaudah nanti mampir ke salah satu store brand busana kesukaan kamu..".

"Maksa banget..?".

" Iya maksa banget..". Jawab Yeonjun sembari memberi udang yang sudah dilumuri mayones ke piring Hyein.

"Ambil lagi..! Ngapain kasik udang ke aku..". Protesnya karena Yeonjun meletakkan sesuatu di atas piring tanpa seizinnya.

" Cobain dulu..!".

"Kenapa aku harus nyoba..?".

" Itu kesukaan aku..".

"Ya terus..?".

"Kamu juga harus suka..".

"Kenapa aku harus suka..?".

"Ya kan kita nanti akan menikah..".

Hyein meraih salah satu irisan buah yang menjadi hiasan di pinggir piring menu lalu melemparkannya ke Yeonjun.

"Cita-citaku banyak yang harus diraih. Gak mau nikah muda..".

"Tenang, bakal ditunggu kok..".

"Gak usah. Aku gak mau nikah sama kamu..".

"Gak mau.. gak mau.. nanti endingnya malah kamu yang paling bucin..".

"Ih najis. Gak bakal..".

"Awas nelen ludah sendiri yaa..". Yeonjun tidak tahu kalau bertukar kata dengan gadis yang kata orang-orang arogan ternyata membuat suasana hatinya cerah.

"Diam atau aku pulang sendiri..".

" Iya.. iya ini diam. Silahkan lanjutkan makannya, tuan puteri..".

Hyein menanggapinya dengan mengunyah kasar makan yang masuk ke dalam mulutnya. Mengundang kekehan renyah dari Yeonjun.


To be continue
.
.
.

DITTO (Yeonjun X Hyein)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang