Mother

349 28 3
                                    

"Anak ga guna, gatau di untung kamu" Kata kata seperti itu sudah biasa dia dengar, dia tidak perduli lagi.

"Mau kemana kamu? masuk! " Wanita paruh baya itu terus berbicara dengan nada tinggi, 'memuakan' pikir nya dalam hati.

"Abi!! " Panggil wanita itu, diri nya terlanjur pergi dengan motor harley peninggalan sang ayah, menyusuri jalanan kota di tengah dingin nya malam.

Motor berjenis harley keluaran tahun 1990 an dia bawa dengan kecepatan tinggi, dingin nya angin malam yang menerpa tubuh kurus nya tidak ia hiraukan. Siapa yang peduli?

Tujuan nya satu malam ini, rumah sahabat nya.

'ckitt... ' bunyi rem

Ia telah sampai, pada tempat yang ia sebut rumah. Dengan tergesa gesa dia mencabut kunci motornya, berjalan setengah berlari menuju kedepan pintu rumah sahabat nya.

Jantung nya meledak dalam kegembiraan, ia tersenyum cukup lebar membayangkan seseorang di dalam rumah tersebut menyambut kedatangan nya.

'tok tok tok' di ketuk nya pintu itu dengan gerakan sedikit terburu buru.

Perlahan lahan benda bermaterial kayu tersebut bergerak tertarik kedalam dengan serta merta menampilkan sosok yang sedari tadi memenuhi isi kepala nya.

"bizhar sudah datang? ayo masuk dulu" Ucap ibu sahabat nya.

Senyum yang sedari tadi ia tahan semakin mengembang, dada nya di penuhi dengan rasa kebahagiaan, kaki nya ia langkahkan masuk kedalam, merasakan hangat rumah sahabat nya yang tidak sebanding dengan rumah nya.

"duduk dulu bizhar, mau minum apa? " Tanya wanita di hadapan nya.

Demi tuhan, suara itu suara paling merdu yang pernah ia dengar, sangat halus dan ringan, seperti bulu angsa. Di lengkapi dengan paras cantik yang wanita itu miliki, membuat hasrat untuk memiliki wanita itu semakin besar.

"bhizar minum apa aja boleh kok tante, air putih juga gapapa" Ucap nya.

Wanita hanya menggelengkan kepala nya, lalu melenggangkan kaki kaki jenjangnya menuju ke arah dapur. Pemandangan yang indah untuk abhizar.

"Kamu itu loh zar, tante kan udah bilang.. rumah ini ya rumah mu juga, jangan kaya orang ga kenal gitu ah" Omel wanita itu dari dapur.

Ia hanya terkekeh mendengar omelan yang keluar dari mulut wanita itu, suara nya ringan berbeda jauh dari suara cempreng milik ibu nya.

Selesai dengan minuman yang ia buat, wanita itu kembali ke ruang tamu, menaruh gelas yang berisikan susu coklat di atas meja.

"Buruan di minum, mumpung masih hangat" Ucap wanita itu setelah menjatuhkan bokong nya tepat di sebelah Abhizar.

"Makasih tante" Diri nya yang sedari tadi asyik dengan telepon genggam nya kembali memfokuskan diri pada wanita di hadapan nya.

Wanita itu diam, memperhatikan abhizar yang sedang khusyuk meneguk segelas susu coklat hangat yang ia buat.

"Abhizar sudah besar ya" Ucap wanita itu memulai percakapan. "Dulu masih SD kelas tiga, seumuran sama tera" lanjut nya.

Abhizar hanya menanggapi nya dengan senyum lembut, menatap balik wanita berumur 30 an di hadapan nya.

"Dulu dateng kesini sambil nangis nangis, lutut bhizar sampai sampai lecet akibat jatuh karna jalan kesini nya sambil lari" Kembali wanita itu terkekeh. Di pertengahan wanita itu bercerita, abhizar merebahkan kepala nya di pangkuan milik nya, 'biar lebih nyaman' kata bhizar.

Wanita itu tidak keberatan, hanya mengelus lembut rambut bizhar yang sudah memanjang.

"Terus gimana lanjutan nya tante? bhizar mau dengar" bohong, pemuda itu hanya ingin mengulur waktu berduaan dengan ibu sahabat nya.

motherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang