Chapter 35

2.6K 117 0
                                    


"Barusan aku melihat ibumu masuk." kata Day ketika Itt masuk ke mobil.

"Um, aku bilang akan tidur di kondominiummu," kata Itt.

"Apa kau sudah makan?" Tanya Day dengan lembut.

"Belum," kata Itt lagi.

"Haha..." Day tertawa dengan lembut membuat giliran Itt agar terlihat terkejut.

"Kenapa kau tertawa?" Tanya Itt.

"Apa kau berniat menunggu dan makan denganku?" Tanya Day tanpa melihat Itt yang memerah.

"Siapa bilang aku menunggumu? Aku takut kau marah jika aku belum selesai makan ketika kau tiba." kata Itt and Day mengangkat alisnya sedikit, tapi tidak mengatakan apa -apa lagi.

"Uh ..., Day..." kata Itt dengan keras setelah berpikir sebentar.

"Apa?" Tanya Day melihat jalan.

"Aku ingin menonton film," kata Itt and Day berbalik untuk melihat Itt.

"Ada banyak film di dalam kamarku, kau tinggal pilih" kata Day.

"Aku tidak ingin menonton DVD, aku ingin nonton di bioskop." kata Itt. Day berbalik untuk melihat Itt.

"Kau tinggal di rumah sepanjang hari, kenapa kau tidak pergi ke bioskop?" Day bertanya kembali dan Itt mengerutkan kening saat mendengarnya.

"Idiot mana yang tidak memperbolehkanku keluar dari rumah? Apa kau akan membiarkan ku pergi sendirian?" Itt bergumam dengan kesal.

"Apak kau ingin menampar mulutmu?" Kata Day.

"Ya sudah, aku tidak ingin menonton lagi!" kata Itt dengan nada murung. Day diam-diam memandangnya secara berkala.

"Katakan saja kau ingin nonton denganku. Kau bisa memberitahuku secara langsung, tidak perlu membuat alasan. Apa begitu saja kau akan mati?" Kata Day membuat Itt tidak berani mengatakan apa -apa.

"Kalau begitu, kau mau nonton denganku, kan?" Kata Itt gagap.

"Apa yang ingin kau tonton? Katakan dulu, karena jika itu film cinta, kau tonton saja sendiri dan aku menunggumu di luar." kata Day. Itt hanya bisa mengeluh di hatinya.

"Baiklah, ayo kita lihat jadwal film nya lebih dulu. Aku terkunci sepanjang hari di ruangan itu dan aku tidak tahu film mana yang sedang tayang." Itt pada akhirnya mengalah, karena takut Day akan berubah pikiran.

"...." Day diam dan tidak mengatakan apa -apa, itu membuat Itt merasa marah.

"Yah, jika kau tidak ingin pergi, kita bisa menonton film di kondominiummu," kata Itt dengan nada kesal.

"Berhenti berpikir sendiri! Aku bahkan belum mengatakan apa-apa. Atau, apa aku harus segera menjawab semuanya?" Day berkata dengan sengit.

"Jika kau tidak menjawab, bagaimana aku tahu? Orang -orang sepertimu memiliki emosi yang tidak stabil dan tidak ada perkataanku yang membuat mu bahagia." Itt menggerutu dengan pelan.

"Kau mengeluh seperti seorang wanita, itu menjengkelkan," kata Day.

"Kau juga menjengkelkan," kata Itt, Day itu mengerutkan kening, tapi tidak mengatakan apa -apa.

...

...

"Day, aku ingin nonton yang ini." kata Itt. Setelah berdebat di dalam mobil dengan Day, sosok tinggi itu membawa Itt ke bioskop, menyebabkan Itt benar -benar melupakan pertengkaran di dalam mobil.

"Kenapa kita tidak makan dulu?" Day bertanya dengan lembut.

Banyak orang melihat Day dan Itt dengan penuh minat, Day memiliki kepribadian yang tenang dan wajah yang tampan dan menarik. Adapun Itt, dia terlihat tampan dan imut. Karena itu, tidak mengherankan bahwa keduanya menarik perhatian banyak orang.

DAY ITT STORY (BOOK 1)  - ENDWhere stories live. Discover now