"Hahaha..." Day tertawa lembut.
"Apa yang lucu?" Kata Itt dengan suara serak.
"Apa kau psikopat?" Tanya Day.
"Kau yang psikopat!" berdebat Itt.
"Apa kau yakin ingin aku memperlakukanmu seperti sebelumnya?" Tanya Day dengan lembut.
"Yah, tapi aku tidak ingin kau menjadi orang seperti pertama kali kita bertemu." kata Itt dengan keras kepala.
"Kau harus berfikir sekali lagi." kata Day dan Itt mengerutkan kening.
"Yah, aku tahu. Tapi aku takut melihatmu seperti ini. Kau tidak harus melakukan apa yang ku pinta." kata Itt dengan nada kesal, lalu terdiam.
'Kalau kau seperti ini, mungkin sebaiknya aku kabur keluar negeri agar kau tidak perlu mengikutiku.' gumam Itt dengan lembut, sebelum merasakan pelukan Day kencang.
"Aw ... sakit, Day. Apa kau akan memelukku sampai tulangku patah?" Itt berkata sambil menggeliat.
"Apa kau masih berpikir untuk melarikan diri dariku, Itt?" Day bertanya dengan suara berat.
"Itu... tidak, tidak, aku hanya berbicara." kata Itt.
"Jangan berpikir untuk melarikan diri atau membicarakannya sampai aku bisa mendengarnya! Jika kau menjauh dariku lagi, aku akan membakar rumah dan tokomu." Day berkata dengan suara rendah.
"Oh, dasar jahat. Apa kau akan membakar rumah dan toko ayahku?" Itt segera bertanya.
"Jika kau tidak ingin aku melakukannya, jangan lari dariku lagi. Apa kau mengerti?"
Itt mengernyitkan hidungnya, sebelum membenamkan wajahnya di dada Day.
"Aku mengerti." kata Itt dengan suara teredam, merasakan panas yang dihantarkan oleh tubuh Day.
"Day ..." Itt memanggil. Dia tahu Day tidak tidur karena kekuatan pelukannya tetap erat dan semakin erat.
"Apa?"
"Kau belum menjawab pertanyaanku." kata Itt, mengingat pertanyaannya saat duduk di luar tenda sebelum Day mandi.
"Apa kau masih ingat? Kenapa kau bertindak seolah-olah kau lupa?" Kata Day.
"Bagaimana aku lupa? kau bertingkah tidak ingin menjawab, jadi aku tidak ingin bertanya lebih lanjut." kata Itt.
"Kau tidak ingin bertanya lebih lanjut? Jadi kenapa kau bertanya?" Kata Day.
"Day, kenapa kau begitu menyebalkan?" kata Itt.
"Aku hanya mempermainkanmu." kata Day membuat Itt beku. "Beberapa waktu ini, tidak bisakah kau melihat sesuatu yang baik?" Day bertanya.
"Aku tidak mengerti apa yang kau maksud?" kata Itt.
"Hah, tidak bisakah kau merasakan kalau aku merawat dan memperdulikanmu lebih baik daripada aku merawat adikku? Aku bahkan meninggalkan adikku sendirian untuk bisa bersamamu. Apa kau tidak menyadarinya? Ketika kau menginginkan sesuatu, ingin makan, ingin pergi atau apapun itu, mungkin mulutku selalu mengutukmu, tapi aku selalu melakukan apapun yang kau inginkan. Bisakah kau melihat mengapa aku melakukan ini?" Day berkata dengan serius. Jantung Itt berdetak dengan cepat, dia tidak tahu harus berpikir apa.
"Bagaimana aku tahu? Mulutmu mengutukku sepanjang waktu. Selain itu, masalah antara kau dan aku berasal dari balas dendam bukan? Dan kau hanya ingin membuatku merasakan hal-hal buruk yang dialami oleh adikmu. Bagaimana aku bisa membiarkan diriku untuk berani berpikir kalau kamu melakukan sesuatu yang yang baik untukku!" kata Itt.
YOU ARE READING
DAY ITT STORY (BOOK 1) - END
RomansIndonesian Translation for LOVE SYNDROME by YEO-NIM