Begitu pintu kamar Night terbuka, Day langsung menoleh dan mengernyit melihat sosok kurus itu masuk, jadi Day segera menarik Itt ke kamar mandi.
"Kenapa kau ada disini? Sudah kubilang jangan datang!" Day berkata dengan nada yang dalam, tapi Itt tidak menghiraukannya karena dia terpana melihat bekas luka di wajah dan tubuh Day.
"Apa kepalamu sobek?" Itt bertanya sambil mengulurkan tangan untuk menyentuh titik di mana dia terluka. Day berdiri diam dan memegang tangan Itt dan menatapnya.
"Kenapa kau datang?" tanya Day pelan sambil memegang tangan Itt.
"Aku... aku datang untuk mengunjungi Gear dan Fourth. Dan aku datang untuk melihat apakah kau sudah mati atau belum." kata Itt melihat ke seluruh tubuh Day.
"Huh... Orang sepertiku tidak akan mudah mati!" jawab Day.
"Jadi, apa kau sudah makan dan minum obat?" Itt bertanya tanpa memperhatikan apa yang dikatakan Day.
"Belum." jawab Day.
"Lalu kenapa kau tidak makan? Lukamu tidak akan sembuh kalau kau seperti ini." gumam Itt.
"Jangan bertingkah seperti ibuku. Kembalilah dan pergi dari sini!" kata Day, sebelum menyeret lengan Itt agar meninggalkan ruang pemulihan Night. Day tidak ingin ada yang tahu tentang dirinya dan Itt.
"Kenapa kau selalu seperti ini...iisshh...!! Aku tidak mengatakan sesuatu yang salah, kan?" Itt berkata dengan keras dengan marah.
"Jangan berisik!!! Adikku sedang tidur. Kembalilah dulu." kata Day.
"Baiklah, aku pulang! Kalau kau mati atau apapun itu, terserah!!" kata Itt marah.
"Kalau aku kembali dan kau tidak ada di kamarku, aku akan mencarimu dan menginjakmu," kata Day, menatap Itt dengan mata tajam. Itt terdiam, merasa lelah dipermainkan oleh Day seperti itu. Ketika dia meninggalkan kamar Night, sosok kurus itu beruntung tidak bertemu dengan siapa pun yang dia kenal.
Itt berjalan di depan rumah sakit sebelum memanggil seseorang untuk menjemputnya dari rumah sakit. Tidak lama kemudian, ayahnya datang untuk menjemputnya pulang. Sosok kurus itu masuk ke dalam rumah dengan ekspresi cemberut.
"Itt, apakah kau sudah makan?" tanya suara lirih ibunya saat melihat anaknya masuk ke dalam rumah.
"Aku tidak lapar, aku mau tidur dulu." kata Itt sebelum pergi ke kamarnya, mematikan telepon dan berbaring di tempat tidur. Sosok kurus itu berbaring di sana, memikirkan dirinya dan Day sejenak sebelum dia tertidur. Tidak lama kemudian, dia mendengar ketukan di pintu kamar.
Tok...Tok...Tok...
"Itt...Bukakan pintu untuk Mae..." terdengar suara ibu di balik pintu kamarnya, sosok kurus itu bangkit untuk membukanya.
"Ada apa Mae? Aku ingin tidur." kata Itt.
"Ayahmu memintamu untuk pergi menyapa paman Suhot dan anaknya!! Dia datang mengunjungi ayahmu dan mereka bertanya tentangmu." kata ibu Itt.
"Kenapa aku harus pergi? Bisakah aku tidak pergi?" Tawar Itt.
"Apa kau ingin Pho yang datang dan memanggilmu?" tanya ibunya. Itt menghela nafas kecil sebelum mengangguk, dia mengikuti ibunya ke kantor ayahnya di toko.
Ruman Itt menyambung dengan toko milik ayahnya yang mengimpor semua jenis aksesori mobil, seperti suku cadang, perlengkapan audio, atau aksesori mobil
"Sayang, ini Itt." Ujar ibu Itt sambil masuk ke kantor.
"Ah, Itt, kemarilah dan sapa paman Suhot." kata ayah Itt. Itt masuk dan melihat seorang pria paruh baya dan seorang pria muda duduk di dalam ruangan.
"Dia setampan ayahnya saat masih muda." goda teman ayahnya saat melihat wajah Itt.
YOU ARE READING
DAY ITT STORY (BOOK 1) - END
RomanceIndonesian Translation for LOVE SYNDROME by YEO-NIM