Gimana kabarnya?
Sebenernya ga mood nulis tapi yasudah. Bismillah aja yeken!
Jangan berpikir gue akan suka sama lo, karena pada akhirnya lo akan tersakiti──Cliodafit Ganendra.
•••
Akhirnya keduanya sudah sampai di belakang sekolah. Tempat Clio biasanya nongkrong. Sepi dan juga nyaman saat Serin duduk di kursi panjang yang tersedia di tengah-tengah pohon rambutan. Hari masih pagi, membuat angin sejuk menerpa wajahnya yang cantik nan manis. Tak bisa di pungkiri, bahwa Clio saat ini masih menatap gadis itu dengan diam. Serin membalas tatapan tajam lelaki yang ada di depannya sedang berdiri.
Untuk beberapa saat mereka berdua terpaku melihat kecantikan dan kegantengan satu sama lain. Keduanya bergelut dengan pikirkan tentang orang yang ada di depannya saat ini.
Seperti Clio yang masih menganggap Serin adalah Selin, sebab kedua orang itu terlalu mirip dan juga Serin masih bingung dengan sikap dan perilaku laki-laki di depannya yang sering sekali berubah-ubah. Clio makin ke sana, makin ke sini, sangat tidak jelas bagi Serin yang otaknya tak terlalu lemot.
Sampai pada akhirnya Serin membuka suara, "mau ngomong apa lo? Bisa kasih tau sekarang, sebelum jam pelajaran olahraga di mulai." Laki-laki itu mengalihkan netranya sembarang seperti memikirkan sesuatu.
Kemudian Clio bersuara sembari menatap Serin yang masih menatapnya dengan tatapan kebingungan. "Pulang sekolah lo pulang sama gue, ada yang mau gue cari. Dan ini," laki-laki itu mengeluarkan pita berwarna merah muda yang kemarin dia beli di saat perjalan pulang sekolah. Clio menyodorkan benda tersebut kepada Serin, gadis itu berdiri menatap Clio dan pita tersebut bergantian.
"Untuk gue? Buat apa? Dan kenapa gue harus pulang sama lo," dahinya berkerut menatap wajah Clio membuat sang empu berdecak.
"Ck, lo ini banyak bacot, ya. Tinggal iyain apa susahnya, dan juga nih!" laki-laki itu mengambil tangan kanan Serin lalu meletakkan pita tersebut dengan paksa. Setelah itu Clio langsung melongos pergi meninggalkan Serin yang masih menatapnya.
"Ish, pita paan nih. Gimana cara pakainya? Ga jelas banget ngasih sesuatu ngasal. Untung warna merah muda, kalau enggak udah gue buang," batinnya.
"Tapi ... WOI GANEN, GUE GA─"
"GUE GA BUTUH ALASAN APAPUN DARI LO ATAUPUN PENOLAKAN," sahutnya yang sudah berjarak dua meter dari Serin.
Serin mendengus menatap kepergian laki-laki menyebalkan itu, "apa-apaan sih tuh cowok! Ga tau apa gue mau ke RS." gerutunya seraya menghentakkan kakinya kesal karena Clio tak mau mendengarkan penjelasannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goresan lukaku [Hiatus]
Ficção AdolescenteApa yang terjadi jika sang pengagum hujan bertemu seorang gadis felis catus, yang benar-benar hampir mirip sifatnya dengan hewan berbulu itu? ─────────────────────────── "Ayolah, sekali aja bantuin gue." "Nanti kalau lo meninggal gara-gara makan esk...