21. Janji yang di tepati

143 78 177
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Kedua laki-laki gagah dan tampan perkasa itu memasuki area kantin yang sudah lumayan banyak pengunjung. Bisa di pastikan banyak anak-anak laki-laki dibandingkan perempuan yang berduduk di setiap sudut kursi kosong, entah itu sendirian atau bersama teman-temannya.

Laki-laki bertubuh bongsor, memicingkan matanya menatap seseorang yang duduk sendirian di kursi tengah, sambil memakan nasi kuning dengan ayam dada.

"Coba lo liat," ujar Jeffry kepada Devan yang langsung melihat ke arah orang yang di tunjukkan oleh temannya.

"Itu si Yoga bukan, si?" Jawabnya ragu.

Jeffry memukul kecil perut rata Devan yang masih merangkul pundaknya. "Ya itu emang si yoga anjir! Gimana si lo. Kita ke sana," sahutnya kesal seraya berjalan mendekati temannya itu.

Devan ber-oh sebagai jawaban dan ikut berjalan menuju meja bundar berukuran sedang dengan tiga kursi yang kosong mengelilinginya dan satu kursi lagi sudah di isi oleh yoga si Raja gagal move on.

Seperti biasa, kejahilan seorang Devan masih melekat pada dirinya. Setelah melepaskan rangkulannya pada Jeffry, ia menepuk keras pundak Yoga membuat laki-laki dengan dasi yang masih berantakan tersebut tersentak kaget.

"Anjing," celetuknya, sampai-sampai sendok di tangannya terlempar ke samping.

Sontak saja Yoga menatap kepada dua temannya yang sekarang duduk di kursi kiri dan kanannya, membuat dirinya berada ditengah keduanya.

"Sialan lo, Van. Kayak gada kerjaan aja!" Kesalnya sambil menendang salah satu kaki jenjang Devan.

"Sakit tolol," hardiknya sembari memasang wajah serius.

"Tom dan Jerry berantem mulu tot. Sekalian kek pelukan biar akrab kayak teletubbies," ungkap Jeffry.

"Najis!" Seru keduanya secara bersamaan.

Devan dan Yoga menoleh sesaat, kemudian membuang muka. Yoga mengambil sendok baru yang ada di atas meja, sedangkan Devan melipat kedua tangannya didepan dada bidangnya.

Jeffry malas jika sudah begini, akhirnya dia berdiri dari duduknya dan Devan langsung melemparkan pertanyaan pada laki-laki tersebut.

"Mau kemana lo, Jef?" pertanyaan itu membuat Yoga pun menoleh ke arah Jeffry yang sudah berdiri.

"Gue mau beli permen. Mau ikut?" Tawarnya.

Devan pun menggeleng, "males jalan, mending sekalian lo pesanan gue makanan." pintanya seraya merogoh kantong celana sekolahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Goresan lukaku [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang