16. Sudah jauh lebih baik

107 74 3
                                    

Target 50 vote dan 10 komen

Kalau suka ya baca, kalau ga ya skip aja.

Merelakan seseorang yang di cintai tak semudah yang di bayangkan.----Yoga.

----Yoga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

"Harusnya gue tadi ikut lo aja ke kantin, huh," sesalnya. Gadis itu benar-benar menyesal tidak ikut melihat kekacauan di kantin saat istirahat pertama. Nadira selalu antusias jika mendengar ada yang bertengkar atau sesuatu kejadian yang mengasikkan, menurutnya itu suatu hal yang tidak boleh terlewatkan oleh dirinya. Sayangnya pertengkaran antar teman sekelasnya gadis itu lewatkan untuk mendapatkan jawaban pelajaran bahasa Inggris.

Serin tersenyum kecil mendengarnya. Entahlah, rasanya dia sungguh tidak menyukai pertengkaran seseorang seperti itu. Sangat berbanding terbalik dengan Nadira. Serin merasa itu sesuatu hal yang buruk, pertengkaran harusnya tidak terjadi di tempat umum ataupun di tempat sepi. Lagipula tidak semua hal harus di selesaikan secara panas, masih ada dengan cara dingin dan lebih tenang tanpa adanya keributan yang di perbuat seseorang.

Entah sejak kapan Serin tidak menyukai pertengkaran. Mungkin kah, karena mereka bermain tangan? Atau mungkin ada hal lain yang tak pernah Serin ingat? Gadis itu akhir-akhir ini bingung dengan diri sendiri.

Lamunan Serin membuyar saat ponselnya berdering dengan nyaring. Nadira menatap ke arah Serin seperti bertanya siapa yang menelpon, temannya itu mengerti lalu mengatakan bahwa, "Arya yang nelpon. Kira-kira kenapa?" Nadira dengan cepat mengangkat kedua bahunya sebagai jawaban.

"Angkat aja, siapa tau penting."

Serin menurut. Gadis itu mengangkat telponnya, belum sempat bertanya, Arya lebih dulu menyela panggilannya.

"Ser, cepetan ke sini. Clio nyakitin diri sendiri. Dari tadi gue udah coba biar dia ga pukul-pukul tangannya ke pohon rambutan, tapi dia ga mau berhenti. Tolongin, Ser. Gue mohon ...," tutur Arya di sebrang sana.

Suara khawatir dan kegelisahan Arya benar-benar membuat dirinya menjadi takut dan ikut khawatir mendengarnya. Tanpa basa-basi gadis itu bangkit dari duduknya, dan berlari keluar kelas.

"G-gue, ke sana sekarang. Lo dimana?" jawab Serin panik.

"Gue ada di belakang sekolah, Ser." mendengar itu Serin langsung menutup ponselnya dan bergegas menuju ke tempat tujuan.

Melihat itu Nadira heran dengan tingkah laku temannya tersebut. Ingin bertanya gadis itu sudah menghilang dari balik pintu. Ingin menyusul sangat malas berjalan. Akhirnya Nadira memutuskan untuk tetap di dalam kelas dan akan bertanya setelah gadis itu kembali ke dalam kelas.

ᕙ⁠(⁠ ⁠ ⁠•⁠ ⁠‿⁠ ⁠•⁠ ⁠ ⁠)⁠ᕗ

"Kita harus gimana, Gus?!"

Goresan lukaku [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang