Rahasia Alluka

9.6K 568 4
                                    

Kulihat jam yang tergantung indah di dinding kamar. Sudah jam 10. Segera kusambar ranselku lalu keluar kamar. Hari ini adalah hari sabtu dan hari ini jadwalnya aku mengintrogasi Devan. Aku tersenyum licik. Aku ingin tahu bagaimana perasaannya ke Kanna. Sebut aku kepo. Tapi inilah aku. Setelah tadi malam aku bertelpon ria dengan Kanna dan berhasil mendapatkan jawaban jika dia sedikit menaruh hati dengan Devan. Katanya sih sedikit, namun dari penglihatanku tidak sedikit.

Aku melihat Ayah sedang berada di depan TV dengan Bunda. Tumben Ayah ada dirumah. Apakah dia sedang tidak ada misi?

"Lagi nggak ada misi, Yah?" Tanya ku ketika aku mendudukkan badanku diantara Ayah dan Bunda.

"Iya. Nanti rencananya ayah mau kencan sama Bundamu. Jadi ayah menolak untuk  misi kali ini." Jawab Ayah sambil tertawa. aku hanya memutar bola mataku mendengar jawaban Ayah.

"Al mau kerumah Uncle Revan dulu, Yah. Mau main sama Devan."

"Devan? Biasanya sama Novan. jadi kamu sudah beralih pada Devan sekarang." Kata Ayah dengan nada yang menggoda. Hei.. sejak kapan ayahku yang pendiam bisa menggodaku.

"Huh.. Al justru mau mengintrogasi Devan tentang perasaannya dengan teman baru Al. Namanya Kanna anaknya pak presiden."

"Hah.. jadi kamu sudah tahu kalau Kanna itu anaknya presiden. Padahal hanya Ayah dan kepala sekolah yang tahu."

"Dan Ayah salah dengan telah meremehkan Alluka Dary Morano. Yaudah Al pergi dulu, yah, Bun."

"Hati-hati ya Sayang. Salam buat Aunty Vania." Kata Bunda sambil mencium kedua pipiku.

"Baik Bun. Yah Al pinjem Ferrari ya."

"Hati-hati. Kuncinya ada ditempat biasa."

Aku pun segera mengambil kunci mobil yang ada di nakas kamar Ayah dan Bunda. Setelah itu melesat kerumah Devan dengan mobil baru ayah. Aku bahagia lahir dikeluarga yang tidak gila kehormatan terhadap orang tua. Maksudnya gila kehormatan adalah keluarga yang memaksakan kehendak terhadap anaknya dan sangat kaku. Kedua orang tuaku selalu menempatkan diri mereka sebagai mestinya, terkadang mereka bisa menjadi teman bagiku. Namun jika aku salah mereka juga tidak segan-segan untuk memarahiku. Aku juga leluasa memakai mobil ayah dan bunda yang manapun. Meskipun aku mempunyai satu mobil sendiri yang kubeli dari uangku sendiri. Namun aku masih suka nebeng mobil mereka.

Setelah menempuh setengah jam perjalanan aku telah memakirkan mobilku di halaman luas rumah uncle Revan. karena aku telah biasa kesini maka agent yang menjaga rumah ini pun langsung mempersilakan aku masuk. Apalagi aku salah satu anak agent LF.

Aku pun langsung masuk kedalam rumah dan melihat Uncle Revan, Aunty Vania, Kak Novan, dan Kak Ara sedang menonton TV diruang keluarga. Kebiasaan yang sama dengan keluargaku.

"Uncle Revan, Aunty Vania." Mereka berempat pun menoleh.

"Eh Sayang. Kenapa nggak bilang kalau mau datang. Mana Ayah sama bundamu?" Kata Aunty Vania sambil memelukku.

"Ayah sama Bunda nggak ikut aunty. Katanya mereka mau kencan." Semua yang ada diruang itu pun tertawa.

"Devannya mana Aunty. Al ada sedikit urusan sama Dev."

"Devan paling masih tidur. anak itu memang yang paling kebo,Al." Sahut Kak Novan dari balik sofa.

"Kalau gitu biar Al yang bangunin Aunty."

"Iya tolong ya Al."

Aku pun segera melangkahkan kakiku ke kamar bungsu keluarga Reinhart itu. aku mempunyai ide untuk bisa mengetahui perasaan Devan pada Kanna. Aku membuka pelan pintu kamarnya. Benar saja dia masih mengukir indah di alam mimpi.

Our SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang