"Pokoknya aku ngak akan maafin kamu! Awas kalau ketemu!" Tsukasa mengutuk Rui di lorong sekolah.
Kakinya dengan cepat melangkah mencari Rui yang baru kabur dari tanggung jawabnya
Bagaimana tidak ini salah Rui. Mereka berniat untuk melakukan eksperiment lagi di rooftop sekolah. Saat sedang asyik-asyiknya Rui menjelaskan tentang sebuah cairan baru yang ia kembangkan An mendebrak mereka curiga melakukan hal yang aneh (misal ledakan sekolah).
Karna kaget Rui reflek menjatuhkan cairan itu ke depan dan langsung mengenai Tsukasa. Tsukasa saat itu belum tahu cairan apa itu, ia hanya menggerang kesal saat Rui kabur dan meninggalkannya, sedangkan dia harus merapihkan banyak kekacauan akibat Rui.
Setelah merapihkan kekacauan di rooftop segera ia pergi ke bawah dan merapihkan seragamnya yang entah tersiram apa.
Saat ia menuju ke toilet, ia mulai merasa aneh. Seingat dia rambutnya tak sepanjang itu, lalu... mengapa ia merasa berat di bagian dada? Tak lupa bagian bawahnya juga terasa agak aneh karna rasanya kosong.
Pertama ia memastikan dadanya dahulu, ia takut ada apa-apa dengan dadanya dan mengarah ke arah jantungnya.
Tapi yang ia dapatkan adalah hal aneh lainnya, ia mulai berpikir apa itu? Mengapa dadaku membesar?
Dengan agak aneh Tsukasa memegang dadanya sendiri dan meneliti apa ini sebenarnya.
"Agak berat... agak kenyal juga... apa ini?" Pikir Tsukasa tidak mengerti.
Ia melihat dirinya dari atas ke bawah.
Dia takut hal aneh terjadi pada tubuhnya.
Tanpa pikir panjang Tsukasa ke toilet pria dan mengaca di sana.
"Aku... APA INI?!" Teriak Tsukasa tidak mau menerima kenyataan.
Sekarang yang terpangpang di cermin bukan seorang pria, melainkan wanita yang imut dengan rambut panjang, dada yang cukup menonjol walau cukup tertahan oleh seragamnya, walau ia seorang wanita ia masih memakai seragam pria.
Pada saat itu Tsukasa Tenma langsung tahu, ia transgender dalam konteks ketidak sengajaan.
Kesal pada Rui?
Pasti! Bahkan rasanya Tsukasa hanya ingin mencincang Rui, lalu membakarnya, dan menabur abunya di segitiga bermuda.
"RUI! AWAS LU!!!" Teriak Tsukasa menggema.
Biasanya suara menggelegar ia keluarkan, tapi kali ini suaranya terdengar menjelengking.
Saat selesai menatapi tubuhnya, ternyata ada orang lain yang ingin masuk ke toilet dan ia adalah Akito.
Ia menatap aneh wanita berseragam pria berdiri kesal di hadapan cermin.
"Oi... lu punya o..."
Belum Akito selesai bicara, ia jadi sasaran kekesalan Tsukasa.
Karna Akito menghalagi jalannya, Tsukasa mendorong Akito sampai agak terkatuk pintu toilet.
"Cewek sableng! PMS apa itu orang..." Ejek Akito malas menggapi.
Saat Tsukasa berjalan ke lorong banyak yang menatapnya aneh.
Pertama mungkin karna faktor aneh ada orang asing lewat, kedua karna Tsukasa yang terlihat panik dan penuh amarah, ketiga mungkin karna dia aneh ada wanita berjalan dengan seragam pria, keempat tubuhnya cukup menonjol membuat anak laki-laki lainnya lupa tahan nafsu.
Begitu ia sampai di depan Rui. Rui pun kaget dan bertanya-tanya siapa yang ada di depannya dan menggebrak mejanya.
"Tanggung jawab kamu Rui!" Bentak Tsukasa marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Itu Laki!
FanfictionSebenarnya semua salah Rui, tapi lagi-lagi yang kena batunya itu Tsukasa. karna percobaan Rui yang di luar nalar, secara terpaksa Tsukasa harus menerima keadaanya. Ya gimana lagi namanya juga nasib. "RIBET BANGET SIH JADI CEWEK!"