Sudah dua hari berlalu Tsukasa menjadi tg karna Rui, ia masih belum memulai pengecekan maka dari itu hari ini ia akan melakukannya aspek apa saja yang berubah dan akan membuat bahan penelitian yang mungkin memudahkannya dalam mengembalikan Tsukasa.
Pagi ini Tsukasa berjalan dengan tenang seperti biasa dan tanpa sadar malah jadi perhatian publik. Ia terlihat seperti wanita paling cantik sesekolah dan banyak yang menyukainya.
Tapi Tsukasa tetaplah Tsukasa yang masa bodoan dengan langkahnya yang agak besar menuju kelasnya, atau mungkin... sedikit mengobrol di lorong
Saat sedang tenang-tenangnya ia berjalan, seseorang sangat tak terdua merangkul leher Tsukasa tiba-tiba dengan bersemangat.
"Yo! Tenma senpai! Ohayou!" Sapa An tiba-tiba sedangkan Mizuki mengikuti
"Yaho! Senpai!" Mizuki sedikit menepuk-nepuk bahu Tsukasa.
"Eh? Kalian? Mizuki san dan An san... ohayou." Sapa balik Tsukasa.
Semenjak jadi wanita, Tsukasa malah jadi lebih dekat dengan An dan Mizuki. Biasanya An menghindarinya karna Tsukasa cukup mengesalkan dan berisik, tapi saat ia menjadi perempuan sifatnya yang seperti itu membuat Tsukasa tampak asyik, bahkan ia sangat ingin hangout dengan Kohane, Haruka, ataupun Minori dengan mengajak Tsukasa.
Tapi bagi Mizuki, kini ia jadi fans nomor satunya. Bagi dirinya seorang Femboy (?) Tsukasa sangat sempurna! Ia adalah tg sempurna! Dari seseorang yang sangat laki menjadi wanita yang imut melewati langit ke tujuh. Maka dari itu ia langsung tertarik pada Tsukasa dari pertama kali pandang.
Sedangkan Tsukasa sebagai orang yang selalu menerima siapapun, ia tak keberatan dengan kehadiran An ataupun Mizuki di dekatnya. Lagian ia malam merasa sangat perlu dukungan wanita lainnya.
Lalu bagaimana dengan teman prianya? Rui lebih sering mengawasi Tsukasa dan sesekali saja berinteraksi untuk menghormati gendernya yang sekarang, Toya berusaha keras membantu kakaknya agar tak terlalu di lirik orang lain, dan Akito lebih sering menghindari bahkan tak mau menyapa.
Saat sedang enaknya berbincang, Toya datang hanya untuk menyapa Tsukasa memastikan pagi ini ia tidak terlalu bar-bar
"Toya! Toya! Lihat deh... bedaknya ke tipisan ngak sih?" Tanya Mizuki tiba-tiba sambil memegang kedua bahu Tsukasa dan mendorongnya ke arah Toya.
Sedangkan Tsukasa hanya celingak-celinguk pusing.
"Ha? Ini seperti biasa deh..." Lirik Toya.
Dari belakang An mengancam Toya mengatakan iya.
"I... iya... ketipisan..." Toya agak ragu menjawab.
An langsung menarik Tsukasa ke dekatnya
"Nah kan senpai! Ketipisan! Sini biar aku rapihin!" Sesegera mungkin Tsukasa di gerek ke kelasnya dan mendudukan Tsukasa macam boneka porselen di antara dia dan Mizuki.
Tsukasa yang tak tahu apa-apa hanya di gerek
"Mizuki kamu bawa kan?" Tanya An.
"Pasti dong! Masa lupa!" Balas Mizuki.
"Ka... kalian mau apa?" Tanya Tsukasa karna merasakan hawa tak enak.
"Merias senpai! Senpai terlalu cantik... dan Mizuki mengatakan... bagaimana kalau kami mengganti styale senpai?" Jelas An girang.
"A! Apa?! Aku ini laki!" Teriak Tsukasa
"Ayolah senpai... kesempatan jadi perempuan tak ada dua kali! Jadi ayo!" Teriak Mizuki mulai merias Tsukasa tanpa banyak persetujuan.
Yang Tsukasa rasakan hanyalah, rambutnya yang di tarik-tarik, wajahnya terus di hantam sesuatu, sedangkan lehernya susah pegal pol.
Ia ingin lari, ia ingin kabur, tapi ia tak bisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Itu Laki!
FanfictionSebenarnya semua salah Rui, tapi lagi-lagi yang kena batunya itu Tsukasa. karna percobaan Rui yang di luar nalar, secara terpaksa Tsukasa harus menerima keadaanya. Ya gimana lagi namanya juga nasib. "RIBET BANGET SIH JADI CEWEK!"