A Little Price to Pay for Salvation

44 2 9
                                    

Ledakan menggema di seluruh koridor kapal, bergantain dengan guncangan yang membuat beberapa bagian puing kapal angkasa runtuh sedikit demi sedikit.

di detik-detik terakhir, gue, Radynt dan Mayor Rolf merangkak dalam terowongan sempit menghindari cengkraman maut. namun Dia memiliki ketetapan lain. Mayor Rolf tertimbun puing kapal, seketika memutus suaranya, Radynt berhasil lolos, namun ia memutuskan menahan diri untuk tidak pergi, agar diri gue yang setengahnya tertimbun reruntuhan ini bisa selamat.

seakan Dia memberikan harapan, dengan kenyataan kini batang baja tengah menembus perut, gue gak akan menyebut ini sebagai dipermainkan, tapi masih diberi waktu.

.

"haHH.." Gue tetiba kebangun sembari ngambil nafas dalam. ngerasain sensasi tubuh bergetar.

gue lempar pandangan ke sekililing, serba putih, nampaknya gue berada di ruang klinik yang sama kaya kamar gue sebelumnya, percis. Masih berkutat pikiran gue buat nyerna apa yang sebenernya terjadi, apa gue berhasil selamat? apa ada seseorang yang nolong gue akhirnya? Radynt kah?

kemudian gue kembali inget event sebelumnya, dimana gue tengah terperangkap karena ada batang baja yang ughh.. gue gak berani terus bayanguin kejadian itu, langsung gue singkap baju dan ngeliat bagian perut.

fakta, sama sekali gak ada bekas luka atau jahitan di perut,

"Heh? kok iso?" bisik gue pelan keheranan.

gue sampai mastiin buka celana, barang kali lukanya pindah tempat, tapi sama sekali gak ada apa-apa, cuma si 'Average Dzofi' yang lagi mode off disana, gak kurang gak lebih.

bikin gue mikir makin keras, sampe akhirnya gue coba cek chronometer yang ada di atas meja, semuanya jadi jelas sekarang.

pukul 22:10 dan menunjukkan tanggal yang masih sama, artinya gue baru aja cuma tidur 1 jam dan kebangun.

jadi ini cuma mimpi? tapi berasa rill banget sumpah

sambil ngebatin gitu gue beranjak turun dari kasur, dan belum sampe pintu tiba-tiba gue ngerasain rasa sakit luar biasa, yang bikin gue langsung terjerembab ke lantai.

"Egg- ghhhh!!" gue mengerang sambil pegangin perut gue yang sakit bukan main.

"Kenapa bisa begini? padahal semua itu kan cuma mimpi, tapi berasa nyata sampe sekarang rasa sakitnya"

gue coba buat atur nafas, adaptasiin diri gue sambil pelan-pelan coba buat bangkit, beruntung rasa sakit yang mendadak itu berangsur padam dengan sendirinya.

pasti ada penjelasan logis buat ini, mungkin yang gue rasain barusan itu cuma keram perut, mengingat gue cuma minum susu doang dan belum keisi sama nasi. Guepun memutuskan buat ke kafetaria.

Suasana Kafetaria cukup ramai, ada puluhan Bellatean mengisi ruangan yang hampir seluas aula utama kapal angkasa ini, masing-masih mereka ngumpul sama sirkel mereka di meja-meja panjang.

"Nentuin tempat duduk emang penting, tapi nentuin menu mana yang bakal gue pilih itu jauh lebih penting" ujar gue sambil keliling ngeliat stand-stand resto yang masih pada buka.

Spagetti? enggak

pasta? yuck

nasreng? mainstreem

mie? ah skip skip skip

kue dragonessence? yah tutup

bubur flem! nah ini yang pas buat gue sekarang.

langsung aja gue jalan nyamperin stand punya Mr. Jacka buat mesen bubur flem seporsi

"Oitt!! Dzofi!!"

Journey For IdentityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang