Akabane Karma

162 15 0
                                    

(Y/n) : Your Name
(L/n) : Last name

_____________

Gadis pendek berambut ungu tua panjang sepunggung, memakai kacamata, dan suka sekali membawa pisau kecil kemana mana.

Gadis yang bernama (Y/n) (L/n) itu siswi kelas 3-E di SMP Kunugigaoka, siswi pintar memiliki Saingan bernama Akabane Karma. Selalu ingin menyaingi nya untuk peringkat satu, tapi itu sangat susah. Selalu menjadi yang kedua setelah Karma, si setan merah.

Sebelum nya ia memiliki ambisi untuk meraih peringkat satu, tapi sekarang berubah setelah guru gurita itu mengajar dikelasnya. Sekarang ambisi nya adalah untuk bersaing dengan Karma siapa yang bisa membunuh sensei gurita itu duluan.

(Y/n) POV.

Aku sangat membencinya, kenapa selalu ia yang menjadi pertama. Kenapa aku yang harus menjadi kedua, aku benci kekalahan. Tapi bagaimana pun aku berusaha aku tetap jatuh dan menjadi kedua.

Aku benci, aku benci tapi disisi lain aku suka sama dia. Ya kalian boleh bilang aku gila, stres. Tapi itu memang kenyataannya aku benci sekaligus suka.

Terkadang aku heran sama diriku sendiri, perasaan aneh yang selalu menghantuiku, padahal aku berjanji untuk tidak berurusan dengan nya selain mengenai nilai sekolah. Tapi kenapa aku malah terjatuh dalam pesonanya.

Terjatuh semakin dalam dan tenggelam hingga tak bisa meraih permukaan nya lagi. Semakin aku berusaha untuk meraih permukaan tersebut rasanya semakin jauh dari permukaan itu. Aku terlalu tenggelam dalam perasaan ku sendiri hingga rasanya sesak.

Aku takut jika aku semakin tenggelam, nilai ku juga semakin tenggelam dan aku takut jika ranting itu mengenai punggung ku ketika nilai itu juga ikut tenggelam. Ya jika nilai ku turun aku akan di pukul oleh ayahku... Ia selalu menuntut ku untuk memenuhi kehendak nya, mengerti dirinya tapi ia tidak mau mengerti aku.

"Kenapa, kenapa, sial. Bajingan" teriak ku memukul kepalaku, ah sekarang aku berada di tepi jurang belakang kelasku. Hanya ada aku disini, mungkin.

"Kenapa harus aku, kenapa" lirih ku menahan air mata sambil menatap langit yang sedikit mendung seakan ia tahu perasaan ku Sekarang.

Aku menangis mengeluarkan semua yang ada di hatiku, cuaca seakan tidak mau orang mengetahui aku sedang bersedih ia pun mendukung ku dengan menurun kan tetes demi tetes air dari langit.

"Naze? Mou gaman dekinai" lirih ku lalu beranjak pulang mengingat hari sudah sore.

(Y/n) POV end

(Y/n) pun berjalan pulang tak menyadari bahwa ia diperhatikan oleh seseorang. Ia berjalan pulang ditengah guyuran hujan yang deras, langit menangis seperti (y/n) sekarang.

Butuh waktu yang lama akhirnya ia sampai di rumah saat hari sudah gelap, masuk tanpa mempedulikan orang tua nya yang menanyakan kenapa lama sekali pulangnya.

Dan mesti di ketahui, ayah nya marah saat (y/n) tak menjawab pertanyaan nya, ia pun menahan tangan (y/n).

Plak...
Ayah menampar pipi nya hingga memerah.

"Hei... Apa kau tuli? Kemana saja kau sudah malam baru pulang... Dasar anak tidak tau diuntung" bentak ayahnya, (y/n) hanya terdiam sekali lagi menahan tangisnya.

Ayah nya semakin emosi dengan nya karena tidak juga mengeluarkan suara untuk menjawab. Ayah nya mengangkat tangan untuk menampar lagi tapi ia terhenti teringat sesuatu.

"KENAPA BERHENTI? BUKANKAH AYAH NAU MENAMPAR KU? KENAPA BERHENTI HA-" teriak (y/n) terpotong saat ayah nya menampar lagi, ia syok.

Ibu (y/n) hanya terdiam lalu pergi kekamar tak mengatakan sepatah kata pun.

(Oneshoot) Anime Char X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang