Part 4

180 30 14
                                    

Langit menatap mamanya yang termenung di kamar Satria. Ia berjalan pelan menghampiri sang Mama.

"Mah..."Ucap Langit pelan.
"Langit...."Ucap Mama Langit.
"Mama lagi apa disini?"Ucap Langit.
"Enggak Mama lagi kangen aja sama Satria. Seharusnya kalau Satria masih hidup hari ini adalah hari dimana Satria ingin melamar Asmara"Ucap Mama Langit.
"Mah jangan sedih ya ada Langit disini"Ucap Langit.
"Oh ya bicara soal Asmara. Mama dengar dari Badai kamu kemarin pergi sama dia ya"Ucap Mama Langit.
"Iya Mah. Langit cuma ingin memenuhi amanah Satria untuk menjaga Asmara"Ucap Langit.
"Langit Mama senang kalau kamu mau menuhin amanah Satria. Tapi kamu juga harus ingat jangan mendekati wanita hanya sekedar amanah. Mama takut nantinya Asmara akan terluka. Mama udah anggap Asmara kayak anak mama sendiri. Jadi Mama mohon kalau niat kamu deketin Asmara hanya untuk memenuhi amanah Satria jangan terlalu dekat seakan memberi kenyamanan ke Asmara. Tapi Jika niat kamu tulus dari hati kamu. Mama bakal senang kalau yang jadi pendamping kamu itu Asmara"Ucap Mama Langit.

Langit terdiam ia tak tahu apa yang ia rasakan saat ini. Apakah rasanya pada Asmara hanya sekedar amanah atau rasa cinta. Bicara soal cinta Langit saja belum pernah jatuh cinta. Ia tak bisa mendefinisikan apa itu Cinta.

"Langit Paham Mah. Mama tenang aja Langit gak akan nyakitin Asmara"Ucap Langit.

Sementara Asmara kini dirinya menangis dikamar. Setelah perdebatan panjang antara ia dan Papanya soalnya pembatalan pertunangannya dengan Fajar yang ditolak mentah-mentah oleh Papanya.

"Satria aku capek Sat. Aku capek kalau gini terus. Aku gak tahu kenapa Papa berubah sekeras ini. Aku gak bisa Sat"Ucap Asmara menangis menatap foto Satria.

 Aku gak bisa Sat"Ucap Asmara menangis menatap foto Satria

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Asmara...."Ucap Papa Asmara yang memasuki kamar Asmara.
"Ini yang buat kamu nolak pertunangan kamu dengan Fajar. Sini fotonya"Ucap Papa Asmara merebut Bingkai foto Satria lalu membawanya ke halaman belakang rumah.
"Pah mau dikemanakan foto Satria Pah"Ucap Asmara mengejar sang Papa.
"Papa bakal bakar semua kenangan kamu dan Satria. Supaya kamu lupa sama Satria. Ingat Satria udah Meninggal Asmara ingat"Ucap Papa  memasukkan foto Satria ke tempat yang nantinya bakal dibakar.

"Amora bawah semua barang barang dari Satria"Ucap Papa Asmara.

Papa Asmara memasukkan barang barang kenangan dari Satria. Dia lalu menyalakan Api.

"Pah jangan Pah Hiks hiks. Pah jangan....."Ucap Asmara.
"Dengan ini gak akan kamu ingat ingat Satria itu lagi. Dan Papa akan segera ajukan pertunangan kamu dan Fajar"Ucap Papa Asmara.
"Papa Jahat Asmara kecewa sama Papa"Ucap Asmara berusaha mematikan api.
"Terserah kamu..."Ucap Papa Asmara lalu pergi.

Asmara berhasil memadamkan api. Namun sayang barang kenangan Satria hangus terbakar. Hanya tinggal foto yang sedikit terbakar dan sebuah kalung.

"Emang enak kena marah Papa. Well kalau loh mau batalin pertunangan loh sama Fajar. Gue bisa bantu. Bantu ngabisin nyawa loh maksudnya eh UPS"Ucap Amora lalu pergi.

AsmaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang